" jika memang cinta itu benar adanya, maka kini dua manusia yang berusaha saling menjauh pun tak mampu menempuhnya. Karena cinta mereka di pertemukan kembali walau dalam waktu dan tempat berbeda namun dengan perasaan yang sama."
[ ]
4 TAHUN KEMUDIAN
Inggris
Sang fajar telah menampakkan dirinya secara perlahan. Namun, hal itu tak sedikit pun mengusik tidur seorang gadis. Ya dia adalah Naya.
"Nay, bangun." Ucap seorang ibu sambil berjalan ke arah jendela kamar gadisnya.
"Hmm ... " jawab Naya sambil menarik kembali selimutnya.
"Bangun! Anak gadis nggak boleh bangun siang." Ucap sang mamah sambil berusaha menarik selimut Naya.
"5 menit lagi, Mah."
"Nggak ada 5 menit, 5 menit an lagi. Cepet bangun, katanya sekrang hari pertama kerja."
Naya hanya terdiam.
"Whatt?!?! Sekarang jam berapa, Mah?" sambil berusaha bangun dari tidurnya.
"Jam 06.45"
"Astaga ... aku telat Mah. Mamah sih bukannya bangunin aku." Kata Naya sambil berlari ke arah kamar mandi.
Sang ibu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya akibat kelakuan anak gadisnya itu.
Sekitar 10 menit setelahnya, Naya turun ke arah meja makan dimana sang ibu dan ayahnya telah siap untuk makan bersama.
"Pagi Pah." Ucap Naya sambil menarik kursi meja makan.
"Pagi sayang. Oh iya hari ini mulai masuk kerja kan?"
"Iya Pah. Doainnya."
"Selalu sayang. Oh iya jangan pulang terlalu malam ya?"
"Memangnya kenapa Pah?"
"Kita bakal makan malam dan ada yang mau papah bicarakan."
"Haruskah Pah? Kenapa nggak sekarang aja?."
"Udah ikut aja, nggak usah banyak omong deh Nay." Ucap sang Mamah.
"Ishh ... iya-iya Naya bakalan pulang cepet."
Setelah menyelesaikan sarapannya, Naya berpamitan dan segera berangkat. Tak membutuhkan waktu 10 menit kini Naya telah sampai di sebuah perusahaan desainer terbesar di Eropa. Ya Naya bekerja sebagai seorang desainer, membereskan S1 dan S2 hanya dengan 4 tahun dan lulus dengan gelar cum laude memudahkan Naya untuk mendapatkan bekerja. Naya mengejar sekolahnya dengan cepat bukan karena ia ingin cepat lulus tapi ia lakukan itu agar dapat mengalihkan pikirannya dari seseorang yang sampai saat kini masih berada di hatinya. Dengan langkah percaya dirinya Naya pun masuk ke dalam gedung tinggi itu dan melakukan aktifitasnya sebagai desainer.
Setelah mengejakan pekerjaan Naya segera pulang karena jam telah menunjukan pukul 05.05 sore. Sesampainya di rumah Naya bergegas menuju kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Tiba saatnya makan malam, Naya pun turun untuk makan malam dan mengahadiri sang Papah.
"Halo Mah, Pah."
"Hai Nay." Ucap sang Mamah sambil merapihkan hidangan makan malam.
"Gimana kerjanya, Nay?" tanya sang Papah.
"Ya begitulah Pah."
"Tapi lancarkan?"
"Lancarlah, Pah." Ucap Naya yang hanya di balas anggukan oleh sang Papah
"Oh iya, Papah mau ngomong apa sih sama Naya?"
"Lebih baik kita makan dulu." Naya hanya menganggukan kepala sebagai jawaban.
Hanya suara dentingan yang menjadi pengiring makan malam. Tak lama makan malam pun selesai kini suasana berubah menjadi serius.
"Hmm ... Nay." Panggil sang Papah.
"Iya, Pah?"
"Kan usia kamu sudah memasuki 22 tahun nih Nay. Udah dewasakan ya?"
"Iya, Pah usia Naya 22 tahun. Terus kenapa?"
"Papah akan jodohkan kamu dengan anak sahabat, Papah. Mau kan Nay?"
"Whatt?!?! Big no, pah."
"Usia kamu sudah cukup matang untuk menikah, Nay, usia Papah dan Mamah pun udah nggak muda lagi. Kami ingin punya cucu."
"Ya, ta-tapi kan Naya masih muda Mah. Apalagi Naya baru aja kerja."
"Masalah kerjaan nggak usah di jadiin beban, Nay. Mau yah Nay?" ucap sang Mamah sambil berusaha menahan air mata.
" Oke Naya, demi Mamah dan Papah. Dan mungkin ini saatnya lo move on dari dia." Batin Naya.
"Oke ... oke Naya mau."
"Makasih sayang." Ucap Mamah dan Papah sambil memeluku.
"Kalian akan menaikah 2 minggu lagi."
"Hahh?? Itu terlalu cepat, Pah."
"Lebih cepat lebih baik, Nay."
"Oke-oke terserah Mamah dan Papah saja."
"Apa kamu tidak ingin bertemu dengan calon suami kamu dulu? Atau sekedar ingin tau namanya?"
"Tidak, Pah. Biarkan aku tau fisik, identitasnya saat nanti kami bertemu di acara pernikahan."
"Oke-oke ... tenang saja calon suamimu itu ganteng, muda, mapan."
"Aku tak peduli." Ucap Naya sambil berjalan meninggalkan meja makan.
[ ]
Kini adalah waktu yang dinanti-nantikan oleh setiap pasangan. Ya tepat hari ini Naya akan menikah dengan calon suaminya yang sampai saat ini pun dia tak pernah mengetaui fisiknya bahkan namanya pun ia tak tahu. Persiapan pernikahan pun hanya di urus oleh sang Mamah, karena Naya tengah sibuk-sibuknya bekerja, dan hanya ikut andil jika di suruh memilih oleh sang Mamah.
Suasana kediamannya pun kini sudah ramai, karena rombongan calon suaminya pun telah datang. Biasanya di kamar pengantin wanita akan ditemukan sebuah monitor, Naya meminta kepada sang Mamah untuk tidak menyimpan monitor di kamarnya.
"Oke kita mulai."
"Saya nikahkan ..........." ijab kobul terlontarkan
"Saya terima ......."
Degg.
Suara itu. Suara yang pemiliknya kini masih berada di hatinya. Namun Naya segera menghilangkan pikiran yang menurutnya tidak mungkin sama sekali.
Setelah acara ijab kobul selesai Naya segara diminta untuk turun dengan sang Mamah dan tantenya menggandeng tangannya.
Naya hanya bisa menunduk dan melamun karena hatinya yang tak berdetak tak karuan. Hingga Naya masih menundukan kepalanya bahkan ketika ia telah duduk disebelah seorang pria yang kini telah menjadi suaminya.
"Tatap wajah suamimu." Ucap sang mamah dari belakang.
Naya pun berusaha untuk menetralkan detak jantungnya dan mengangkat wajahnya perlahan.
Deg.
Dia ... dia yang kini menjadi suaminya. Seseorang yang masih ia harapkan. Karena tak kuat menahan, air mata mulai berkeluaran tanpa di minta.
Sang suami pun memasangkan cincin di tangan Naya dan begitu pun Naya dan tak lama sebuah benda kenyal menempel tepat di kening Naya. Setelah itu Sang suami langsung menubruk badan Naya dan memeluknya.
"Maafkan aku, sayang." Ucapnya.
"Kamu jahat .... hikss..hiksss." ucap Naya sambil sesegukkan.
"Maafkan aku. Dan berhentilah menangis sayang, nanti make up luntur."
"Tak masalah asal aku bisa bersamamu, Gavin."
Ya, Gavin. Kini mereka telah menjadi sepasang suami istri, setelah 4 tahun terpisahkan kini mereka bersatu dengan ikatan sakral pernikahan.
SELESAI
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin & Naya (End)
Teen Fiction[ OPEN FEEDBACK setiap SABTU] Update Setiap Jumat atau Sabtu ❌dont copy my story ! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Tapi, Kupikir kau masih mencintaiku, kita tak bisa melepas kenyataan bahwa aku tak cukup untukmu. Perpisahan akan mengajarimu tentang ba...