Chapter 47

429 67 18
                                    

🚫Stoooppp!!! Sebelum baca, jangan lupa klik gambar bintangnya dulu ya.. Jangan pelit vote demi kesejahteraan Kerajaan Arendelle kk~🚫



Udah vote?
Oke sip...
langsung aja ya guys happy reding~ 😘



🍊🍫

"Oleh karena itu.. Thomy.. kau bukan anak ibumu yang sebenarnya"

Wicak hanya terdiam mendengar perkataan itu. Entah ia harus bereaksi seperti apa? Apa ini kabar gembira karena ia akhirnya bisa bersama dengan Lingga? Atau kabar buruk karen ibu yang selama ini mengurusnya ternyaa bukan ibu kandungnya? Sungguh hatinya berkecamuk dan otaknya seolah berhenti berfungsi

"Wicak? Kamu baik-baik saja?" Tanya Karina setelah beberapa saat

Tersenyum. Hanya itu yang Wicak lakukan akhirnya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya seolah mebuat jiwanya kembali ke alam sadar

"Ya, aku baik-baik saja. Hanya saja, setelah mengatakan aku anak Om, kemudian kalian bilang aku bukan anak ibuku? Aku jadi tidak tahu harus bersikap seperti apa lagi" Ujar Wicak dan orang-orang hanya menatapnya khawatir

"Apa kamu menyesal mendengar dongeng ini?" Tanya Tito sedikit berhati-hati

"Aku hanya bingung. Bagaimana aku akan mempercayai kalian. Karena hati dan otakku sedang berperang sekarang"

"Mau aku lanjutkan agar otakmu bisa menerima perkataanku?" Tanya Tito

"Aku akan ke belakang sebentar, aku takut hatiku yang tidak siap" Wicak kemudian pergi ke kamar mandi sekedar membasuh wajahnya dengan air dingin. Menatap dirinya di cermin dan menenangkan hatinya

"Tenang.. tenang.. bagaimana pun ibumu tetap ibumu, hhh..." Wicak berjongkok di bawah wastafel dan menundukkan wajahnya. Ia memejamkan matanya dan menenangkan hati dan pikirannya yang terus berkecamuk

"Hhh..." Ia menghirup dan menghela nafas berkali-kali untuk menenangkan diri. Tapi bagaimana pun ia berusaha, jantungnya masih berdetak cepat, kepalanya terasa panas seolah ingin meledak

Tok..tok..tok..

Tiba-tiba pintu kamar mandi itu diketuk membuat Wicak terperanjat menatap pintu kamar mandi

"Nak? Kamu baik-baik saja?" Ternyata ibunya

"I-iya bu, aku hanya butuh waktu" Jawabnya setengah berteriak

"Keluarlah, ibu tahu kamu tidak baik-baik saja. Ibu pun begitu" Ucap Nisa dari luar kamar mandi

Nisa menatap pintu kamar mandi itu nanar. Tak ada lagi jawaban dari dalam. Pintu itu juga tak lekas terbuka. Ia semakin khawatir dengan putranya. Nisa berniat mengetuk kembali namun, tak lama suara kunci terputar diikuti pintu yang terbuka membuat Nisa mengurungkan niatnya

Setelahnya Wicak langsung keluar dan memeluk ibunya dengan erat "Ibu, aku bukan anak kandungmu, bagaimana ini? Aku ingin kau tetap ibuku" Ujar Wicak sambil terisak

"Hiks.. apa yang aku lakukan? Tuhan bahkan menghukumku karena menjadi anak durhaka untuk ibu" Perkataan putranya membuat Nisa juga ikut menangis dan terpukul

"Ssstt.. tenanglah. Jangan menangis" Ujar Nisa disela isaknya. Ia mengusap punggung kokoh anaknya yang terus bergetar karena menangis

"Tapi aku bukan anakmu, aku.. hiks.. bukan ini yang aku inginkan bu.. kenapa ibu bukan ibuku?"

"Tidak ada yang berubah Thomy.. kamu tetap putra ibu, dan ibu tetap ibumu, kamu anak yang baik"

"Kenapa semua harus terjadi pada kita bu? Aku sudah lelah.." Ujar Wicak sekali lagi sebelum ia melepas pelukannya dan menghapus air matanya. Ia juga menghapus air mata di wajah ibunya

Orange Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang