12. Tolong..

68.4K 3.3K 318
                                    

Menatap langit-langit kamarku, tiba-tiba ada wajahmu disana, ada senyum yang melingkar, ada rindu yang tak sempat bertukar.

Matahari tidak pernah menangis meski ia sendirian, bintang-bintang tak pernah sedih meski ia tidak jadi satu-satunya.

Jadi, aku tanpamu. Tetap jadi aku yang seperti kemarin, meski ada sebagian yang luntur.. Dan hilang.

NAY|Story by: sulisftmtuzhh_

---


Nay berjalan menuju luar ruang rapat antara para guru dan anak Osis. Gadis itu berniat menuju kantin karna ingin membeli minum. Setelah sedikit berdebat mengenai masalah Camping minggu depan, tenggorokannya ternyata haus juga.

Tadi, mereka sempat membicarakan soal aturan yang akan ditetapkan diacara nanti. Mulai dari tidak boleh sendirian jika ingin kemana mana. Jika matahari sudah mulai gelap, tidak ada yang boleh keluar dari area Camping. Dan banyak lagi.

Nay membuka kulkas khusus minuman dan segera mengambil sebotol air mineral. Ia jarang sekali meminum-minuman sejenis teh atau isotonic, katanya sih lebih alami air mineral.

Sebelum membuka segel tutup minumannya, ia mengambil selembar uang pas dan memberikan kepada Ibu kantin.

“Makasih ya cantik..”

Nay mengangguk seraya tersenyum manis.

Saat sedang duduk dan baru menenggak air mineralnya, Nay merasakan sebuah tarikan dari tangannya, membuat air mineralnya bercipratan di meja kantin.

“Gila kali lo?” maki Nay langsung.

Seseorang yang menariknya ternyata Revind hanya menyahuti dengan cara menempelkan jari telunjuknya di depan bibir.

“Jangan berisik..” Revind berdesis pelan. Membuat Nay semakin kebingungan, ada apa sih sebenarnya?

“Apaansi?” Nay tidak mengerti.

Revind menoleh ke arah Nay, tiba-tiba lelaki itu memasang wajah bak orang yang meminta pertolongan. Tidak ada raut wajah datar bak triplek.

“Tolongin guee...,” ujar Revind.

Nay menoleh ke kanan dan kiri, tidak menemukan siapa-siapa. “Tolong? Tolongin dari apa? Kalo dari hukuman Bu Amor sih gak bisa, yang ada lo gue gantung langsung,” ujar Nay, gadis itu masih belum sadar jika tangannya masih dipegangi oleh Revind.

Revind menggeleng.. “Bukan–”

“Hai beby Revind..”

Revind langsung berdecak kesal, Lauren berdiri di depan mereka dengan gaya sok cantik. Memainkan rambutnya seolah-olah indah dilihat. Revind menoleh lagi ke arah Nay, mengkode agar Nay peka dengan apa yang dimaksud.

Sebenarnya sejak Lauren datang, Nay sudah peka, cuma tiba-tiba kok ia ingin mengisengi si ketua geng urakan itu ya?

“Heh! Siapa lo pegang-pegang tangan beby Revind gue?” tanya Lauren, ia ingin mendekat guna melepas tautan tangan Revind dan Nay, tapi langsung dihalangi Revind.

“Lo mau tau cewek gue?” ujar Revind.

Lauren mengangguk.

Revind merangkul Nay mendekat. Untung Nay tetap tenang dan tidak berkutik. “Nih, cewek gue..,” aku Revind.

Hening..

Hening..

Hening..

Prank!!

NAY (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang