Chapter 11

285 35 5
                                    

28.08.1996
Kantor Utama PT. Graha Abadi

"Tok.. tok.." Siang itu Karina sengaja mengunjungi Adi di kantornya. Mendaranginya langsung ke bilik kerjanya. Ya, bilik, tidak seperti anak pemilik perusahaan yang akan langsung memiliki ruangan pribadi dan memiliki jabatan tinggi, Adi justru bekerja menjadi bawahan dalam sebuah tim

Mungkin hanya papanya yang terlalu jahat, karena sebenarnya berdasarkan ilmu dan pengalaman, Adi bisa berada di posisi yang lebih tinggi. Tapi Karina sedikit bersyukur karena Adi jadi tak terlalu sibuk

"Tok.. tok.. Tuan Adiputra, apa pekerjaan anda masih banyak? Ini waktu jam makan siang jika kau lupa" Ujar Karina yang kesal karena di abaikan sebelumnya. Akhirnya, alih-alih mengetuk bilik kerjanya, Karina justru mengetuk-ngetuk layar komputer Adi. Masih bagus ia tak memencet tombol off pada CPU

"Oh— Karina? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Adi yang langsung bangkit dari kursinya dan langsung tersenyum setelah sebelumnya berwajah serius dengan alis bertautan dan dahi berkerut

Karina hanya mendengus malas. Sedari tadi Adi memang tak menyadari kehadirannya karena terlalu fokus. Kebiasaan buruk. Pikirnya

"Aku membawakan makan siang. Masih mau bekerja atau makan siang denganku?" Tanya Karina

"Tentu saja, aku akan men-save ini terlebih dahulu ya" Adi langsung beralih lagi ke layar komputer. Dengan cepat ia segera men-save pekerjaannya. Sementara Karina hanya menunggu dengan malas. Ia memang paling malas jika Adi sudah begini

"Ayo" Ajak Adi kemudian. Langsung merangkul sang kekasih untuk pergi ke tempat yang lebih nyaman untuk makan siang bersama

Mereka memutuskan makan siang di taman belakang kantor karena kantin terlalu penuh. Karina yang awalnya kesal akhirnya luluh juga melihat Adi memakan bekal dari ya dengan semangat. Seperti tidak makan berhari-hari

"Sudah lama aku tidak makan masakan rumah. Apa kamu membuatnya?"

"Hmm" Karina hanya mengangguk meng-iya-kan. Sebenarnya itu bekalnya. Tapi setelah bicara dengan Ayu, Karina merasa ia perlu bicara

"Ada apa menemuiku? Ada yang ingin kamu bicarakan?"

"Habiskan saja dulu makanannya"

"Kau tidak makan? Kau belum makan kan?"

"Aku tidak lapar. Habiskan saja"

"Aku suapi ya? Jangan sampai nanti kamu sakit" Ujar Adi lalu menyodorkan satu sendok nasi dan lauknya

Karina menerimanya walau setelahnya berdecak kesal dan mengomel dengan mulut penuh. Adi hanya tertawa karena tak mengerti apa yang kekasihnya itu katakan

"Jangan makan sambil bicara. Habiskan dulu"

Setelah menghabiskan makan, keduanya hanya terdiam cukup lama. Memandang langit dan taman yang sepi nan sejuk siang itu. Membiarkan angin siang menerbangkan helaian rambut mereka. Membiarkan sinar matahari yang terlalu terik menerpa wajah

"Aku sangat merindukanmu"

"Aku ingin bicara serius padamu Adi"

Orange Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang