Chapter 12

634 135 44
                                    

16.01.2019

Akhirnya kegiatan untuk hari itu selesai. Jam 8 malam Wicak memutuskan pulang. Jujur tubuhnya sudah tak sanggup. Ia merasa bersalah karena harus egois, tapi perkataan Lingga tadi pagi benar. Jika ia sampai sakit dan tidak bisa melakukan apa-apa, itu akan lebih merepotkan

"Kalau sakit yang repot bukan akang doang, ga kasian sama temen-temennya?" Omelan Lingga masih terus terbesit di otaknya.

"Kalau sekarang akang makan, aku janji seharian gaakan gangguin akang lagi" Benar saja, seharian setelah tadi pagi, gadis itu tak muncul di hadapannya seharian ini. Wicak menengok kanan kiri mencari siapa tahu gadis itu sedang mengikutinya sekarang. Tapi nihil

"Cak ngapain sih?" Gumam Wicak yang tanpa sadar cukup merindukan kehadiran Lingga

Wicak pun memutuskan untuk segera pulang karena hari sudah larut. Ia berjalan menuju halte bis sambil tenggelam dalam pikirannya sendiri

"DOR!!"

"Shit! Astaga Lingga.. hobi ya bikin akang kaget?"

"Hahaha ngapain habisnya ngelamun mulu sih. Mikirin aku ya? Kangen ya?" Tanya Lingga

"Siapa sih yang mikirin kamu? Kenapa kamu masih disini? Katanya tadi pagi gaakan ganggu seharian?"

"Seharian. Tapi ini udah malem. Lagian juga aku ada kelas tadi" ujar Lingga

"Oh.. pulang naik bis juga? Ke arah mana?" Tanya Wicak merasa sedikit khawatir mengingat hari memang sudah larut

"Searah ko kang. Mau pulang bareng? Mau nganterin aku?" Tanya Lingga lugas

"Astaga Ling.. iya iya akang anter. Anternya pake bis tapi. Akang ga punya motor apalagi mobil"

"Gapapa ko. Justru kalau gitu akang bisa fokus liatin muka aku. Bukan liatin jalan"

"Haha Lingga.. Lingga.. udah yuk ntar kemaleman" tukas Wicak yang segera mengambil langkah mendahului Lingga

"Kang.. pelan-pelan dong.." rengek Lingga

Wicak pun menunggu sambil memperhatikan langkah Lingga yang tertatih dengan heelsnya. Ia pun menggandeng tangan Lingga dan berjalan berdampingan

"Besok ke kampusnya pakai celana sama sepatu ya?" Pinta Wicak tanpa menghentikan langkahnya

"Emang kenapa? Kan kalau gini kakiku keliatan jenjang" jelas Lingga

"Kalau masih berangkat naik bis pakai celana. Kalau masih mau ngintilin akang pakai sepatu. Atau heelsnya copot. Ga sakit emang?"

"....." Lingga tak bersuara tapi ia juga tak bisa menahan senyumnya sambil menatap genggaman tangannya dengan Wicak

"Ko diem? Gamau ya? Ya gapapa sih, ga maksa, tapi makan barengnya juga ga janji ya" sahut Wicak

"...Kang.. jadi setuju nih aku ngintilin akang?" Tanya Lingga tiba-tiba membuat Wicak menghentikan langkahnya

🍫🍊

"Jadi gimana acara pdkt sama kang Wicak? Ada progres?" Tanya Meiqi saat ia dan Lingga sedang makan siang di kantin

"Mei, jangan omongin kang Wicak dulu ya. Aku lagi pembersihan otak"

"Kenapa? Udah ga suka sama dia?"

"Bukan gitu, aku suka banget sama dia, tapi kayanya dia ngga"

"Ko bisa tau gitu? Dia bilang apa sama kamu?"

"Justru dia ga bilang apa-apa"

"Hah? Gimana?"

"Iya kemarin dia anter aku pulang tapi dia malah diem sepanjang jalan. Malah aku susah banget ketemu dia 2 hari ini. Dicari-cari juga gaada. Aku salah ngomong apa ya?" keluh Lingga

Orange Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang