12. Latihan soal

155K 5.8K 41
                                    

"fin lepas" tidak tahu sudah berapa kali ia meminta Alfin melepas cekalannya.

Kini Aletha malu sekaligus risih karena Aletha menjadi pusat perhatian dan kini ia bingung mengapa jantungnya ini berdetak begitu cepat.

"woy fin ngapain lo tarik tarik adek gue, lo kira dia kambing?"

"wow kejadian langka babang Alfin gandeng cewek" celetuk Feri.

"bacot" Ketus Alfin.

"tau nih kak masa gue dia tarik tarik" adu Aletha.

"fer pesen, biasa" alih alih Alfin malah menyuruh Feri untuk memesankan makanan.

"enak ya lo, datang datang maen nyuruh aja" Feri berbicara ketus.

"eh fer gue juga dong pesenin sekalian, itu samain aja sama Alfin" Feri merasa tidak terima dengan Aletha yang menyuruhnya.

"eh unyil, lo itu nyuruh gue? Kakak kelas lo? Hah? Beli sendiri!" ujar Feri ketus.

"bodo amat, pokoknya beliin sekarang" Aletha pun mengeluarkan uang seratus ribu.

"nih, kembaliannya buat lo" mata feri berbinar.

"bilang dong kalo mau ngasih uang, kan jadi mau" mereka geleng geleng, Feri pun bergegas pergi.

"eh iya lo berdua kenapa bareng?" tanya Ranz.

"gue tadi abis dari Ruang guru disuruh bu Perte" jelas Aletha setengah.

"lo kalo jelasin tuh yang lengkap bg, ngapain lo disuruh kesana?" Ranz menoyor kepala Aletha pelan.

"gue sama Alfin disuruh ikutan lomba Olimpiade Fisika" Ranz dibuat cengo oleh kata kata Aletha.

"masaa? Bu Perte kerasukan apa nyuruh lo ikut olimpiade?" tutur Ranz.

"eh ya denger gue itu gini gini pinter, lo lupa?" tanya Aletha balik.

"eh iya ya lo itu walaupun bar bar pinter, lupa gue" Ranz menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Alfin hanya bermain Handphone tanpa berniat menimbrung dalam obrolan mereka.

"gue ke toilet dulu ya tiba tiba perut gue mules abisnya gue makan baso kebanyakan cabenya gara gara si Feri" Ranz pun berlari terbirit birit.

"jijik banget, mau ketoilet aja harus curhat ampe akar akarnya" Aletha menggeleng.

"nah tu orang ternyata lagi pacaran" Renata menunjuk meja tempat Aletha duduk. Disana hanya ada Aletha dan Alfin

"samperin yuk" ucapan Steva diangguki oleh Renata.

"Hai let, lo ngantin kagak ngajak ngajak, lo tau gak?" ucapan Steva tiba tiba dipotong oleh Aletha.

"gak"

"gue belom selesai ngomong anjir, lo tau gak kita berdua tuh nyari lo sampe puter puter sekolah tujuh hari tujuh malem, gue telfon gak aktif, gue cari Rooftop gak ada, taman belakang dan terakhir gue nyarilo kesini, ternyata lagi pacaran" cerocos Steva dan Renata mengangguki setiap ucapan Steva.

"lo itu kayak emak emak komplek aja, kalo udah ngomong itu kayak rumus mencari luas Balok, panjang kali lebar, melebihi khutbah jumatan lagi" kesal Aletha.

"hehe" Steva menyengir kuda.

"eh lo berduaan aja, jangan jangan lo berdua pacaran?" heboh Renata.

"enggak" jawab mereka berdua kompak.

"masa?"

"iya" jawabnya berbarengan lagi.

"hmmm, gue curiga" Steva memberikan tatapan intimidasi kepada Aletha dan Alfin.

"makanan datang!" teriak seseorang, siapa lagi kalo bukan Feri.

"eh ada ayang setev" Steva pun kini tengah malu.

"hah sejak kapan lo ayang ayangan sama Steva?" tanya Renata.

"sejak malem" jawab Feri. Malam tadi Feri dan Steva resmi berpacaran.

"WHAT?" teriak Aletha dan Renata.

"kenapa lo gak cerita stev?" tanya Renata.

"hehe ya maaf, soalnya gimana ya?" jawab Steva ragu.

"pokoknya lo hutang cerita sama kita!" tegas Aletha.

"iya iya nanti gue cerita, nanti pulsek kita main deh di rumah lo ya Let?" ajak steva yang diangguki Renata.

"oke" Aletha mulai memakan makanan yang tadi dibawakan Feri.

"lo ada latihan soal" peringat Alfin dengan nada datar.

"yah males fin" rengek Aletha.

"gak pokoknya pulang sekolah lo tunggu gue" tegas Alfin.

Aletha menghela nafas pasrah "iya iya" jawabnya sedikit ketus.

"gue ada latihan soal, buat olimpiade. Jadi gak bisa main" Aletha dengan berat hati harus menolak ajakan sahabatnya.

"wah wah wah, yaudah deh kapan kapan aja. Berarti tadi lo dipanggil bu Perte disuruh ikutan olimpiade?" tanya Renata.

"iya" Mereka pun ber oh oh ria.

Tak lama datang Ranz dengan santainya duduk di meja sebelah Renata.

"bang, lo cebok kan?" tanya Aletha, aletha memang kadang memanggil kakak atau Abang terkadang ia hanya memanggil nama.

"ya cebok lah" sungut Ranz.

"bang lo abis ngapain? pup?" tanya Renata.

"iya"

"pantesan, kok kayak ada bau bau tidak mengenakkan" ujarnya lagi.

"enak aja tuh mulut ngebacot aing mah ges ombeh, make sabun!" (gue udah cebok, pake sabun) Renata pun terkekeh.

*****

"ini soalnya kalian ibu kasih waktu satu jam kalo ada yang gak bisa kalian bisa saling menanyakan! Ibu tinggal nanti kalian kumpulkan satu jam kedepan!" soal yang dipenuhi dengan angka telah terpampang jelas di depan mata Aletha.

"siap bu!" seru Aletha.

Sudah kurang lebih setengah jam mereka mengerjakan dan ada beberapa soal yang Aletha tidak mengerti.

"Fin yang ini gimana sih?" Aletha mengetuk ngetukan pensil yang ia pegang ke meja.

"lo tinggal cari gaya terus dibagi kecepatan sama waktu" Jelasnya singkat namun dapat Aletha mengerti.

Selesai....

Akhirnya setelah kurang lebih empat puluh lima menit mereka mengerjakan soal yang dipenuhi rumus pun telah selesai.

"akhirnya" Aletha meregangkan oto otonya.

Krek.... krek....

Suara tulang tulang itu terdengar cukup keras dan membuat perhatian Alfin teralih.

Tanpa sadar Alfin tersenyum tipis melihat tingkah Aletha yang sepertinya sudah merasa bosan akan semua soal ini.

"udah nih, yuk kumpulin terus pulang!" Seru Aletha. Alfin hanya mengangguk.

*
*
*
*
*
*
*

Jangan lupa vote and comment

Eh iya aku mau ngucapin

Selamat menunaikan ibadah puasa 🙏

Next bakalan ada kembaran Alfin nih stay tune ya

Bad Girl Vs Cool Senior [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang