Bugh....
Bugh.....
Bugh.....
Aletha kini sedang memukul samsak dengan membabi buta sebagai pelamiasan amarahnya, nafasnya memburu, tangannya yang tidak menggunakan pengaman membuatnya mengeluarkan darah segar namun tak dirasa olehnya.
Bugh....
"berengsek, gue benci lo, gue benci Arghhh" umpat Aletha dengan terus memukul samsak dihadapannya, keringat mulai membanjiri wajahnya.
Nafasnya memburu luka tangannya mulai terasa perih, lalu ia menghentikan aksinya, ia duduk dengan keadaan berantakan, wajah berkeringat, tangan berlumur darah dan rambut yang sudah acak acakan matanya sembab.
Ia menangis, dengan memeluk kedua lututnya, tangannya semakin perih. Kenapa Alfin tega? Apakah benar ia hanya pelampiasan Alfin saja? Apakah benar ia hanya menjadi pengganti Vina saat Vina tidak ada? Kenapa Alfin begitu tega padanya? Ia menyesal telah menjatuhkan hatinya kepada Alfin jika berakhir seperti ini.
"ARGHHHH BAJINGAN GUE BENCI hiks.... Gue benci Alfin hiks.... " Aletha berteriak didalam ruang olahraganya.
Teriakan Aletha terdengar oleh Ranz dan Gerry yang sedang menonton TV diruang keluarga. Mereka yang panik mendengar jeritan Aletha pun berlari kearah ruang olahraga, tempat Aletha melampiaskan amarahnya.
"YAALAH ALETHA" teriak Ranz diambang pintu, kemudian Ranz dan Gerry menghampiri Aletha yang sedang duduk dengan memeluk lututnya, ia duduk dengan pandangan kosong, yang membuat mereka khawatir lagi adalah tangannya yang berlumuran darah.
Ranz memeluk tubuh Aletha yang berkeringat "shhttt gue disini, lo jangan kayak gini Let gue gak tega liat lo kayak gini" Ranz menangkup wajah Aletha.
"Aletha liat abang, lo punya kita Let jangan terlalu rapuh, Gue gak bisa liat lo kayak gini" ucap Gerry berjongkok dihadapan Aletha.
Aletha diam ia tidak berbicara, ia menatap kosong kedepan itu yang membuat mereka semakin panik. "Aletha lo jangan kayak gini plis, liat gue" ucap Ranz menangkup wajah adiknya.
"Aletha liat gue" paksa Ranz "Aletha jangan kayak gini gue gak bisa liat lo kayak gini" Ranz memeluk Aletha.
"Aletha, liat abang" ucap Gerey lembut. Aletha mendongkak melihat wajah kedua kakaknya yang ada dihadapannya.
"lo jangan kayak gini plis, gue mening liat lo nangis dari pada lo diam dan ngelamun" ucap Gerry. Aletha menangis lagi.
"gue benci Alfin hiks.... Gue hiks.... Benci dia hiks......" Aletha memeluk Ranz dan menangis didekapan kakaknya.
"lo tenang Let jangan kayak gini ya, lo boleh nangis sepuasnya saat ini, inget cuman saat ini, lo jangan nangis lagi" ucap Ranz mengusap punggung Aletha.
"kenapa dia tega sama Aletha bang? Kenapa Alfin tega sama Aletha? hiks... Dia lebih milih cewek itu dari pada Aletha bang hiks..." Aletha menangis sesegukan.
"ssstttt Alfin cinta sama lo, lo percaya sama dia Let" ucap Ranz "tapi dia berengsek hiks....." ucap Aletha.
Ranz membawa wajah Aletha untuk menatapnya "abang tau Alfin itu cinta sama Aletha, jadi Aletha jangan kayak gini" ucap Ranz, Aletha menggeleng "enggak Alfin gak cinta sama Aletha, dia dia lebih milih Vina hiks...." ucap Aletha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Vs Cool Senior [COMPLETED]
Teen Fiction(BANYAK KATA KATA KASAR DI DALAM CERITA INI) banyak kekurangan dalam penulisan mohon dimaklum Follow dulu sebelum baca ya!! Seorang gadis berparas cantik yang memiliki sifat tempremen, nakal, jail dan tukang membuly, sehingga banyak dari sebagian s...