Chapter 3

338 36 2
                                    

"Apa kamu suka memotret?" Tanya Ayu yang sedari tadi mengikuti Adi dari belakang

"Hanya hobi" sahutnya sambil terus berjalan berkeliling sambil beberapa kali mengambil gambar yang menurutnya menarik

"Apa aku mengganggumu?"

"Tidak juga"

"Jadi aku boleh mengikutimu terus?"

"Memang tidak ada kerjaan lain?"

"Hmm.. tidak juga"

"Jadi kamu hanya menganggur?"

"Apa maksudmu? Kamu juga bukannya sedang menganggur?" Protes Ayu tak sudi dikatai pengangguran walaupun benar adanya

"Cih.. memang kamu tidak ada pekerjaan yang ingin kamu lakukan?"

"Tidak tahu, aku selalu melakukan apa yang orang tuaku perintahkan"

"Apa kau tidak memiliki cita-cita?"

"Tentu saja ada. Aku ingin seperti ibu, bekerja di kebun dan menjadi istri yang baik"

"Kau yakin itu mimpimu?"

"Mimpi? Mimpi itu hanya ada dalam tidur" Ujar Ayu sambil menatap hamparan kebun teh dari puncak

Adi hanya menghela nafas dan menatap sosok gadis di sampingnya. 'Tidak, mimpi dalam tidur pun bisa menjadi kenyataan' Gumamnya dalam hati

Jepret!

Lagi-lagi Adi mengambil gambar sosok Ayu yang nampak sedang menutup matanya sambil menghirup udara pagi hari. Adi tidak pernah bosan menatap wajah itu. Wajahnya bahkan lebih sejuk dari pada embun di pagi hari

"Apa mengambil gambar orang lain secara diam-diam juga merupakan hobimu?" Tanya Ayu membuat Adi terkejut, tak menyangka gadis itu sadar saat ia mengambil fotonya

"Hanya sekali saja"

"Mana aku lihat" Ayu menyodorkan tangannya meminta kamera Adi

Dengan percaya dirinya, pemuda itu menyerahkan kameranya pada Ayu. 'Untung saja foto-foto sebelumnya sudah lebih dulu aku pindahkan ke laptop' Gumam Adi lagi. Ia tersenyum puas saat melihat wajah Ayu yang kebingungan. 'Dia pasti malu' Gumamnya lagi di dalam hati

"Bagaimana cara lihat gambarnya?"

"Alamak.. saya kira lagi lihat foto makannya serius begitu" Ujarnya sambil mengambil kamera dari tangan Ayu

"Aku tidak pernah pegang kamera mahal"

"Nih tekan yang ini. Lalu untuk lihat foto yang lain tekan ini" Jelas Adi dan Ayu hanya mengangguk-angguk mengerti. Setelah itu Ayu sibuk memperhatikan hasil jepretan-jepretan Adi. Ia sudah lupa jika tujuan awalnya hanya untuk mengecek gambarnya saja

"Apa ini pemandangan kota?" Tanya Ayu nampak takjub saat melihat jepretan-jepretan Adi dengan pemandangan yang asing baginya

"Itu balai kota Bandung. Kebetulan sedang bagus saja" Jawab Adi

"Kota itu tempat yang seperti apa?" Tanya Ayu. Adi mengernyitkan dahinya sebentar sambil berpikir untuk menjawab pertanyaan yang sebenarnya sederhana

"Kota itu.. intinya segala macam teknologi baru pasti ada di kota. Pusat uang, pusat pemerintahan, banyak hal baru di kota. Terus.. hmm.."

Orange Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang