Aletha mengerjapkan matanya dan menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya lampu yang ada diatas kepalanya, kini ia sedang ada di dalam ruangan gelap yang hanya diterangi satu lampu kuning.
Aletha berusaha melepaskan ikatan ditangan dan kakinya dangan keadaan mulut ditutupi oleh lakban hitam.
"emmm eemmm"
Langkah seseorang terdengar jelas dan mendekat kearahnya, Aletha memperhatikan orang berbaju hitam dengan mulut ditutupi masker yang ada didepannya.
"hello sayang udah sadar?" tanya laki laki sambil menyapu wajah Aletha dengan tangannya dan Aletha berusaha menghindar dari sentuhan laki laki itu.
"emmmm eemm"
"kenapa sayang?" tanya laki laki itu, Aletha merasa jijik dengan panggilan 'sayang' itu.
"emmm eemmm"
"oh iya sini aku lepas" laki laki itu pun membuka kan lakban dengan kasar.
Sret...
"awwh" ringis Aletha.
"siapa lo? lepas. Gue. Sekarang!!" ucap Aletha dengan menekan setiap katanya.
"mau dilepas?gak semudah itu Aletha Amalia Dirmaga!" ucap laki laki itu.
"TOLONGG" teriak Aletha dengan nafas memburu.
"LEPAS GUE SEKARANG BANGSAT"
plak...
Laki laki itu menampar pipi kiri Aletha dan rasa panas itu menjalar ke seluruh tubuhnya "yakin lo gak kenal gue?" laki laki itu mencengkram dagu Aletha dan melepas masker yang menutupi mulutnya.
"Gi-gibran?" ucap Aletha tak percaya.
"lepas gue sekarang!" ucap Aletha kemudian tangisnya pecah.
"gak mudah sayang, kita akan bersenang senang hari ini" Gibran tersenyum jahat.
"LEPAS ANJING! LEPASIN GUE HIKS" Aletha benar benar takut masa lalunya terulang.
Plak...
Satu tamparan mendarat di pipi kanannya dan membuat kepalanya sedikit pusing "berisik sayang, cewek kok gomongnya kasar! Dulu kamu lemah lembut loh" ucap Gibran.
"bacot, lepasih gue sekarang cowok bajingan! Hiks.." tangis Aletha semakin menjadi, ia benar benar takut jika kejadian beberapa tahun lalu akan terulang.
Plak...
Tiga kali tamparan dan membuat kepala Aletha benar benar pusing dan rasa perih itu semakin bertambah.
"gak sebelum gue puas dan lo tinggal menikmatinya sayang" Gibran menyentuh wajah Aletha dan membuka satu kancing kemeja sekolahnya.
"GUE GAK MAU ANJING" Aletha berteriak.
Plis Alfin, Ranz tolongin gue batinnya berteriak.
"stop dan nikmati saja"
"Argh gue gak mauu! Lepas gue sekarang!"
Bugh...
Gibran tersungkur akibat tonjokan seseorang dari belakang.
"LO MAU APAIN DIA ANJING" teriak Alfin dan menonjok wajah Gibran dengan membabi buta.
"BANGSAT"
Bugh...
Perih rasanya Ranz melihat Aletha yang setengah sadar, ia takut, takut jika Aletha harus mengalami trauma itu kembali.
"bertahan Let, lo jangan lemah kayak gini!" ucap Ranz dan membuka ikatan talinya.
"lo kuat Let buka mata lo!" ucap Ranz pilu.
"bang Aletha takut!" ucap Aletha dengan lemas dan memeluk sang kakak.
"sutt jangan takut ada abang disini!" ucap Ranz membelai rambut Aletha.
"dia jahat bang hiks Aletha takut!" tersirat ketakutan dimata Aletha yang Ranz lakukan hanya mengusp usap punggung Aletha.
"Let bangun! Aletha!" Ranz mengguncang tubuh Aletha, Aletha masih setengah sadar dan tubuhnya lemas.
Gibran kini terkulai lemas diatas tanah dengan luka lembam diwajah tampannya. Ranz ingin sekali ikut menghabisi pria itu namun Aletha lebih membutuhkannya.
"Fin udah lo mau buat anak orang mati? " ucap Feri yang melihat amukan Alfin.
"biar dia mati sekarang!" ucapnya acuh.
"lo gila? Mending lo liat keadaan Aletha sekarang!" ucap Feri.
Alfin berhenti memukuli Gibran dan menghampiri Aletha dan Ranz sedangkan Steva, Feri dan Renata mereka sibuk menghubungi orang orang.
"Let lo gak papa?" tanya Alfin lembut.
Aletha menggeleng lemas ia"lo kuat Let, kita ke rumah sakit sekarang!" ucap Alfin dengan nada sangat khawatir.
"kita bawa dia secepatnya!" ucap Ranz.
"biar gue yang bawa Aletha" Ranz mengangguk lalu Alfin membopong tubuh Aletha keluar.
"let lo kuat gue yakin" lirih Renata dan Steva.
"kenapa lo gak bilang sih kalo mau ke sini?" gumam Renata.
"Fer Aku kamu sama Renata naik mobil kamu ya?"
"iya" jawab Feri
Mereka pun meninggalkan Gibran yang terkapar lemas didalam gudang.
Selang beberapa menit dan mereka sudah benar benar meninggalkan tempat ini.
"sial kenapa bisa gagal sih!" ucap Loura dan menghampiri Gibran, ia sedari tadi hanya melihat kejadian dari jauh.
"bangun Bran!" Loura, Dhea dan Rina menghampiri Gibran yang terkulai lemas.
"lo ukhuk.. Kenapa gak bantu gue sih ukhuk.." ucap Gibran terbatuk.
"yakali gue harus muncul depan Alfin sama temen temennya! Rusak reputasi gue!" ucap Loura melipat tangannya didepan dada.
"bangsat! Untung ukhuk... gue masih idup ukhuk..." ucap Gibran.
"Dhe, Rin bawa dia! Obatin lukanya!" ucap Loura.
"berdiri!" Dhea dan Rina mebantu membangunkan gibran.
"aduhh.. Berat amat sih lo!" ucap Rina.
"tau berat amat!" timpal Dhea.
"kenapa bisa gagal sih Bran? Gue belum sempet nyiksa dia!" ucap Loura dengan kesal.
"jangan banyak tanya sakit badan gua ni!" ucap Gibran.
"tapi lo tenang aja! Gue yakin trauma dia akan kambuh!" ucap Dhea.
"trauma?" beo Loura dan Rina.
"iya dia sempet trauma gara gara dulu sepet mau lecehin dia!" ucap Dhea.
"wow bagus juga" Loura tersenyum.
"rencana selanjutnya?" tanya Rina.
"gue belum ada rencana. Tapi kita liat nanti" ucap Loura dengan senyum devilnya.
"oke" ucap Mereka.
*
*
*
*
*
*
*VOMENT GUYS MAKASIH😘
Kenapa Dhea tau masalalunya Aletha ya?
Sorry tadi sempet aku publikasikan tapi aku Revisi ulang...
Dan sorry pendek😄
Sebelum itu follow dulu dong akun aku sama ig aku shafabalqis18
Okerr👌
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Vs Cool Senior [COMPLETED]
Teen Fiction(BANYAK KATA KATA KASAR DI DALAM CERITA INI) banyak kekurangan dalam penulisan mohon dimaklum Follow dulu sebelum baca ya!! Seorang gadis berparas cantik yang memiliki sifat tempremen, nakal, jail dan tukang membuly, sehingga banyak dari sebagian s...