25. Sisi Yang Baru Terlihat.

50.9K 2.7K 22
                                    

Aku dibiarkan mengenalmu lebih dalam, jangan salahkan aku jika bertambahnya rasa sayang.

NAY|Story by: sulisftmtuzhh_

---

Nay menghirup udara segar itu dalam-dalam. Di jok motor seseorang, ia tersenyum senang sekaligus merasa sangat bahagia. Kedua tangannya mencengkram hoodie berwarna hitam milik Revind. Tidak berani melingkarkan kedua tangannya di pinggang itu, karna merasa masih kaku.

“Kamu tau gak kenapa matahari sama bulan munculnya gak barengan?” tanya Revind.

Dari belakang, Nay menggelengkan kepalanya. “Enggak, emang nya kenapa tuh?” sahutnya.

“Karna kalo mereka muncul barengan di satu waktu, misalnya pagi. Itu artinya mereka gak saling melengkapi. Malam tanpa bulan, nggak ada arti. Pagi tanpa matahari lebih gak ada arti,” ujar Revind. “Beda sama aku, kalo kamu gak ada, bakal aku cariin sampai ujung dunia. Kalo aku yang gak ada, paling kamu cari penggantinya,” sambung Revind.

“Aku sulit mencintai orang lain, tapi terkecuali untuk kamu,” ujar Nay.

“Apa?” karna terhalang angin yang kencang, Revind kurang mendengar jelas.

“Enggak, bukan apa-apa kok,” sahut Nay seraya tersenyum.

Untung gak denger, batin Nay.

Padahal sebenarnya, Revind mendengar meski tidak terlalu jelas. Tapi ia ingin mendengar itu dua kali, rasanya.. Sangat bahagia.

Mereka sudah sampai di gerbang hitam sebuah rumah besar. Tadi sewaktu istirahat kedua, Revind bilang ingin mengajak Nay ke rumahnya. Tidak bisa menolak, Nay akhirnya meng'iyakan ujaran Revind.

“Mama kamu ada?” entah pertanyaan yang keberapa yang sudah Nay lontarkan. Ia takut, grogi. Takut jika Mamanya Revind tidak suka dengan dirinya yang seperti ini.

“Kalem aja, Mama baik kok,” ujar Revind meyakinkan.

Tangan Nay ditarik Revind agar mau berjalan menuju rumahnya. Ketakutan Nay bertambah saat mereka sudah berdiri tepat di pintu besar berwarna coklat itu.

“Assalamualaikum,” sapa Revind lalu memencet bel rumah.

Tidak perlu menunggu waktu lama, pintu dibuka. Menampilkan seorang wanita yang masih terlihat muda, membukakan pintu tersebut.

“Waalaikumsalam.. Ehhh, aduh-aduh ternyata ganteng Mama udah bawa pacarnya, ini..” Tari langsung mengambil alih Nay dari Revind dan merangkulnya.

Nay tersenyum, tidak menyangka ternyata Mamanya Revind sebaik ini. Hancur sudah imajinasinya tentang Mama Revind yang galak dan protective memilihkan pacar anaknya.

“Ayo masuk atuh..” Tari membawa Nay ke dalam rumahnya.

Rumah Revind sangat besar, sepertinya rumah itu memang diberi nuansa berwarna gold dengan tema seperti rumah-rumah sultan pada umumnya. Nay saja sampai kagum melihatnya.

“Duduk dulu ya sayang.. Tante mau suru Bibi buatin minum dulu,” ujar Tari.

“Gak usah repot-repot Tante,” sahut Nay.

“Repot apa sih, buat calon mantu ini,” jawab Tari langsung melenggang pergi ke arah dapur.

“Aku ganti baju dulu ya,” ujar Revind pada Nay.

Gadis itu mengangguk. “Jangan lama-lama,’ ujarnya.

“Lama-lama aja, ah.” Revind meledek lalu berlari kecil ke arah tangga. Nay hanya dibuat cemberut dengan jawaban lelaki itu.

NAY (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang