"NAYA!!"
Teriakan seseorang diambang pintu, membuat semuanya menoleh, termasuk juga Gavin.
Saat Naya menoleh dan mengetahui siapa yang meneriaki namanya, gadis itu meneguk salivanya susah payah. Dan semakin dibuat gelisahj oleh tatapan wajah wanita paruh baya itu.
Mati lo,Nay,mati. Pekik Naya,dalam hatinya.
"Ya tuhan bikin Naya pingsan sekarang."
"Bantu hambamu ini!"
Naya membatin semakin tidak jelas, sekarang ia takut sekali mendapatkan hukuman.
Wanita patuh baya itu, Bu Isye. Guru matematika peminatan yang killer,sangat killer. Wanita yang sepertinya berumuran 50 tahunan itu menatap Naya tajam, dan bergantian menatap Gavin dan teman-temannya.
"Eh Bu Isye, ada apa,Bu?" tanya Arviz sambil cengengesan.
"Kalian bukannya ikut upacara, malah santai-santai disini!"amarah Bu Isye memuncak.
"Dikira kita lagi dipantai apa santai-santai."guman Raim, masih bisa didengar semuanya.
"Raim!!" teriak Bu isye,emosi,sangat.
"Saya,Bu." balas Raim polos.
Bu Isye hanya menghelan nafasnya kasar, lalu menatap tajam Naya yang sedang tertunduk.
"Kamu juga Naya, malah ikut-ikutan bolos upacara!"
Naya memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Bu Isye dengan sedikit takut.
"Ng-nggak gitu,Bu." balas Naya berusaha membela diri.
"Nggak gitu gimana?! Buktinya tadi kamu malah ikut-ikutan ngobrol sama Gavin dan yang lainnya."
"Saya malah disuruh nyariin mereka,Bu." Naya masih membela diri.
"Banyak alasan kamu! Sekarang kalian semua ikut saya ke lapangan!" Bu Isye peri terlebih dahulu ke arah lapangan.
Naya menghela nafasnya pelan, lalu mengangguk. Naya menatap tajam Gavin dan teman-temannya.
"Lo pada juga ke lapangan!"
"Lo aja!" balas Gavin.
"Lo mau ditambahin hukumannya sama Bu Isye hah?!"
"Udah mending ke lapangan,nanti yang ada tuh ma lampir balik lagi dan tambah marah. Gue lagi males ngerjain hukuman banyak." ucap Arviz.
Semuanya menganggukkan kepalanya memberanikan perkataan Arviz, kecuali Gavin. Tapi tetap saja pada akhirnya juga Gavin mengikuti ke empat manusia itu menuju lapangan.
Sesampainya di lapangan, Bu Isye menatap tajam Naya dan bergantian dengan yang lain.
Lapangan sudah sepi sekarang, tinggal beberapa orang saja yang sedang menjalani hukuman karena telat ataupun karena bolos upacara seperti Naya,Gavin dan ketiga orang lainnya.
"Saya akan memberikan hukuman untuk kalian."
"Iya,Bu udah tau, tinggal Ibu kasih tau aja hukumannya apaan." balas Arkan,dan Bu Isye menatap Arkan jengah.
"Kalian semua hormat bendera sampai pergantian jam pelajaran kedua." perintah Bu Isye, dan Naya mengangguk. Tidak dengan yang lain.
"Kalian paham tidak ?"
"Iya,Bu." serempak semuanya mengangguk kecuali Gavin.
Bu Isye menghelan napasnya pelan, lalu dengan segera menyuruh kelima muridnya itu melaksanakn hukumannya. Sementara wanita itu pergi meninggalkan muridnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin & Naya (End)
Teen Fiction[ OPEN FEEDBACK setiap SABTU] Update Setiap Jumat atau Sabtu ❌dont copy my story ! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Tapi, Kupikir kau masih mencintaiku, kita tak bisa melepas kenyataan bahwa aku tak cukup untukmu. Perpisahan akan mengajarimu tentang ba...