42. Rumah sakit

117K 3.8K 22
                                    

Denis kini sedang ditangani oleh dokter, luka ditangannya cukup parah hingga ia harus dibawa ke rumah sakit.

"lo udah telfon bokap si Denis belum?" tanya Renata kepada Tian yang sedang mundar mandir. "mana peduli bokapnya!" jawab Tian, Tian adalah sahabat Denis yang paling dekat, Tian sangat tau keluarga Denis, ayahnya yang tidak perduli pada Denis ibunya yang telah meninggal saat ia masuk SMA.

"bener bener gak peduli?" tanya Renata Tian mengangguk "sama sekali?" Renata memastikan.

"iya, coba aja lo telfon! Gue tepuk tangan kalo bokapnya kesini!" ucap Tian. Mereka pun benar benar tak habis pikir dengan jalan pemikiran ayahnya mengapa ia sangat amat tidak perduli pada Denis.

Hingga seorang dokter keluar "keadaan pasien baik baik saja, hanya saja tangannya terluka agak parah, sebaiknya pasien harus dirawab beberapa hari" ucap Dokter itu.

"baik dok trimakasih" ucap Aletha dokter itu mengangguk. "boleh dijenguk kan dok?" tanya Kevin "oh silahkan tapi jangan langsung semuanya, nanti gak cukup" ucap dokter itu karena ada lumayan banyak anak anak yang ikut mengantar Denis.

"ashiap dok" ucap Kevin. Kemudian dokter itu pergi meninggalkan mereka.

Saat Aletha, Renata, Steva, Kevin dan Tian masuk, terlihat Denis yang tengah berbaring dengan tangan kiri yang diperban.

"Den lo gak papa kan?" tanya Kevin. "eh bego udah tau tangannya diperban lo nanya gitu" ucap Tian. "ya basa basi aja, gitu amat abang Tian" ucap Kevin tak dihiraukan Tian.

"gue gak papa kok" ucap Denis. "bokap lo--" sebelum Tian berbicara Denis memotong ucapannya. "gak papa udah biasa" ucap Denis.

"Den kenapa bisa gini sih? Lo tau kan dia itu licik!" ucap Aletha kepada Denis, Denis tersenyum "gak papa Let lo jangan berlebihan deh!" ucap Denis.

"lo itu luka bangsat, parah lagi!" ucap Aletha. "tau Den, kalo lukanya se upret sih gak papa, ini mah parah!" timpal Aletha.

Denis melihat luka lebam diwajah Aletha "lo juga luka setan" Denis menyentuh wajah Aletha "sttaww jangan dipegang!" ucap Aletha.

"udah diobatin?" tanya Denis. "udah" jawab Aletha, tadi Aletha diobati oleh Renata.

"lo berantem sama siapa?" tanya Denis mengintimidasi. "sama Alex lah, lagian gue najis banget! Untung juga gak sampe rumah sakit!" ucap Aletha.

"muka lo ampe ungu kek gitu, tapi tetep cantik kok!" ucap Denis membuat mereka yang ada disana menatap Denis. "inget men Aletha udah punya pacar" ucap Kevin.

"inget kok inget, lagian gue cuman muji cantik" ucap Denis "emang iya cantik" ucap Aletha.

"gue nginep disini ya!" ucap Tian "gak usah gue sendiri aja!" ucap Denis.

"sayangnya gue mau disini!" ucap Tian kekeuh. "gue juga disini ya?" Kevin bersuara.

"lo mah nyari kesempatan dalam kesempitan, bilang aja males sekolah!" ucap Renata.

"tau aja deh lo! Abisnya males gue" ucap Kevin.

Mereka asik mengobrol hingga mereka tidak sadar bahwa sejak tadi mereka tidak mendengar Steva bersuara.

"lah si anjing malah tidur" ucap Kevin saat melihat Steva tertidur disofa. "biarin aja lah kasian juga kalo dibangunin" ucap Tian. "gue mau pulang masa dia ditinggal!" ucap Renata, karena ia pun sudah merasa ngantuk sedikit.

"anak anak yang lain suruh masuk kita keluar!" ucap Aletha. Sedangkan Steva dibangunkan oleh Renata.

"Stev bangun ayok pulang!" Renata mengguncang guncang tubuh Steva, tapi gadis itu tidak terganggu sama sekali.

"gila kebo banget!" ucap Kevin saat Renata sudah mengguncang guncang tubuh Steva dan tidak berefek sama sekali.

"Oy Kebo bangun" Renata benar benar sangat kesal karena Steva tidak terbangun. "Awas!" Aletha menumpahkan air mineral ke wajah Steva hingga gadus itu terbangun.

"AAA BANJIRR!" teriak Steva reflek, langsung saja Renata membekap mulut Steva dengan tangannya.

"berisik toa, ini rumah sakit!" ucap Renata lalu melepas bekapan mulutnya. Steva mengelap wajahnya dengan tangan "II BAS---- mppp" sebelum Steva berteriak lagi renata kembali membekap mulut Steva.

"gue bilang berisik! ini rumah sakit bego!" ucap Renata. "lagian kenapa gue diguyur!" ucap Steva kesal.

"lo tidur udah kayak orang mati!" ucap Renata. "ayok pulang" ajak Aletha menyeret tubuh Steva.

"Den gue pulang besok kesini lagi" pamit Aletha pada Denis. "oke hati hati Let" ucap Denis.

"Yan, Vin kita pulang ya" pamit Aletha "yoi, ati ati diculik genderewo!" ujar Kevin.

"bukannya genderewonya lo ya?" Renata Terkekeh. "goblok"

Saat Aletha keluar dari ruangan Denis mereka berpamitan kepada anak anak yang lainnya. "Guys kita pulang" pamit Renata.

"yoi Let ati ati ya" ucap Mereka. Aletha mengacungkan jempolnya.

Saat mereka sampai diparkiran "Stev lo bisa gak bawa motornya?" tanya Aletha melihat Steva yang menguap sepanjang koridor rumah sakit.

"tau ngantuk banget gue" ucap Steva mengucek matanya. "lo gue bonceng aja deh, ntar jatoh berabe!" ucap Renata.

"motor simpen aja besok bawanya" ucap Aleth Steva pun mengangguk, sumpah Steva sangat ngantuk berat.

"hayu atuh euy tunduh!" ucap Steva (ayo dong ngantuk)

"awas lo tidur dijalan ntar terpongkeng lagi!" ucap Renata saat Steva sudah naik diatas motornya. "ck iya bawel makannya cepetan!" ucap Steva.

Motor mereka pun melesat meninggalkan Rumah sakit, Renata iseng ia membawa motor dengan kecepatan diatas rata rata hingga Steva yang tadinya ngantuk seketika kantuknya hilang karena keterkejutannya.

"woy goblok gue kaget setan!" ucap Steva, Renata membawa motor dan menjempingkan motornya sedangkan Steva yang ada dibelakangnya memeluk Renata dengan erat.

"BIAR GAK NGANTUK" teriak Renata. "PELANIN SETAN JANGAN DIJEMPING JEMPING KALO GUE JATOH GIMANA?!!" teriak Steva.

"LO JATOH TINGGAL BALIK LAGI KE RUMAH SAKIT LAH!" Teriak Renata santai sedangkan Steva bisa bernafas lega karena Renata memperlambat kecepatannya.

"apes banget idup gue hari ini, dibawa kebut sana sini!" gumam Steva.

Sesampainya di Ruman Renata mereka langsung berganti pakaian menggunakan piyama.

Jika Steva langsung naik ke atas kasur dan tidur lain D ngan Aletha yang memilih duduk dibalkon sambil menatap bintang yang bertabur dilangit.

"Let jangan galau mulu ah" Renata menghampiri Aletha. "enggak kok siapa yang ngegalau!" ucap Aletha.

"hilih enggak enggak, tapi lo mukanya kayak gitu" ucap Renata. "biasa aja ah" jawab Aletha.

"terserah gue mau tidur udah malem" ucap Renata kembali masuk kedalam kamar kemudian tidur disebelah Steva.

Sedangkan Aletha mengeluarkan rokok yang ada disakunya kemudian ia menyalakan dan menghembuskan asap rokoknya dengan pikiran berkecamuk.

Renata yang berusaha tidur pun sulit kenapa? Karena perutnya yang berbunyi meminta diisi.

"Aletha gue laper lo mau makan juga gak?" tanya Renata yang bangkit dari kasurnya. "gak lo aja!" jawab Aletha masih menghisap rokok yang ada diantara jari telunjuk dan tengahnya.

"yaudah!" Renata pun turun kebawah untuk mencari makanan yang bisa ia makan, perutnya sudah sangat berisik meminta jatah makan malam.

*
*
*
*
*
*

Thank for reading don't forget to vote coment and Share

Komen kalian itu buat aku jadi semangat nulis😘

Bad Girl Vs Cool Senior [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang