Chapter 13

1.1K 109 7
                                    

James ingat saat menjemput Elena, ia benar-benar tidak percaya. Elena dan pemuda asing itu terlihat sangat dekat. Entah kenapa ia merasa marah melihat Elena ada dalam genggaman dan pelukan orang lain.

James lihat Elena sama sekali tidak keberatan saat pemuda asing itu mengenggam tangannya, menuntun Elena untuk berjalan. Seolah Elena merasa terjaga dan terlindungi.

Namun, saat itu Elena sama sekali tidak tahu bahwa James sedang memperhatikannya. Karena James pura-pura tertidur saat pemuda asing itu pergi dan Elena mendekati mobilnya.

Elena memang selalu bisa jujur padanya, namun kejujuran gadis itu semakin membuat James gelisah dan khawatir. James tidak mau kehilangan orang yang ia sayangi untuk kedua kalinya.

Dulu James sempat kehilangan adik kandungnya. Namun berkat adanya Elena, ia seperti mendapat adiknya kembali —namun bagi James, Elena dan adiknya jauh berbeda. Karena James melihat Elena seperti melihat sosok yang pernah ia cintai di masa lalu.

Karena sekelebat bayangan seseorang muncul dalam benaknya setiap kali memandang wajah Elena, yang kini telah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

Mungkinkah ia mencintai Elena seperti ia mencintai orang yang ia cintai? Mungkinkah sakit hati yang pernah ia alami akan terulang kembali? Karena Elena adalah —

"James!" panggil seorang gadis yang sedang ada di hadapannya itu, membuat James harus menghentikan lamunan singkatnya.

Elena memperhatikan James dengan kerutan. Seolah gadis itu mencurigainya.

"Apa kau melihatnya?" tanya Elena, masih dengan wajah datar.

"Ya, aku melihatmu dengan pemuda itu. Siapa dia?" tanya James sembari menahan dirinya untuk tetap tenang.

Elena tidak menjawab. Gadis itu terus memandanginya. James melihat bibir tipis Elena sedikit terbuka lalu gadis itu kembali menutupnya. Seolah akan mengatakan sesuatu tapi tidak jadi untuk diungkapkannya —apa yang sebenarnya terjadi?

"Kekasihmu?" tuduh James, karena tidak sabar.

Elena menatap James semakin tajam. "James, kenapa kau begitu ingin tahu?" tanya Elena.

"Karena aku kakakmu," ucap James meninggikan nada suaranya, sedikit membentaknya. Namun sama sekali tidak membuat Elena takut.

Elena menajamkan tatapannya. "Jika kau kakakku, seharusnya kau tidak perlu semarah ini. Aku tahu kau mengkhawatirkanku, tapi dengan caramu seperti ini. Aku merasa bahwa kau menyanderaku," balas Elena pelan, namun tetap dingin dan datar.

James merasakan nafasnya naik turun saat ini. "Aku hanya ingin melindungimu. Kau tidak tahu seberapa jahat orang-orang di luar sana," ingatnya.

"Tidak! Kau salah James, tidak semua orang kau pikir jahat." Kemudian gadis itu menundukan kepalanya. "Aku tahu, aku melanggar nasihatmu. Maafkan aku," ucap Elena lagi menyesal.

"Baiklah, aku tidak akan menanyakannya lagi. Istirahatlah, jangan banyak gerakaan kakimu. Kau belum benar-benar sembuh," kata James berusaha terlihat tenang dan segera meninggalkan Elena sendirian di kamarnya, tanpa menyentuh puncak kepala gadis itu seperti yang biasa ia lakukan.

James merasa takut Elena membencinya karena rasa khawatirnya yang berlebihan. Seharusnya ia berterimakasih pada pemuda asing itu yang telah membantu Elena.

James memang gampang berpikiran negatif hingga menuduh gadis itu yang bukan-bukan, secara tidak sadar ia telah membuat Elena tertekan dengan pertanyaan bodohnya.

Tapi James hanya khawatir, entah khawatir macam apa yang ia dapatkan saat ini. Ia merasa panas, seolah api membakar dirinya.

Apa dirinya cemburu?

ROSE DEATH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang