Chapter 44

237 59 12
                                    

🚫Stoooppp!!! Sebelum lanjut baca, klik dulu gambar bintang di kiri bawah yuk!!🚫

Kalau sudah... aku mau bilang thank you berry berry mach.. gausah lama-lama lagi. Langsung next aja ya
Happy reading ~😘


🍊🍫

11.11.2020

"Akkh!! Sialan. Anak itu menipuku" Geram Adi saat ia kehilangan mobil Wicak di persimpangan jalan barusan. Dan lebih parah lagi sekarang ia tak lagi bisa melacak mereka

"Sudah aku bilang jangan menelpon mereka!" Bentaknya pada wanita yang masih terduduk diam di sampingnya

"Aku percaya mereka akan pulang. Lebih baik kita pulang. Aku sudah bicara padanya. Anakku tidak akan begitu saja meninggalkanku"

"Sadarlah. Kau lihat kita ada dimana? Ini sudah Jakarta dan kau masih menganggap dia tidak akan kabur? Niatnya sudah sangat jelas"

"Dia hanya sedang emosi saat ini. Dia akan menyesalinya segera. Percaya saja padanya. Lingga juga tidak akan terluka bersama Thomy"

"Bagaimana bisa aku sangat percaya pada anak itu akan Lingga. Bodohnya aku"

"Cukup. Putraku bukan pria seperti itu. Berani sekali kau mengatai putraku"

"Ini faktanya. Dia membawa Lingga kabur. Jangan terus membelanya, sudah jelas anak itu tidak bisa mengontrol emosinya"

"Tahu apa kau soal Thomy? Kau bahkan menganggapnya mati 20 tahun lalu. Haha.. apa yang kau harapkan dari anak yang tidak pernah memiliki ayah?" Dia anak yang paling baik yang pernah terlahir di dunia ini"

"Ayu. Kau sendiri yang bilang dia bukan anakku. Jadi berhenti mengemis perhatianku sekarang. Bisa-bisa kepalaku pecah karenamu dan putramu"

"Ahh.. maaf, tentu saja. Maafkan aku, dia memang bukan putramu. Apa aku mengatakan dia putramu?"

Keduanya terdiam cukup lama. Suasana canggung tiba-tiba memenuhi ruang diantara keduanya. Semua karena keduanya mengatakan yang tak semestinya. Mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan hati mereka. Terlebih karena perkataan itu tak benar adanya

"Hhh... kau kemana sebenarnya 20 tahun lalu? Aku mencarimu ke desamu. Kau pindah dari sana" Ujar Adi kemudian memecah keheningan. Tujuan awalnya juga ia ingin meminta maaf dan bicara jujur secara 4 mata

Ayu tak menjawab lagi pertanyaan Adi. Sudah cukup bicara pada pria itu baginya

"Aku bertemu Tito. Ia yang mengatakan anakmu meninggal, kau tahu? Aku terus berusaha mencari kalian"

Masih tak ada jawaban atau pun respon dari mulut Ayu. Ia sudah terlalu lelah untuk membahasnya. Apa perlu? Bukankah mereka punya masalah yang lebih serius sekarang?

"Kau tidak mau bicara?" Tanya Adi sambil melirik ke sampingnya " Terserah. Aku hanya ingin kau tahu, jika keluarga kami pun tak sebahagia itu. Kami mencarimu. Aku berusaha bertanggung jawab sampai akhir"

"Karina hamil, dan dia terlalu stress karena merasa bersalah padamu. Aku terus mencarimu, tapi kemudian kami bertemu Tito dan dia bilang kau tidak berhasil melahirkan bayimu. Dan kau—"

Orange Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang