T I G A P U L U H T U J U H

4.5K 121 8
                                    

"kamu dan dia, memiliki skala berbeda dalam hal prioritas."

-------Gavin.

* * *

Hari telah berubah malam saat Gavin baru saja kelar dari rumah Salsa. Sejak sore tadi sepulang sekolah, ia memang menghabiskan waktu hingga malam dirumah sahabat kecilnya itu. Tanpa ingat bahwa ia telah memiliki Naya, Gavin begitu senangnya hingga ia lupa waktu. Ternyata Salsa memang masih mampu membuat Gavin melupakan segalanya.

"Makasih ya waktunya."

Salsa menganguk, kemudian melepaskan tangannya yang sedari tadi menggandeng lengan Gavin," Besok main lagi?"

Gavin mengerutkan alisnya dan berusaha mengingat sesuatu," Kayaknya ga bisa, besok aku mau ajak Naya dinner."

Salsa kembali mengangguk paham kemudian tersenyum manis," Oh iya, besok kamu ga usaj jemput aku ya, aku berangkat sama Aldi."

Alis Gavin terangkat sedikit, tumben sekali pria itu mau menjemput Naya. Biasanya Aldi selalu sibuk dengan segala hal yang berbau fisika hingga ia hanya memiliki waktu terbatas untuk Salsa.

"Iya ... ya udah, aku pulang dulu ya."

Gavin kemudian melangkahkan kaki menuju mobil sport miliknya, setelah itu ia mulai melaju dan meninggalkan pekarangan rumah Salsa. Sebenarnya ia sedikit tak enak hati dengan Naya soal kejadian tadi. Seharusnya Gavin mengajak gadis itu pulang bersama. Namun mau bagaimana? Salsa tidak ada yang menjemput, jadi Gavin harus mengantar Salsa bukan?

Jangan salahkan mobil Gavin yang hanya mampu menampung dua orang. Mobil Gavin memang tipekal mobil sport tinggi.

"Naya lagi ngapain ya?" Gavin bergumam seorang diri, hari ini ia belum berkomunikasi dengan kekasihnya itu. Biasanya dalam satu hari, lebih dari tiga kali ia menghubungi kekasihnya itu.

Naya memang gadis yang menarik, yang mampu membuat Gavin begitu merindukan sosoknya meski belum mereka bertemu. Namun tentu masih berpengaruh Salsa untuknya. Entahlah, Salsa itu sama seperti Naya. Begitu penting dihidupnya, namun jika dihadapkan pada mereka berdua ... Gavin jelas memilih Naya. Gavin hanya ingin setia kawan kepada sahabat kecilnya.

Ting ...

Ponsel Gavin berbunyi, membuat ia menoleh tapi tidak meraihnya. Gavin masih harus fokus pada jalanan agar ia selamat. Baru setelah sampai dirumahnya, Gavin mengambil ponsel dan melihat notifikasi dari Arviz.

Arviz

Besok malem jadi pesen cafe?

Gavin memberi balasan sembari berjalan masuk kedalam rumah, tak berapa lama ponselnya kembali berbunyi karena balasan dari Arviz.

Arviz

Oke, lo tinggal terima beres saja.

"Kalo jalan jangan sambil main ponsel Kaka."

Merasa seseorang menegurnya, Gavin lantas mendongak. Ia tersenyum dan mendapati bundanya tengah duduk di ruang tengah bersama Afnan. Lalu tanpa menunggu waktu lagi, segera ia menyalami wanita mulia dalam hidupnya.

Ya, kedua orang tua Gavin telah kembali ke tanah air. Setelah hampir 10 tahun melakukan perjalanan bisnis di Eropa sana. Kini keduanya telah kembali. Gavin yang awalnya syok bahagia kini telah mendapat kasih sayang yang mungkin sempat menghilang.

"Maaf Gavin baru pulang, Bun."

Ratna mengangguk, lalu mengusap surai hitam putra tunggalnya yang kini sibuk menjaili Afnan yang tengah duduk.

"Habis darimana, Kak?"

"Dari rumah Salsa, Bun."

"Bohong, Bun. Palingan dari rumah pacarnya tuh." elak Afnan dengan nada meledek.

"Jangan percaya omongan dia, Bun, suka ngaco."

"Ya udah ganti baju dulu sana. Terus makan."

"Oke, Bun."

Setelah itu Gavin bangkit menuju kamarnya. Ia membersihkan diri selama beberapa menit lalu menghempaskan tubuhnya setelah selesai.

Mata Gavin terpejam sesaat, lalu kembali terbuka dan lekas meraih ponselnya. Ia mencari kontak Naya dan mulai mengetik sesuatu disana. Hanya butuh waktu satu menit untuk Gavin mendapat balasan dari kekasihnya itu. Gavin tebak, Naya pasti baru saja selesai makan malam dan akan belajar.

Naya

Kamu ga sama Salsa?

Gavin lekas mengetikan balasa, ia sama sekali tidak menyadari arti tersirat dari pesan kekasihnya itu.

Naya

Aku ga terima pembatalan kalo besok

kamu tiba-tiba ga jadi jemput aku.

Kini Gavin tersenyum, lalu mengetikan balasan sebelum akhirnya meletakan ponselnya di atas meja.

"Vin makan dulu."

Mata Gavin kembali ingin terpejam, namun ia urungkan saat panggilan bundanya menggema.," Iya, Bun."

Setelah itu Gavin bangkit dan menuruni tangga, menghampiri bundanya yang telah menyiapkan makanan di atas meja ruang keluarga. Gavin duduk, meraih piringnya dan mulai makan dengan lahap.

"Naya udah lama ga kesini, Kak."

Gavin mendongak, menelan makanannya dan mengambil minum," Sibuk les Bun, kan bentar lagi ada ujian."

Gavin kembali melahap makanannya.

"Padahal Bunda kangen sama dia."

"Besok Salsa aja yang suruh kerumah ya, nemenin Bunda sebentar."

Ratna mengangguk pasrah, padahal ia rindunya dengan Naya. Gadis itu sangat sopan dan membuat nyaman. Selalu nyambung dengan dirinya. Meski kelihatan seperti anak manja, namun Naya merupakan gadis mandiri. Gadis itu bahkan pintar sekali memasak, terkadang ia dan Naya menghabiskan waktu dengan memasak jika Naya main kerumahnya.

"Kalo Salsa ga bisa ga usah di paksa, Kak."

Ia bukannya tidak ingin Salsa yang datang. Namun sahabat kecil dari Gavin itu tidak cukup membuatnya nyaman. Salsa cenderung gadis yang manja, karena memang ia adalah putri tungga keluarga ternama. Mungkin itu sebabnya Salsa jarang nyambung dengan dirinya yang ala kadarnya.

Bahkan jika Salsa main kerumahnya, gadis itu hanya akan berdiam didalam kamar Gavin seperti kamar itu adalah kamar pribadinya. Ratna tidak marah, Salsa adalah sahabat Gavin dan sudah sangat sering kerumah. Hanya saja, tetap menyebalkan rasanya saat seorang tamu berlaku seperti pemilik rumah dan tidak sopan seperti itu.

"Kapan-kapan kalo Naya ada waktu, Gavin ajak kerumah deh ya."

Ratna mengangguk, lalu mengambil piring dan gelas bekas makan Gavin dan membawanya kebelakang. Meninggalkan anak lelakinya yang asik bermain ponselnya.

* * *

Hallo semuanya!!  Terus pantengin Gavin dan Naya ya!!  Wah-wah kali ini Gavin php lagi gak nih sama Naya?  Yuk terus baca cerita Gavin dan Naya.

Jangan lupa vote dan comment ya teman-teman🙏🙏 dan maaf jika typo masih banyak dan jika ada kata-kata yang seharusnya di bold atau di Italic tapi malah ngga ada berarti wattpad ku sedang eror 🙏🙏

Gavin & Naya  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang