Chapter 19

233 31 7
                                    

01.04.1998
Ayu's Apartement

Adi membuka matanya perlahan pagi itu. Cahaya matahari sudah masuk melewati jendela kamar itu. Kepalanya sangat pusing hingga rasanya berat sekali untuk bangun. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali dan melihat ke sekitarnya

Dimana ia sekarang? Dengan sekuat tenaga Adi memaksakan dirinya untuk bangun. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Tapi tidak bisa, ia tak ingat apa pun. Ayu? Ya, terakhir ia bersama gadis itu. Ia pasti membawanya ke hotel atau.. sebenarnya dimana ini?

"Ayu?" Panggilnya. Mungkin gadis itu disini, melihat jika di kamar itu banyak sekali barang-barang wanita. Tertengger celana panjang dan sepatunya di sebuh kursi di sudut ruangan. Ia baru sadar pakaiannya tak ia kenakan dengan selayaknya. Kepalanya sangat pusing dan ia tak ingat apa pun selagi mabuk. Selalu begitu

Adi bangun dari kasur dan menatap dirinya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adi bangun dari kasur dan menatap dirinya di cermin. Kacau sekali. Pakaiannya sangat berantakan, apalagi wajahnya. Ia memilih berjalan keluar dari kamar itu untuk mencari si pemilik apartement

"Ayu?"

Gadis itu nampak terkejut mendengar suara Adi

"Kau sudah bangun? Duduklah, aku membuatkan sup pereda mabuk"

"Maaf merepotkanmu"

"Kau memang merepotkan, tapi mau bagaimana lagi"

"Apa yang terjadi semalam? Dimana ini?"

"Kau mabuk setelah meminum susu kocok. Aku masih tak percaya kau mabuk karena susu. Lalu aku membawamu ke apartementku"

"Jadi ini benar apartementmu? Wah.. kau sudah cukup kaya sekarang?"

"Ini pemberian agency. Bukan uangku. Makanlah, Karan akan menjemputmu sebentar lagi" Ayu meletakan semangkuk sup di hadapan Adi lalu duduk di hadapan pria itu

"Karan? Apa yang harus aku katakan saat bertemu dia nanti?"

"Hadapi masalahmu seperti pria sejati. Kau harus segera menyelesaikannya. Aku dan Karan selalu mendukungmu kau tahu?"

"Terimakasih"

"Semalam kau mengigau. Kau mengatakan semua masalah hatimu sambil menggumamkan nama Karina. Kau pasti bisa mengatakannya secara langsung. Kau harus melakukannya"

"Benarkah?" Tanya Adi tak percaya sambil tetap memakan sup yang Ayu buatkan

"Hm.. kau pasti sangat mencintai Karina"

"Tentu saja. Wajahmu pucat. Kau sakit?"

"Tidak. Aku baik-baik saja. Habiskan. Aku harus mandi dan bersiap. Ada pemotretan hari ini jadi aku tidak akan bisa membantumu lagi hari ini"

"Tak apa. Kau sudah berjasa besar. Terimakasih"

Ting Tong..

"Itu pasti Karan"

Orange Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang