Chapter 31

422 108 20
                                    

29.06.2020
Night Bar & Cafè

"So.. what game are we playing?" Tanya Lingga

"Truth or truth. Kita saling bertanya pertanyaan yang ingin diketahui dari satu sama lain. Tapi pertanyaan itu hanya bisa dijawab ya dan tidak. Jika jawabannya ya, kamu harus minum satu gelas orange jus, tapi kalau tidak kau bisa memberiku satu gelas coklat"

"Bagaimana jika tidak ada yang ingin aku tanyakan?" Tanya Lingga

"Kalau itu.. kau boleh meninggalkan meja ini"

"Fine. Aku ikut"

"Oke. Aku akan mulai bertanya. Kabarmu baik-baik saja kan?"

"Hah? Jangan ajukan pertanyaan menjebak. Tentu saja aku baik-baik saja bodoh. Aku tidak mau minum" Ujar Lingga kesal dengan pertanyaan Wicak yang jelas-jelas jawabannya iya. Bukannya dia bisa melihatnya sendiri? Gumam Lingga dalam hatinya

"Hahaha oke oke. Aku akan ganti pertanyaannya. Apa Om Adi dan Tante Karina baik-baik saja?"

Lingga mengambil gelas yang biasa digunakan untuk menegak minuman keras itu, namun isinya hanya orang jus manis yang tak seharusnya membuat siapa pun takut untuk meminumnya. Lingga menegaknya sekaligus dan kembali menatap Wicak

"Bagaimana ibumu? Baik-baik saja?" Tanya Lingga. Kali ini Wicak yang menegak coklatnya

"Apa kau mengira aku bertunangan dengan Tari?" Lingga kali ini nampak ragu tapi akhirnya ia kembali menegak gelas kedua membuat Wicak terkekeh

"Apa kau sudah memiliki kekasih baru?" Tanya Lingga. Kali ini Wicak menyodorkan satu gelas orange ke hadapan Lingga membuat gadis itu mendengus kesal dan terpaksa meminum gelas ke tiga

"Apa kau bekerja disini karena mengikutiku?" Lingga kembali mendengus sambil memberikan satu gelas pada Wicak

"Pede sekali anda" Ledek Lingga

"Hanya jaga-jaga"

"Apa kau tidak pernah menyukai wanita lain setelah putus dariku?" Tanya Lingga kali ini lebih berani. Wicak pun tanpa ragu kembali meminum gelas ke tiganya

"Bagaimana denganmu? Kau masih belum melupakanku kan?" Tanya Wicak. Sial. Kenapa pria itu bisa tahu? Apa terlihat jelas di wajahku? Pikir Lingga dan ia pun meminum gelas ke empatnya

"Kau masih menyukaiku kan?" Tanya Lingga dan Wicak tanpa ragu meminum gelas ke empatnya membuat mata Lingga terbelalak

"Kau mau memulai lagi denganku?" Tanya Wicak. Kali ini Lingga tak langsung minum. Ia masih takut. Ia ragu. Ia tahu perasaan untuk Wicak masih ada, tapi rasa sakit itu juga masih ada

Lingga pun memutuskan untuk menyodorkan satu gelas pada Wicak. Wicak pun meminum gelas itu. Rasanya sedikit pahit saat coklat manis itu jatuh ke tenggorokannya

"Apa kau serius memintaku kembali? Kau ingin kita kembali menjalin hubungan?" Tanya Lingga serius. Seolah tak percaya dengan pertanyaan Wicak. Ingat? Ini hanya game bodoh. Tapi Wicak kembali meminum coklatnya dan kembali bertanya

"Jika aku memohon apa kau mau kembali padaku?" Tanya Wicak dan sekali lagi menyodorkan satu gelas coklat ke hadapan Wicak

"Mari kita sudahi. Tolong antar aku ke restoran tadi. Aku mau pulang" Ujar Lingga lalu bangkit dari tempat duduknya dalam keadaan sedikit limbung. Untuk Wicak dengan sigap menangkap Lingga dan membantunya berjalan keluar. Berbeda dengan Lingga, nampaknya Wicak masih baik-baik saja walau wajahnya sudah berubah merah padam

"Jika aku bersujud apa jawabannya masih tidak?"

"Apa ibumu masih membenciku?"

"......"

Orange Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang