19. Keributan.

53.6K 2.6K 48
                                    

Bagiku, kodrat wanita itu tinggi dan terhormat. Jadi wanita tidak pantas dihina, apalagi diperlakukan seolah bukan seperti manusia.

Ibu kartini mati-matian memperjuangkan dan membuktikan derajat wanita. Jangan sampai generasi kita menghancurkannya.

NAY|Story by: sulisftmtuzhh_

---

Game baru selesai sampai jam 4 pagi, mau tidak mau Nay harus membuka matanya sampai subuh karna ia tidak ingin ketinggalan waktu solat. Jika ia sudah tidur, sudah dapat dipastikan subuh tidak akan bangun.

Adzan subuh berkumandang, tepat setelah itu Nay langsung bergegas wudhu di sungai yang memang tidak jauh dari sana. Setelah itu ia sholat ditenda besar khusus panitia.

Bukan tenda camping, tetapi tenda yang memang disediakan oleh tempat disana.

Setelah selesai sholat, Nay memilih duduk dikursi lipat dan menikmati angin pagi yang menghembus halus. Ia memejamkan matanya menikmati keasrian alam ini. Namun, saat sedang hening dan asik-asiknya melamun. Ia mendengar sebuah suara keributan, dengan cepat, ia pun pergi menuju sumber suara itu.

“Lo itu udah gak bersih, jadi jangan sok suci,” ujar seorang lelaki kepada wanita di depannya.

“Iya gue tau, tapi harusnya lo gak ngomong gitu! Lo diajarin agama gak sama orang tua lo? Tau kan apa hukum menyebar aib orang,” balas sang gadis.

“Harusnya gue yang ngomong gitu, orang tua lo ngajarin lo agama gak? Bisa-bisanya anak ceweknya udah gak perawan pas belum nikah,” sahut sang lelaki.

“Gue juga gak pengen kayak gini! Ini bukan salah gue, gue dipaksa, gue gak bisa ngelawan! Bisa gak sih lo jangan ngungkit ini!” gertak sang gadis.

“Lo itu rendahan Fia, gak ada harganya. Jangan sok deh–”

PLAK!

Secara spontan, Nay menampar mulut lelaki itu kuat-kuat. Membuat sang lelaki merasa murka dan marah.

“Lo siapa anj*ng!”

Nay menarik gadis yang tadi di maki-maki lelaki itu ke belakangnya.

“Lo yang siapa? Bisa-bisanya lo gak menghormati perempuan, lahir dari rahim laki-laki lo?!” balas Nay membentak.

“Tuh cewek najis, udah gak suci, pantes dimaki-maki. Mikirin amat gue,” balas orang itu.

“Punya otak gak sih lo? Emang lo kira manusia harus selamanya suci, bersih, tidak berdosa? Semua orang pasti punya kesalahan, mulut lo aja yang minta gue rajut!” kata Nay.

“Kok jadi lo yang sewot? Gue punya masalah ama tuh cewek haram, bukan sama lo,” balas sang lelaki.

Meski kata-kata itu bukan tertuju untuknya, Nay merasa benar-benar marah. Gadis itu mendekat dan segera memukul lelaki itu dengan seluruh tenaganya.

“Eh-apansih lo? Gila lo ya!”

Nay mencakar, mencubit, menampar, apapun itu ia lakukan karna saking kesalnya ia dengan orang itu.

NAY (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang