34. Dua Kali.

45.5K 1.3K 38
                                    

Kepercayaan bukan hal spele, tapi mudah sekali kamu menghancurkannya.

NAY|Story by: sulisftmtuzhh_

---

Sudah genap seminggu Revind dan Nay berpura-pura jika mereka putus. Bahkan, sampai jadi gosip di akun Instagram lambe SMA Brawijaya akan jarak yang terjadi diantara keduanya.

Nay tidak lagi mendapat teror-teror yang mengerikan, bahkan sekedar chat misteri saja. Itu sudah tidak terjadi lagi.

Hal ini membuat bimbang di dalam hati Nay, ia dan Revind tidak mungkin terus-terusan menjaga jarak seperti ini. Tapi Revind terlalu peduli dengannya sampai-sampai ia juga tidak bisa membantah.

“Apa yang lo fikirin? Bukannya udah gak ada teror apapun?” ujar Luna.

“Justru karna gak ada teror sama sekali gue jadi kefikiran. Hubungan gue sama Revind gimana?” sahut Nay.

“Aneh banget ya.. Kayaknya si peneror nya suka sama lo, atau enggak Revind deh,” ujar Fallen mengutarakan pendapat.

“Gue juga mikirnya gitu sih, tapi dari beberapa orang yang gue curigai, kayaknya ada alasan lain,” ujar Nay.

“Kita ikutin aja dulu alurnya, bangkai gak selamanya tersembunyi,” ucap Kia.

***

“Vind ... Emangnya Nay gak bakal marah kalo lo deket-deket gitu sama si Lauren?” tanya Sandy.

“Dia gak bakal marah kalo dia gak tau, lo jangan bilang,” peringat Revind.

Lauren yang sedang bersandar pada bahu Revind sambil mendengarkan musik dari earphone hanya santai bersenandung ria. Seolah-olah tidak ada apa-apa.

Sandy mendekat ke arah telinga Revind lalu membisik. “Kenapa sih lo lakuin ini?” tanya Sandy.

“Gue punya alasan, tapi lo gak boleh tau sampai ini semua terbukti,” ujar Revind.

“Kasian Nay!” lagi-lagi Sandy mengingatkan.

“Berisik banget sih!” Lauren yang sedang bersandar di bahu Revind langsung bangun lalu memarahi Sandy.

“Mikirin banget sih lo? Orang Revind nya juga biasa aja, repot banget hidup lo,” kata Lauren.

“Berisik lo tua bangka,” balas Sandy.

“Heh!” Lauren berdiri lalu tolak pinggang. “Jangan pernah sekali pun lo bilang kulit gue yang mulus dan bagus ini, jadi tua bangka. Buta ya mata lo?” balas Lauren.

“Serah,” ujar Sandy, setelah itu ia memilih beranjak pergi meninggalkan keduanya. Bisa gila lama-lama dia disana.

Sandy memilih keluar dari kantin tempat biasanya anak-anak Brawijaya khususnya kaum laki-laki kumpul. Di jalan, ia dihadang oleh dua gadis yang membuat langkahnya harus terhenti.

“Kebetulan ketemu Sandy, lo liat Revind gak?” tanya Nay.

“Noh disana, lagi berduaan sama Lauren,” sahut Sandy.

“Lauren?” Nay mengulang nama tersebut. “Jangan bercanda deh San,” ujar Nay.

“Lo kesana aja, buktiin sendiri,” kata Sandy lalu ia pergi.

Risa yang berada di samping Nay hanya was-was dan terus memperhatikan temannya. Takut tiba-tiba dilanda emosi.

“Yaudah makasih ya San, gue kesana dulu,” ujar Nay.

NAY (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang