Chapter 38

184 49 0
                                    

🚫Oi! Oi! Oi! Jangan lupa diteken dulu gambar bintang di kiri bawah ya🚫


Thank You and Happy Reading~😘

🍊🍫



19.07.1998

Ayu sudah berjalan selama berjam-jam. Untung langit berubah gelap dengan cepat. Setidaknya kegelapan malam membuat orang-orang tak mengenali Ayu sekarang. Wanita itu terus menundukkan kepalanya. Pergi ke tempat-tempat yang tak begitu banyak orang

Menurutnya orang bahkan lebih menyeramkan dibanding tempat sepi. Orang adalah musuh utamanya saat ini. Sebisa mungkin Ayu pergi ke tempat dimana ia bisa sendiri. Ia bingung sekarang harus pergi ke mana. Ia mungkin harus kembali ke rumah Chika besok. Tapi tak sekarang. Ia takut Karan masih disana

Ayu harus mengambil uangnya. Kalau saja ia masih memiliki kopernya. Sialnya hari itu Karan memasukkan kopernya ke mobil, dan dengan bodohnya ia pergi begitu saja dengan hanya membawa tas kecilnya. Dan kini ia dengan bodohnya lagi pergi tanpa membawa tasnya itu

"Ayu.. lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?" Gumamnya sambil berjalan di jalanan sepi sambil menundukkan kepalanya. Tak sadar jika sebuah motor besar sudah melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi

Ayu akan menyebrang saat itu dan motor itu semakin menaikkan kecepatannya. Ayu menyadari itu dan kembali berjalan mundur, tapi motor itu justru membelokkan arah lajunya dengan sengaja, seolah ingin menabrak wanita hamil itu

BRAKK!!

Sebuah suara hantaman yang nyaring membuat Ayu memejamkan matanya. Apa ia mati? Itu pikirannya. Tapi ia tak merasakan sakit sedikitpun. Perlahan Ayu membuka matanya dan terkejut saat pengendara motor itu tergeletak di tengah jalan terpental dari motornya yang juga sudah menabrak pembatas jalan setelah menghantam sebuah mobil. Mobil hitam yang sengaja menabrak motor itu. Mobil hitam yang sangat Ayu kenal

Tak lama sang pengendara mobil hitam itu keluar dan berjalan menghampiri Ayu yang masih terdiam karena terkejut

"Kau baik-baik saja?" Tanya pria itu

Ayu hanya terdiam. Ia masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Apa ia baru saja hampir mati?

"Aarrkh.." Pengendara motor itu bangun dan sedikit tertatih menghampiri motornya. Ia nampak menatap ke arah Ayu, walau wajahnya tertutup helm hitam. Tapi Ayu bisa merasakan jika pria itu menatapnya

"Pergilah! Katakan pada orang yang menyuruhmu jika wanita ini sudah kau tangani. Aku yang bertanggung jawab" Teriak sang pengendara mobil dan pengendara motor tadi segera pergi dengan motor besarnya

"Dia pasti suruhan papa atau Pa Graha" Ayu membelalakan matanya menatap Pria di hadapannya. Karan. Mereka memang sengaja ingin membunuhnya?

"Kau tahu? Aku menyelamatkanmu. Sekarang lebih baik kau ikuti perintahku. Aku sudah pesankan tiket bis ke desa. Besok pulanglah dan jangan menampakkan diri di kota lagi" Ujar Karan sambil memberikan tiketnya

Ayu hanya menatap nanar tiket di tangannya. Ia meremasnya dan mulai kembali menangis. "Bagaimana jika aku menolak?" Gumamnya

"Sebaiknya kau tak melakukannya jika tak ingin kehilangan bayi ini atau bahkan nyawamu" Jawab Karan

Kaki Ayu terasa lemas. Akhirnya ia hanya bisa terduduk di trotoar jalanan. Menangis tertunduk di hadapan pria yang hanya menatapnya tanpa ekspresi. Tangisannya sudah tak ada artinya lagi. Tapi ia bahkan tak bisa menghentikan tangisannya kini

🍊🍫

19.07.1998
W Entertainment Office

Orange Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang