Kadang kita dipaksa mengerti oleh situasi. Hati ingin bersedih, tapi malah sebuah senyum tipis yang menjadi cover.
Rasa yang teriris, kalbu yang menangis. Namun senyum yang tertulis.
NAY|Story by: sulisftmtuzhh_
---
Nay dan Revind jalan beriringan sehabis singgah dari kantin. Kini keduanya sedang menuju kelas Nay, dan untuk pertama kalinya Nay diantar oleh seseorang menuju kelasnya.
Terlebih, itu orang special.
“Nanti malem kayaknya aku gak on semua social media ya,” ujar Revind.
“Lho, kenapa?” tanya Nay.
“Aku mau kumpul sama anak-anak di basecamp. Peraturan disana kalo lagi kumpul harus lepas handphone,” ujar Revind. “Masalahnya peraturan itu aku yang buat, jadi aku gak mau jadi ketua yang melanggar aturan sendiri,” sambung Revind.
Nay mengangguk ringan. “Aku kira kenapa,” sahutnya.
“Eh tapi kok kamu yang sekarang di depan aku, beda ya sama cover yang orang-orang tau,” ujar Nay, ia berhenti sejenak, bertolak pinggang dan menatap intens pada Revind. “Kamu yang dingin, galak, irit ngomong. Bahkan sampai pernah ada yang bilang kalo kamu suka melakukan kekerasan, itu aku gak liat sama sekali,” ujar Nay.
“Kamu nyimpulin sebuah buku bagus, dari cover atau isinya?” tanya Revind.
“Iya sih..”
“Mereka gak kenal aku, kalo aku suka main kekerasan, dikit-dikit pukul. Kenapa Andra sama Varo masih mau berteman? Kenapa aku harus sabar nunggu kamu?” ucap Revind.
“Nunggu aku?”
“Aku tau, awal kita pacaran. Kamu gak ada rasa apa-apa, kalo aku tempramental dan dikit-dikit pukul. Kenapa aku gak lakuin itu sama kamu?” tanya Revind.
Nay hanya menyimak perkataan itu, kadang ia membenarkan dalam hati akan ucapan Revind. Ternyata, selama ini seluruh alibinya tentang Revind salah besar. Ia kira Revind adalah cowok yang sama seperti dia di masa-lalu.
“Oh iya.” Revind mengeluarkan sebuah benda dari kantong bajunya. “Waktu kamu pingsan di tempat camping, aku nemuin barang bukti ini. Aku gak tau ini kalung punya siapa, tapi mungkin kamu bisa cari tau.” ia mengulurkan tangannya dan memberikan kalung berbandul cincin itu pada Nay.
Nay mengambil kalung itu dari tangan Revind, memperhatikan seluruh bagian kalung tersebut lalu memicingkan matanya. Sepertinya, ia pernah melihat kalung ini. Tapi dimana?
“Kamu nemuin ini aja?” tanya Nay.
Revind mengangguk. “Kamu pernah liat kalung itu?”
“Gak tau, tapi aku kayak gak asing sama kalung ini,” sahut Nay.
***
Saat sedang asik berseteru dengan rumus-rumus Fisika dan mengerjakannya. Ada panggilan yang membuat Nay harus segera menuju ruang BK dan kesiswaan.
Katanya, terjadi keributan yang cukup hebat disana. Pertengkaran antara dua murid yang entah meributkan apa.
Nay menerobos dalam kerumunan ramai di depan ruang BK, ia melihat sudah ada Anita, anak kelas 12 Ips. Dengan Delia, anak kelas 11 Ips.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAY (SEGERA TERBIT)
Fiksi RemajaIstilah benci jadi cinta memang benar adanya. Itu dirasakan sendiri oleh gadis cantik bernama Nay yang famous dan dikenal sebagai primadonanya SMA Brawijaya. Gadis yang membentengi dirinya dari jangkauan laki-laki. Tidak pernah mengizinkan satu hati...