Naya baru saja mengganti pakaian sekolahnya dengan pakaian biasa. Lalu gadis itu berjalan kea rah tempat tidurnya dan membaringkan tubuh mungilnya di atas sana.
Naya memegangi terus ponselnya, dan berharap ia mendapat balasan dari Gavin.
Naya sebenarnya sangat sadar, jika ia bukan siapa-siapa Gavin. Naya tidak berhak untuk mendapatkan kabar dari Gavin.
Tapi, ntah kenapa gadis itu sangat khawatir saat ini.
Ting!
Dengan sigap, Naya langsung membuka ponselnya dan mulai melihat pesan yang baru saja masuk.
Bukan pesan dari Gavin. Tidak, bukan itu yang Naya harapkan. Gadis itu hanya ingin mendapatkan kabar bahwa Gavin baik-baik saja.
Ntah kenapa perasaanya tiba-tiba sangat tidak enak. Gadis itu terlalu gelisah.
Naya menggerakkan jarinya untuk membalas pesan dari Clara yang baru saja masuk.
Clara: Nay tolong fotoin tugas yang tadi siang
Naya: Tunggu
Naya turun dari kasurnya, lalu ia mengambil tas sekolahnya yang berada di atas meja belajar.
Tangan gadis itu mulai mengeluarkan satu persatu buku tugasnya.
Setelah ketemu, Naya langsung memfoto buku tugasnya yang berisi tulisan-tulisan Naya. lalu ia kembali naik ke atas kasurnya.
Naya: send a picture
Tidak perlu waktu lama, ponselnya kembali memunculkan notifikasi.
Clara: oke, thanks, Nay.
Naya hanya membacanya tanpa berniat membalasnya. Lalu ia meletakkan ponselnya di samping tubuh gadis itu.
Ting!
Suara notifikasi ponsel Naya kembali bordering. Naya pun mengambil ponselnya dengan malas.
Lalu gadis itu tiba-tiba saja bangun dari posisi berbaringnya.
Gavin: tadi balik bareng siapa?
Dengan lincah, Naya segera membalas pesan cowok itu di sebrang sana.
Naya: Arviz. Lo tadi kemana aja? Gue sama yang lain tunggu di parkiran juga. Dihubungin malah nggak di angkat.
Gavin: sorry.
Naya menghelan napasnya pelan, ia tak habis piker dengan jalan pikiran cowok itu kadang dingin, dan terkadang bersikap manis.
><
Naya baru saja selesai berlajar untuk materi pelajaran besok. Lalu gadis itu kembali membereskan buku-bukunya. Setelah semuanya selesai, Naya mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Lalu gadis itu berjalan menuju arah balkon kamarnya.
Naya duduk di kursi yang sengaja Papanya taruh di balkon kamarnya Naya, dan gadis itu mulai membuka chat personal dirinya dengan Gavin. Cowok itu belum memberitahunya kabar semenjak siang tadi.
Tapi, Naya sangat sadar, jika dirinya bukan siapa-siapa Gavin. Bahkan Naya tidak terlalu berhak untuk mendapatkan kabar dari Gavin. Tapi ntah kenapa perasaan Naya berbeda. Ia selalu diperlakukan manis oleh Gavin. Diperlakukan beda oleh Gavin.
Naya hanya takut jika ia terlalu berharap yang lebih kepada Gavin. Dan Naya takut jika ia terlalu baper dengan apa yang dilakukan oleh Gavin selama ini.
Padahal, Naya bukan tipikal cewek yang sangat mudah membawa perasaan jika diperlakukan manis oleh laki-laki. Tapi kenapa jika yang melakukan Gavin, Naya akan terbawa perasaan. Mengingat Gavin adalah cowok dingin. Ah, itu semakin membuat Naya berharap lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin & Naya (End)
Teen Fiction[ OPEN FEEDBACK setiap SABTU] Update Setiap Jumat atau Sabtu ❌dont copy my story ! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Tapi, Kupikir kau masih mencintaiku, kita tak bisa melepas kenyataan bahwa aku tak cukup untukmu. Perpisahan akan mengajarimu tentang ba...