Chapter 26

179 34 0
                                    

13.05.1998

"Mas Noval, setelah ini gaada jadwal lagi kan?" Tanya Ayu pada sang manager. Jujur saja, ia mudah lelah akhir-akhir ini. Belum lagi harus mengalami morning sick setiap pagi

"Sudah tidak ada. Ayu tunggu sebentar ya, Mas selesaikan dulu urusan dengan penyelenggara acara barusan" Ujar Noval sang manager

"Tidak ada masalah kan mas?" Tanya Ayu khawatir

"Tidak Ayu, jangan khawatir"

"Aku hanya takut berbuat salah saat bekerja"

"Kamu bekerja dengan baik seperti biasa" Jawab Noval sambil tersenyum manis hingga menampilkan lesung pipinya

"Syukurlah, saya takut menyulitkan pekerjaan Mas Noval"

"Ini hanya urusan kecil. Tunggu ya, hanya sebentar" Ayu pun mengangguk lalu managernya itu keluar dari mobil. Dan Ayu hanya bermain dengan ponselnya sambil menunggu. Tak lama pintu mobil kembali terbuka dan seseorang duduk di kursi kemudi

"Ko cepat sekali m—" Ayu tak melanjutkan perkataannya saat mendapati jika bukan managernya yang berada disana

"Karan? Ada apa?" Tanya Ayu kaget dan gelagapan. Ia sangat takut saat Karan tak menjawab dan justru menatapnya lekat. Ia memaksa Ayu mengenakan sabuk pengamannya dan melajukan mobil dengan kecepatan yang tak bisa dikatakan wajar

"Karan! Turunkan Mba sekarang! Kamu kenapa?" Ujar Ayu takut. Ia sebenarnya tahu alasan Karan bersikap seperti ini

Dengan kecepatan kilat Ayu tiba di tempat yang membuat Ayu bisa bernafas lega. Itu hanya dormnya. Rumah yang diberikan perusahaan selama Ayu menjadi trinee dan tetap ia gunakan sampai sekarang

"Kita bicara di dalam" Ujar Karan dingin. Tak seperti biasanya

Ayu hanya menuruti perkataan orang yang notabennya masih atasannya itu. Dengan sedikit takut ia membiarkan Karan masuk. Keduanya duduk di sofa ruang tengah dengan wajah Ayu yang masih menunduk, tak berani menatap pria di hadapannya

"Aku sudah tahu semuanya. Aku juga akan membiarkan Mba membuat keputusan" Ujar Karan

Ayu mengangkat wajahnya menatap Karan. Senyuman terpatri di wajahnya yang ayu

"Asalkan beri tahu aku, siapa yang melakukannya?" Senyuman itu luntur hanya dalam beberapa detik. Ia tidak akan pernah buka suara soal itu. Lebih baik Karan tidak ada yang tahu selain dirinya

"Lebih baik kamu pergi. Aku tidak akan pernah bicara" Ujar Ayu lalu melangkah pergi namun tangannya langsung di tahan oleh Karan

"Aku tidak akan pergi sebelum kamu bicara, bicara atau aku terpaksa mengatakan ini pada papa" Ancam Karan membuat Ayu tercekat. Ia tak mau masalah semakin runyam

"Tolong jangan paksa aku Karan" Ayu mulai menangis. Mengingat kembali kejadian malam itu rasanya terlalu sakit. Ia bahkan heran kenapa ia masih bertahan hidup hingga saat ini

"Aku tidak bisa bicara walaupun ingin" Ujar Ayu lagi dan menangis semakin keras sambil meremas dadanya yang terasa sakit

"Aku diam bukan berarti aku tegar. Aku diam bukan berarti aku melupakan semuanya. Aku tidak mau seperti ini Karan. Aku membenci diriku sendiri" Ujar Ayu berbicara sambil tersendat tangisannya. Semua orang yang mendengar tangisan pilu itu pasti merasakan sakit yang dirasakan Ayu, termasuk Karan. Ia melepaskan cengramannya dan beralih memeluk Ayu

"Maafkan aku Mba, aku hanya terlalu frustasi melihatmu. Tolong katakan padaku agar aku bisa menghajar pria itu"

"Beri aku waktu" Ujar Ayu

Orange Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang