T I G A P U L U H

3.7K 115 6
                                    

11.05

Naya baru saja memoles bedak tipis ke wajahnya. Gadis itu kini bersiap untuk pergi bersama Gavin. Sesuai janji Gavin kemarin, ia akan menuruti Naya untuk pergi ke rumah pohon.

Kini gadis itu tengah sendirian di rumahnya. Papanya sudah berangkat tadi pagi. Dan Naya hanya ikut mengantar sampai ke bandara saja.

Ting

Ting

Naya mengalihkan pandangannya dri arah cermin. Lalu gadis itu berpikir sejenak.

"Pasti Gavin udah datang." kata Naya pelan, lalu ia mengambil tas slinbag abu-abu kesayangannya dan segera pergi keluar dari kamarnya.

Ting

"Sebentar." teriak Naya dari tangga. Ntahlah orang diluar sana dapat mendengarnya atau tidak.

Naya semakin mempercepat jalannya. Lalu ia membuka pintu rumahnya.

"Hai." sapa orang itu seraya tersenyum, sedangkan Naya hanya terdiam dengan tatapan datarnya.

Orang itu bukan Gavin, bukan seperti yang Naya harapkan. Melainkan cowok yang sudah membuat dirinya sangat kecewa beberapa tahun lalu.

Rama.

"Tau aja kalau gue mau ajak lo jalan." kata Rama dengan senyuman lebar sangat jelas tercetak dibibirnya membuat Naya berdecak pelan, lalu ia memalingkan pandangannya ke arah lain. Dan kembali menatap Rama dengan tatapan tidak suka.

"Lo mau ngapain sih?"

"Ngajak lo jalan. Salah?"

"Banget!"

"Ayolah, Nay, gue akan perbaiki semuanya gue pengen lo jadi milik gue lagi dan kita jalani hubungan itu dengan serius tanpa ada permainan didalamnya lagi."

Naya menghela napasnya kasar. Saat ini ia masih berusaha menahan amarahnya. Naya hanya tak habis piker dengan Rama. Laki-laki ini yang dulu mempermainkan hati Naya. Lalu dengan tanpa dosanya Rama kembali kepada Naya dan memaksa untuk Naya agar menjadi miliknya kembali.

Benar-benar pria tidak tahu diri sekaligus tidak tahu malu.

"Lo cepet pergi dari sini!" usir Naya.

Rama menggelengkan kepalanya membuat Naya berdecak pelan. Naya hanya takut jika Gavin melihat Rama ada dirumahnya dan membuat keributan di depan rumah Naya.

"Kesabaran gue udah mau habis. Mending lo cepetan pergi." ucap Naya setengah berteriak.

"Gue nggak akan pergi sebelum lo balikan sama gue!"

Cukup! Naya sudah benar-benar hilang kesabarannya. Gadis itu menghela napasnya pelan.

"PERGI!" teriak Naya. Wajah gadis itu sudah memerah.

Dengan tanpa dosanya, Rama kembali menggelengkan kepalanya.

"PER ...."

Cup.

BUGH.

Tepat setelah Rama mencium pipi kiri Naya, sebuah pukulan mendarat kea rah Rama. Membuat pria itu tersungkur ke lantai.

Naya menoleh kea rah pelaku, lalu matanya membulat kaget. Gadis itu menahan napasnya sejenak ketika melihat wajah si pelaku terlihat menahan amarahnya

"Ga ... Gavin."

Yah, yang tiba-tiba memukul Rama adalah Gavin.

Rama bangkit dari posisinya seraya memegang pipinya yang terkena pukulan Gavin.

Gavin & Naya  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang