Pagi ini GaVin berencana untuk menjemput Naya. Ini hari pertama mereka setelah meresmikan hubungannya kemarin di rooftop.
Gavin menaiki motornya yang terparkir di halaman rumahnya. Lalu pria itu dengan segera melajukan motornya untuk berangkat ke rumah Naya terlebih dahulu.
Tak butuh waktu yang lama untuk Gavin sampai ke rumah Naya. Kini, Gavin dan motornya sudah berada di depan gerbang rumah Naya.
Lima menit berlalu, hingga seseorang membuka pintu gerbangnya dan tersenyum hangat kea rah Gavin.
"Masuk dulu, den Gavin." kata bibi seraya membuka gerbangnya untuk Gavin.
Gavin menganggukkan kepalanya, lalu ia masuk ke dalam gerbang bersama dengan motornya.
Gavin langsung duduk di teras rumah Naya.
"Mau minum apa den? Non Naya masih di kamar langi ngambil buku yang ketinggalan." kata Bibi.
Gavin menggelengkan kepalanya, menolak tawaran Bibi.
Tak lama, Naya pun datang.
"Kita berangkat dulu yah, Bi." pamit Naya, lalu berjalan keluar bersama dengan Gavin.
><
Gavin dan Naya baru saja sampai di sekolah. Mereka berdua langsung pergi dari area parkiran dan mulai menyusuri koridor-koridor sekolah.
Mereka berdua berhenti tepat di depan kelas XI-IPA 1. Naya langsung pamit masuk ke dalam kelas, begitupun dengan Gavin yang langsung pergi ke rooftop.
"Ciee yang udah official." goda Risa dan Clara secara bersamaan.
Mereka berdua memang sudah tahu jika Gavin dan Naya telah resmi berpacaran. Kemarin malam Naya menceritakannya di telpon grup via line.
Biasalah, namanya juga cewek. Kalau ada apa-apa pasti ke temennya. Di baperin cerita ke temennya, jadian sama doi cerita ke temennya, bahkan putus pun cerita ke temennya, beda sama cowok yang apa-apa dipendem sendiri.
Naya menaruh tasnya di meja miliknya seraya duduk dikursinya. Gadis itu hanya menanggapinya dengan cengiran kudanya.
"Jadi gimana?" goda Risa seraya menyenggol lengan Naya.
"Gimana apanya?" bingung Naya.
"Rasanya udah jadian sama Gavin?"
"Kayak ada manis-manisnya gitu." balas Naya dengan nada mengikuti salah satu ilkan televise.
"Korban iklan ya jadi gini."
"Kenapa emang? Ngajak berantem?" kata Naya lagi seraya memparktikkan gaya kuda-kuda.
"Najis! jadian sama Gavin malah nggak waras! kasian Gavin sih gue." ucap Clara dengan nada sok sedih.
"Bener, Ra. Seharusnya Gavin nyesel karena suka sama Naya!" tambah Risa ikut-ikutan.
"Sialan!"
><
Gavin membuka pintu rooftop dan sudah mendapati ketiga temannya yang sedang mengobrol seraya memakan cemilan-cemilannya.
"Bolos?" tanya Raim ketika menyadari kehadiran Gavin.
Gavin berpikir sejenak, ia mengingat sebentar, pelajaran apa yang sekarang dijadwalkan untuk kelasnya. Lalu pria itu menggeleng setelah meningat pelajaran Kimia di jam pertama sampai ketiga.
"Bolos aja."
Ketiga teman Gavin mengacungkan jempolnya pertanda menyetujui ucapan Gavin.
"Gimana? Kemarin berhasil?" tanya Arkan yang baru saja selesai membalas pesan dari Risa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin & Naya (End)
Teen Fiction[ OPEN FEEDBACK setiap SABTU] Update Setiap Jumat atau Sabtu ❌dont copy my story ! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Tapi, Kupikir kau masih mencintaiku, kita tak bisa melepas kenyataan bahwa aku tak cukup untukmu. Perpisahan akan mengajarimu tentang ba...