T I G A P U L U H L I M A

3.9K 123 17
                                    




Baik Naya maupun Clara sama-sama langsung terdiam dengan apa yang mereka lihat kini. Tak ada yang bergerak diantara keduanya. Naya dan Clara sama-sama terkejut dengan apa yang kini mereka lihat dihadapannya secara jelas.

"Ga ... Gavin ...."

Ya, kini pria yang selama satu minggu ini menghilang bak ditelan bumi, sekaligus pria yang berhasil membuat Naya uring-uringan bahkan berujung seperti mayat mati kini telah kembali. Namun datangnya Gavin bukan membuat senyum terbit dibibir Naya, hanya mengundang derai air mata.

Gavin yang kini kembali datang ke sekolah membuat geger siswa-siswi seantero Mahardika, ditambah kini ia datang bukan seorang diri melainkan bersama gadis cantik di pinggirnya. Naya yang melihat pemandangan itu syok dan tanpa terasa butiran air lolos begitu saja dari mata indahnya.

Pandanga mereka bertemu. Namun gavin dengan secepatnya mengalihkan pandangan ke arah lain. Air mata di pipi Naya kini mengalir deras. Orang yang selama seminggu ini ia cari kemana-mana sampai merelakan waktu makan dan istirahatnya dengan mudahnya berperilaku seperti itu? Hanya di pandang sebelah mata.

"Sakit, Vin, sakit. Siapa cewek disamping kamu?" batin Naya.

Gavin menggandeng lengan gadis itu. Lalu tanpa bersalahnya melewati Naya tanpa rasa bersalah.

"Nay." panggil Clara.

Namun yang dipanggil tak menyaut.

"Naya." Panggil Clara sekali lagi. Namun masih belum ada respon dari Naya.

"Naya!" bentak Clara.

"Eh ... em.. ya?" jawab Naya sambil menghapus air matanya.

"Lo nangis?" tanya Clara sambil memeluk Naya.

"Ng ... nggak apa-apa."

"Nggak usah bohong, Nay. Geu tahu apa yang lo rasain. Kalau mau nangis, nangis aja jangan di tahan."

"Sakit, Ra, sakit." Ucap Naya sambil memukul dadanya.

"Sabar, Nay, mungkin dia sepupu atau saudaranya."

"Nggak akan ada sepupu kaya gitu, Ra. Sakit." lirih Naya suaranya semakin melemah.

Namun tak lama dari situ kesadaran Naya hilang. Clara yang menyadari Naya pingsan langsung berteriak meminta tolong.

><

Ramai. Ya itu adalah ciri khas kanti SMA Mahardika yang kini dipenuhi oleh siswa-siswi yang berlalu-lalang. Namun, berbeda dengan seorang gadis yang sampai saat ini masih terbaring lemah dan belum sadarkan diri dari tadi. Kedua sahabatnya pun dengan setia menunggu ia siuman.

"Risa, kok Naya belum sadar-sadar sih?" tanya Clara cemas.

"Mana gue tau. Tadi kan dokternya udah bilang Naya tuh stress dan kecapean jadi drop."

"Ya tapi, Naya kalo drop biasanya nggak selama ini."

"Yaudah sih tungguin aja."

Risa dan Clara pun sibuk dengan kegiatan ponselnya.

Kriukk ... kriukk..

"Perut lo, Ris?" tanya Clara.

"Perut lo kali."

"Perut kita berdua kayaknya. Lo lapar ga?"

"Ya iyalah."

"ya udah ke kantin yok bentar."

"Trus Naya gimana?"

"Bentar, Risa. Nanti kita bawa makananya kesini."

Clara dan Risa pun pergi berjalan menuju Kantin.

Gavin & Naya  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang