"Yeay! Akhirnya kelar juga acara hari ini! Gue pengen cepet-cepet nyampe rumah dan langsung tidur." teriak Rizal membahana di lapangan yang sudah sepi dari penonton.
Yah, acara pensi sudah selesai sejak setengah jam yang lalu. Dan para penonton pun sudah kembali pulang untuk beristirahat.
Semua anggota OSIS mengangguk menyetujui ucapan Rizal. Fisik dan pikiran mereka sudah terlalu lelah untuk hari ini.
Setelah acara evaluasi setengah jam, Naya berteriak dengan lantang, " Semuanya kumpul dulu sini!"
Para anggota OSIS pun mengangguk dan mulai mengampiri Naya. seperti biasanya, mereka akan membentuk sebuah lingkaran besar.
"Makasih buat seluruh kerjasama kalian, tanpa kerjasama kalian gue yakin kalau acara kita nggak bakalan sesukses dan selancar ini."
mereka mengangguk dan tersenyum bangga melihat kesuksesanacara pensi hari ini. Itu artinya kerja keras mereka selama ini tidak sia-sia.
"Sebelum kita semua kembali ke rumah masing-masing, bedoa menurut keyakinan dan agama masing-masing dipersilahkan."
sejenak mereka semua menundukkan kepalanya dan berdoa dalam hati mereka. Ruangan pun menjadi sangat hening.
"Baiklah! Berdoa selesai!" ucap Naya menyudahi acara berdoa.
"WE ARE .... " teriak Naya lantang.
"Mahardika's OSIS." jawab mereka semua kompak.
Mereka semua pun membubarkan diri dari lingkungan besar tadi, dan mulai mengampiri tas mereka karena akan pulang ke rumahnya masing-masing.
'Kalian semua hati-hati." ujar Naya dan dua anggota OSIS lainnya, Rizal dan Rizky.
"Belum balik lo, Ky? Zal?" tanya Naya yang baru saja menyampirkan tas ransel pinknya ke pundak.
"Ini juga mau balik." balas Rizal dan diangguki Rizky.
Naya dan Risa menganggukkan kepalany, lalu kedua gadis itu mulai pergi meninggalkan ruangan OSIS.
"Lo berdua balik pake apa?" tanya Rizal yang sudah berada disebelah Naya dan Risa.
"Gue sama Arkan, kayaknya dia udah nunggu di parkiran." jawab Risa. Sementara Naya hanya diam belum menjawab, ia juga bingung harus menjawab apa.
"Lo, Nay?" Tanya Rizal, ia takutnya jika gadis itu akan pulang sendiri, mengingat saat tadi pagi di parkiran ia tak melihat mobil Naya. Kan bahaya jika Naya pulang sendiri , terlebih sekarang ia sudah malam hari.
"Nggak tau juga deh. Papa gue nggak bisa jemput, sopir gue juga nggak bisa soalnya lagi nganterb papah." jawab Naya jujur.
"Yaudah, lo balik bareng kita aja, gimana?" Rizal menawari Naya dengan satu alis terangkat.
"Bukannya tadi pagi lo berangkat bareng Gavin? Berarti baik juga bareng Gavin lah, Nay." bisik Risa.
Naya mengangkat bahunya acuh tak acuh, lahi pula sekarang ia tidak tahu dimana keberadaan cowok itu. Mungkin saja sudah pulang karena lupa dengan janjinya.
"Yaudah, gue balik bareng lo." Naya menjawab tawaran Rizal tadi.
Rizal dan Rizky menganggukkan kepalanya.
Naya ikut saja, karena ia tahu jika Rizky dan Rizal tidak akan berniat macam-macam. Mereka berdua memang sangat baik, dan telebih mereka juga berada dalam satu organisasi yang sama dengan Naya. Jadi Naya percaya bahwa Rizal dan Rizky tidak akan berbuat macam-macam.
"Yaudah ayo, nanti keburu malem." kata Rizal, lalu ketiganya mengangguk dan berjalan menuju parkiran.
sesampainnya di parkiran, Risa langsung berjalan menuju arah Arkan yang sudah duduk di kap mobilnya, di sana bukan hanya ada Arkan, tetapi ketiga sahabatnya pun ada dii sana, termasuk Gavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin & Naya (End)
Teen Fiction[ OPEN FEEDBACK setiap SABTU] Update Setiap Jumat atau Sabtu ❌dont copy my story ! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Tapi, Kupikir kau masih mencintaiku, kita tak bisa melepas kenyataan bahwa aku tak cukup untukmu. Perpisahan akan mengajarimu tentang ba...