Chapter 36

208 48 4
                                    

🚫Stop there! Sebelum baca teken dulu gambar bintang di kiri bawah🚫

Thank You.. Happy Reading~😘

🍫🍊

22.06.1998
Rumah Adi & Karina

Setelah malam itu kini kehidupan ketiganya tak sama lagi. Saling menyakiti, saling menyiksa, namun tetap berusaha saling menguatkan satu sama lain. Kehidupan yang benar-benar jauh dari kata bahagia. Setiap malam Adi tahu jika kedua wanita itu terus menangis di kamar masing-masing

Jangan tanya lagi, Adi tidak pernah tidur satu ranjang dengan Karina apalagi Ayu. Ia tidur di sofa. Menjadi pria siaga untuk keduanya. Ia tak mau lengah dengan memanjakan satu diantaranya. Bagaimana pun Adi harus bertanggung jawab pada Ayu. Dan bagaimana pun Karina masih istri sahnya, dan ia berkewajiban menjaga Karina

"Biar aku membantumu memasak. Aku bisa memotong ini" Ujar Adi masih berusaha mendekati istrinya. Bagaimana pun keinginannya mempertahankan sang istri masih kuat

"Tidak usah! Menjauh dariku!"

"Tak apa Karina.. aku mohon biarkan aku membantu"

"Adi! Kau sangat keras kepala"

"Aku bisa melakukannya"

"Pergi dari—"

Sreeett..

"Aaahhh!" Pisau itu akhirnya menyat pergelangan tangan Adi. Tidak, bukan Adi yang berteriak tapi Karina. Adi malah terkekeh melihat wajah terkejut istrinya. Bukannya tak sakit, sungguh ini sangat sakit dan perih, bahkan darahnya terus menetes ke lantai. Tapi sakitnya terobati melihat wajah Karina yang panik dan segera menolongnya

Karina akhirnya memegang tangannya lagi. Menyuruhnya duduk dan mengobati lukanya dengan tatapan itu. Tatapan yang selalu membuat Adi rindu dengannya. Apa ia harus terluka setiap hari? Tak apa, ia rela asal Karina selalu memperhatikannya

"Kau tahu kan aku mengobatimu karena merasa bersalah bukan peduli?" Ujar Karina sambil mengobati

"Hmm.." Jawab Adi singkat. Tapi senyuman tetap terpatri di wajahnya

"Besok aku ada konferensi pers dari agency. Kau harus datang" Ujar Karina

"Jadi ini yang terus kau lamunkan? Kau bingung mengatakannya padaku?"

"Apa? Siapa yang melamun?"

"Baiklah aku akan datang demi kamu"

"Menyebalkan sekali anda" Ujar Karina sambil menekan luka Adi membuat pria itu meringis kesakitan

"Aaaaaa.. aw aw sepertinya tanganku tak bisa bergerak lagi" Keluh Adi merasa tangannya mati rasa. Bukan simpatik Karina justru menghempaskan tangan Adi dan segera kembali ke dapur

"Karina? Tolong jangan memasak. Kita pesan makan di luar saja saat Ayu tak ada"

"Kenapa? Makananku tak seenak Ayu ya?"

'Bukan tak enak. Terlalu berbahaya. Aku sangat bersyukur jika makanannya jadi tanpa membakar dapur' Gumam Adi di dalam hati tapi tentu saja tak ia katakan

"Tidak. Hanya saja aku ingin makan masakan china" Ujar Adi berbohong

"Kenapa kamu tidak mengantar Ayu ke dokter?"

"Dia tidak mau. Dia bilang akan mencolok. Aku sudah memaksa tapi dia malah mengunci diri di kamar. Terpaksa aku menelpon adikmu. Maafkan aku Karina tapi sepertinya Ayu sama sepertimu, membenci diriku" Ujar Adi sambil tersenyum

Orange Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang