Chapter 14

508 122 10
                                    

02.02.2019
Kampus Padjajaran

"Aw aw aw kang.. sakit.. ga bisa apa gandeng tangan aku aja? Kenapa di jewer?" Rengek Lingga

Wicak tak menjawab perkataan Lingga, ia mengajak kekasihnya duduk di tempat yang cukup sepi. Jujur ia sangat marah dan kecewa karena sudah dibohongi oleh kekasihnya itu

"Sekarang jelasin" Perintah Wicak

"Jelasin apa?"

"Ya semuanya"

"Ya apa? Jelasin apa sih?"

Wicak menghela nafasnya kasar. Ia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan pesan yang terakhir Lingga kirimkan padanya

"Ini apa maksudnya?"

"Maksudnya? Ya akang bisa baca kan? Aku ada kelas tambahan?"

"Terus kenapa kamu disini kalau ada kelas tambahan?"

"Ya kelasnya nanti 15 menit lagi" Ujar Lingga berbohong

"Gausah bohong. Apa maksudnya bohong sama aku? Kamu sering batalin janji kita akhir-akhir ini"

"Ya soalnya aku sibuk. Emang cuma kamu yang boleh sibuk?"

"Please Ling, gausah bohong. Aku tau kamu bohong"

"Aku ga bohong kang.. udah sana, rapatnya pasti mau mulai" Ujar Lingga berusaha mengusir Wicak

"Rapat? Kenapa kamu tau akang mau rapat?"

"...itu.... tadi kan akang bilang di sms?" Ujar Lingga yang tak sadar kelepasan. Sebenarnya ia tahu dari Teh Rena. Wanita itu lagi-lagi meminta Lingga membatalkan janji karena Wicak harus hadir di rapat BEM kali ini

"Aku ga bilang rapat. Aku malah diseret kesini. Sekarang jawab jujur. Ada apa?"

"Hhh.. akang yang harusnya jujur dari awal sama aku. Kenapa akang bohong setiap kita pergi? Katanya akang ga sibuk? Tapi nyatanya akang ninggalin semua kegiatan kamu kan?" Ujar Lingga akhirnya menyerah menyembunyikan semuanya

"Aku tau dari Teh Rena. Aku tau semuanya. Dia yang nyuruh aku buat batalin janji kalau akang ada jadwal yang gabisa di ganggu. Ngga, sebenernya aku yang minta, soalnya akang pasti gaakan mau kasih tau aku" Tutur Lingga lagi

"Anjir lah si Rena. Denger ya Lingga, sayang, kamu gaperlu izin siapa-siapa buat ketemu aku, buat jalan sama aku. Aku pacar kamu. Aku milik kamu—"

"Ngga, kamu bukan milik aku" Sanggah Lingga

"Maksud kamu apa?"

"Akang memang pacar aku. Tapi hidup kamu tetep hidup kamu. Jiwa, raga kamu ya tetep milik kamu, bukan milik aku" Jelas Lingga

"Iya.. aku tau, tapi tetep aja kamu gaperlu izin orang lain buat jalan sama aku. Jiwa raga aku tetep milik aku, but my heart is yours. I'm yours"

Mendengar itu Lingga merasa hatinya menghangat. Ia sadar kalau ia tak seharusnya berbohong. Tapi semua komentar jahat padanya benar-benar menekannya. Semua orang mengatakan jika ini salahnya hingga Lingga merasa harus memperbaikinya

"Aku cuma gamau akang berubah karena pacaran sama aku. Aku gamau ngerubah prioritas kamu"

"Lingga.. denger akang ya.. bener kata kamu, hidup aku bakal selamanya punya aku. Makannya, kamu ga perlu khawatir aku sibuk atau ngga. Aku ikut kegiatan lain atau ikut kamu. Semua pilihan aku, gaada sedikitpun kesalahan kamu" Jelas Wicak

"Justru kamu yang bikin aku sadar buat milih jalan sesuai keinginan aku. Aku jadi berani nolak saat gamau. Aku berani berhenti saat cape. Kamu yang udah kasih aku semangat lagi. Kamu ngerti?"

Orange Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang