16. Perjalanan.

62.2K 2.7K 70
                                    

Disaat hari-hari penuh kekelaman, kamu datang memberi warna kehidupan.

Sudah aku usir pergi agar tidak menjadi beban, tapi malah aku yang terjebak menginginkan.

NAY|Story by: sulisftmtuzhh_

---

“Makanan?”

“Udah!”

“Jaket?”

“Udah dong!”

“Kancut?”

“Ud-buset si Risa kalo ngomong bar-bar banget dah ah,” Luna tertawa terbahak-bahak.

Kini kelima gadis itu sedang memeriksa kembali barang-barang yang semalam sudah mereka persiapkan, tidak ingin ada satu barang penting pun yang ketinggalan.

“Selimut udah dibawa kan?” tanya Kia.

“Udah,” jawab Nay, ia tau sekali Kia itu tipikal orang yang tidak bisa tidur tanpa selimut. Jika Nay sebaliknya, jika memakai selimut, malah gak bisa tidur. Kecuali emang lagi kedinginan.

Setelah merasa semua persiapan mereka terselesaikan. Mereka berkumpul dan memasukkan tas mereka ke dalam mobil Nay.

Berpamitan kepada Syahilla sebelum akhirnya mereka semua masuk menuju mobil. Mobil dikemudi oleh Arya, Papa Nay. Dikarenakan ia khawatir sekaligus ingin lebih memerhatikan putrinya dengan selamat sampai ditempat tujuan.

***

Nay tiba disekolah tepat waktu, saat turun dari mobil, ia langsung berkumpul bersama para pengurus dan anak osis. Mengabsen para murid yang sudah datang dan yang belum. Sedangkan Arya menemui guru disana, bermaksud menitipkan Nay agar tidak kenapa-napa.

“Kak Nay, ini udah semua deh kayaknya,” ujar Melati menyampaikan pada Nay, gadis itu sambil memperhatikan kembali buku catatan absen siswa di tangannya.

“Yaudah, kalo misalnya udah semua. Langsung suru masuk ke mobil,” ujar Nay. “Oh iya, pastiin di setiap bis ada minimal 2 anak PMR,” sambungnya.

“Siap kak!” Melati langsung berjalan menuju teman-temannya dan menyampaikan apa yang Nay perintah.

Nay berjalan mendekat ke arah Arya dan Bu Ambar yang sedang mengobrol. “Papi.. Aku udah mau berangkat nih,” ujar Nay.

“Oh? Yaudah .. Bu makasih ya infonya tadi,” Arya menganggukan kepalanya bermaksud menyapa Bu Ambar.

“Sama-sama Pak, yasudah saya kesana dulu ya Pak.” sebelum pergi Bu Ambar menyempatkan diri melempar senyum pada Nay, dibalas senyum yang tak kalah manis juga oleh Nay.

“Pi.. Nay berangkat ya, doain semoga selamat sampai tujuan dan disana baik-baik aja,” ujar Nay.

Arya mengusap rambut Nay. “Pasti Papi doain kok sayang.. Kamu disana baik-baik, jangan jauh dari rombongan, kalo ada apa-apa bilang guru. Oke?”

“Siap Pih!” Nay memasang posisi hormat kepada Arya, membuat lelaki itu tertawa karna tingkah konyol putrinya.

***

Nay terpisah bis dengan teman-temannya, ia harus menjaga bis XII Ips 5. Dikarenakan ia tau bis itu diisi oleh anak-anak seperti apa, makanya ia sengaja ingin menjaga disitu.

NAY (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang