Chapter 21

477 112 27
                                    

Sejak saat itu Wicak semakin dekat dengan keluarga Lingga. Setiap hari minggu dan setiap ada waktu luang, Wicak selalu bermain ke rumah Lingga. Walaupun orang tua Lingga itu super sibuk, tapi mereka tak pernah membiarkan hari minggu mereka terganggu oleh urusan pekerjaan

Semakin lama, Wicak juga semakin terpengaruh dengan gaya kota. Cara berpikirnya pun perlahan berubah. Ia menjadi lebih berpikiran terbuka dan tak lagi membatasi kreasi dan keinginannya

Gaya Wicak yang berubah membuat banyak orang di kampus mulai menyebar gosip tentangnya dan Lingga, apalagi karena gaya berpakaiannya yang benar-benar berubah total. Mau bagaimana lagi? Orang tua Lingga sangat suka mendandaninya

"Ya pantes dia mau, orang si Lingga kaya"

"Iyalah aji mumpung"

"Pasti keluarganya Lingga ngasih semua biar Wicak ga ninggalin anak manja kaya Lingga"

Semua itu sudah sangat sering ia dengar. Awalnya telinganya panas hampir terbakar setiap mendengar desas desus di belakangnya. Tapi sekarang ia sudah kebal. Ia sadar, tak ada gunanya marah atas ucapan mereka. Mereka bisa seenaknya berimajinasi soal hidupnya, tapi hanya ia yang tahu

Sudah jelas uang bukan tujuan ia mengencani Lingga. Awalnya ia bahkan mati-matian menjauhi Lingga. Ia yakin ibunya tak akan suka dengan Lingga. Tapi bagaimana lagi kalau hatinya luluh pada Lingga? Ia sudah benar-benar menyayangi gadis itu. Ya walaupun sifat kekanakannya terkadang membuat Wicak kewalahan sendiri misalnya seperti hari ini

"Kang~ jangan masuk kelas.. temenin aku aja bentar sampai mama jemput" Rengek Lingga

"Duh.. masa akang disuruh bolos sih Ling?"

"Gimana dong? Perut aku sakit, gimana kalau aku pingsan?"

"Ya.. iya juga sih" Wicak pernah dengar kalau perempuan bisa pingsan saat menstruasi hari pertama

"Tuh kan.. beneran deh ini sakit banget"

"Yaudah duduk di taman deket gerbang ya biar kalau Tante Karina dateng kamu langsung pulang" Ajak Wicak

"Iya, tapi gendong, aku gabisa jalan" Ujar Lingga sambil merungut hingga Wicak dibuat gemas olehnya

"Ga malu apa kalau diliatin orang-orang?"

"Akang malu?" Nah ini salah satu hal yang paling membuat Wicak pusing saat pacaran dengan Lingga. Gadis itu sering membalikkan pertanyaannya

"Ngga ko sayang.. yaudah sini naik ke punggung akang" Lingga hanya tersenyum dan langsung naik ke punggung Wicak dan menyandarkan kepalanya di punggung lebar Wicak. Rasanya sama seperti saat papa menggendongnya

"Cmiwiw~ duh yang bucin mah beda pacarannya" Ledek orang yang padahal tak ia tahu siapa. Sejak gosip mereka dimulai, tak aneh juga banyak mahasiswa yang sering menggoda dan mengerjai mereka. Sok akrab, padahal kenal saja tidak

Setelah menurunkan Lingga gadis itu langsung memaksa Wicak untuk melepas jaketnya

"Kang! Cepet lepas!" Wicak hanya membulatkan matanya

"Ngapain Ling? Astaga banyak orang"

"Bodo amat! Cepet lepas" Lingga berhasil mendapat jaket Wicak dan langsung melilitkan jaket Wicak di pinggangnya

"Bocor kang.." Ujar Lingga malu hingga membuat pipi mochinya berubah kemerahan. Hal itu membuat Wicak benar-benar gemas dengan kekasihnya, hingga menarik Wicak untuk berbuat tak senonoh pada sang kekasih

"Aaaw! Sakit! Kenapa aku dicubit?" Rengek Lingga

"Gemes banget abisnya"

🍫🍊

Orange Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang