Suara deruman motor yang teramat memekakkan memasuki gerbang SMA Brawijaya. Diiringi asap ngebul yang disebabkan oleh motor 4 laki-laki yang terkenal urakan disana.
Semua mata memandang mereka, ada tatapan memuja yang tak mampu dijelaskan disana. Ada tatapan suka yang tak bisa tertutupi dimata mereka.
Seorang gadis berdecak sebal saat melihat ketiga sahabatnya sampai temangu-mangu melihat pemandangan itu. Baginya, ini bukanlah hal yang patut jadi pusat perhatian. Toh kebut-kebutan sampai masuk gerbang sekolah, apa bagusnya?
“Mau sampai kapan mata kalian melototin geng gak jelas itu? Sampe gue colok pake garpu?” ujar seorang gadis.
“Yaelah Nay.. Lo gak tau apa ini tuh panorama yang gak boleh di-sia sia’in, liat noh kegantengan Baby Andra gue!” celetuk Fallen.
“Tau ih, mereka tuh gak ada yang jelek sama sekali. Jadi susah buat gak dijadiin pusat perhatian mata,” timpal Luna.
Gadis bernama Naysa Valleyra itu hanya memutar kedua bola matanya malas. “Percuma ganteng kalo urakan. Lagi juga, level banget sih kalian suka sama anak jalanan yang kebut-kebutan gitu,” ujar Nay.
Risa menoleh. “Gue tau lo primadona disini.. Tapi coba, lo liat tuh si Revind..” tangan Risa menunjuk salah satu diantara mereka. “Gak ada yang bisa nolak pesona dia,” ujarnya.
Nay menoleh dan hanya manggut-manggut tak minat. “Gue bisa ah nolak pesona dia,” sahutnya.
Nay meneliti wajah lelaki pujaan kaum hawa SMA Brawijaya. Tampan sih, tapi menurutnya yaudah. Biasa aja.
Entah merasa ada yang memperhatikan atau gimana, Revind menoleh ke arahnya. Tatapan mereka sempat bertemu sebelum akhirnya Nay memutusnya dan pergi dengan kedua bola mata malas.
Berbeda dengan Risa dan Luna yang sudah menahan jeritan mereka karna ekspresi Nay yang kelewat santai di tatap sama cowo terganteng di SMA Favorite ini.
“Liat tuh Baby Andra gueee..” Fallen jejeritan sendiri. “Omaywaw handsome boyyyy!!!”
Revind hanya tertawa kecil melihat geng ladies Primadona yang sama terkenalnya dengan mereka.
“Var,” panggil Revind pada Varo.
“Napa bos?” sahut Varo sambil menoleh.
“Ketua geng primadona namanya siapa?”
Varo mengernyit, berfikir sebentar sebelum akhirnya ia menjentikkan jarinya. “OHH SI NAY?! KENAPA LO NANYAIN DIA? NAKSIR LO-MPHHHH..”
“Berisik anj*ng,” umpat Revind sambil membekap mulut Varo.
Sandy hanya tertawa melihat ekspresi Varo yang kelewat menggelikan. “Bunuh aja Pak bos, idup juga gak ada guna,”celetuknya.
Varo terbatuk-batuk, “He-eh.. Se-sembarangan lo ye kalo ngomong!”
“Berisik, cepet jawab pertanyaan gue tadi!” gertak Revind galak.
“Ketua geng primadona itu si Nay," kata Andra. “Kalut lo suka sama dia mah, gak tipe sama badboy-badboy kaya kita,” lanjutnya.
“Hooh, tipe dia yang good boy gitu kaya si Arzi,” timpal Sandy.
Arzi adalah anak kelas 12 IPA 5, ketua osis SMA Brawijaya yang menyandang sebutan Good boy karna hampir tidak pernah melanggar peraturan.
Revind mengangguk-anggukan kepalanya. “Gue juga gak suka sama tuh cewek, judes,” ujar Revind lalu pergi dari sana.
“LAH SI BOSS?!! KOK GUE DITINGGALIN?!!”
A/N:
Nay hadir dengan versi yang berbeda... Huuuu..
KAMU SEDANG MEMBACA
NAY (SEGERA TERBIT)
Teen FictionIstilah benci jadi cinta memang benar adanya. Itu dirasakan sendiri oleh gadis cantik bernama Nay yang famous dan dikenal sebagai primadonanya SMA Brawijaya. Gadis yang membentengi dirinya dari jangkauan laki-laki. Tidak pernah mengizinkan satu hati...