"Emm, mungkin ada yang mau lo sampaikan ke gue ten---"
"Oh iya, ada." potong Gavin cepat.
Naya tersenyum senang dalam hatinya. Semoga Gavin akan jujur.
"Apa?"
"Nanti malam gue nggak bisa nemenin lo, gue ada urusan." kata Gavin.
Naya terdiam sejenak.
Tapi Naya berpikir, apakah ini ada hubungannya dengan Gavin yang akan menjemput seseorang dengan id name 'lovely' tadi?
"Urusan apa?" tanya Naya, ia hanya ingin penjelasan yang lebih.
"Uru—"
"Permisi, ini makanannya. Selamat menikmati." potong pelayan yang tiba-tiba datang seraya menaruh pesanan Naya dan Gavin di meja.
Naya kembali terdiam, ia tidak menyahuti pelayan itu. Hanya Gavin yang menyahutinya dengan mengucapkan terimakasih dan membuat pelayan itu pergi.
"Nay? Gak makan?" tanya Gavin membuat lamunan Naya buyar.
"Eh, i—ya ini mau makan"
"Lo kenapa, hmm?"
Naya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum kikuk.
"Nggak apa-apa kok." balas Naya lalu ia melanjutkan makanannya.
"Serius?" tanya Gavin memastikan.
Naya menganggukkan kepalanya untuk menyakinkan Gavin dan membuat cowok itu ikut menganggukkan kepalanya.
"Habis itu mau kemana?"
Naya mengangkat kepalanya dan menggidikkan bahunya.
"Mau jalan?" tanya Gavin.
"Katanya lo mau ada urusan."
"Iya sih, terus lo mau kemana? Biar bisa gue antar dulu."
"Anterin ke rumah Clara aja ya, gue bosen di apartment."
Gavin menganggukkan kepalanya. Lalu keduanya mulai kembali menghabiskan makanannya.
* * *
Sudah lima belas menit yang lalu mereka pergi dari restaurant tempat mereka makan tadi.
Dan kini, keduanya sedang menuju ke rumah Clara. Gavin mengantarkan Naya ke rumah sahabatnya itu.
"Nanti malem lo sendirian dong?" tanya Gavin memecahkan keheningan yang sedari tadi melanda mereka berdua.
"Ntahlah, tapi Papa bilang, mereka hari ini sudah mau pulang. Dan mungkin nanti malam sudah sampai."
"Kalau belum sampai, lo ajak Clara aja ya. Biar gak sendiri." suruh Gavin.
Naya mengangukkan kepalanya," Iya, Vin."
"Maaf gue gak bisa nemenin lo."
"Iya nggak apa-apa. Kemarin juga lo udah nemenin kok."
Gavin tersenyum senang, lalu ia mengusap rambut hitam milik Naya.
"Sampai." ucap Gavin lalu ia menghentikan mobilnya di depan rumah Clara.
"Makasih, Vin." ucap Naya sebelum keluar dari mobil, namun langkahnya terhenti ketika Gavin mencekal lengan Naya.
"Kenapa, Vin?"
"Lo beneran nggak apa-apa?"
Naya mengernyitkan dahinya," Maksud lo?"
"Ya lo dari tadi kaya gak mood. Ada masalah?" kata Gavin. Tangannya masih mencekal lengan Naya.
"Oh, nggak kok. Ntahlah mood gue tiba-tiba buruk aja. Padahal nggak ada apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin & Naya (End)
Teen Fiction[ OPEN FEEDBACK setiap SABTU] Update Setiap Jumat atau Sabtu ❌dont copy my story ! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Tapi, Kupikir kau masih mencintaiku, kita tak bisa melepas kenyataan bahwa aku tak cukup untukmu. Perpisahan akan mengajarimu tentang ba...