Chapter 28

849 85 8
                                    

Rasanya James ingin mambakar seluruh isi hutan ini. Ia tidak bisa menemukan Elena di manapun. Bahkan makhluk setengah gila yang ada di sampingnya itu hanya melototinya saja, bukannya ikut panik dan mencari keberadaan Elena.

Slow down dude!” ucap Damien kemudian. “Pasukanku sedang mencarinya, adik kita pasti baik-baik saja,” sambungnya santai.

James menatap Damien tajam dan menarik kerah pakaiannya. “Kau dan Marion mengacaukan semua rencanaku. Seharusnya kau tidak menemuinya dan membawanya kehadapan Marion.”

Damien menggeleng pelan. “Kau mengakui dirimu sebagai kakaknya, tapi kau mencintainya. Dan rencanamu adalah memilikinya.” Damien menarik sudut bibirnya, kemudian James menghempaskannya menjauh.

James tidak menghiraukan Damien lagi dan melangkah pergi dari vampire gila itu. Ia sangat menyesal dan kesal dengan semua kejadian ini. Yang menyakitkan dari semua ini adalah bagaimana Elena membencinya dan tidak mau menatapnya lagi. James benar-benar akan kehilangan gadis itu.

Ingin memiliki Elena adalah salah satu tujuan James selain melindungi gadis itu dari para penjahat yang mengincarnya. James ingin memiliki gadis itu untuk apa yang tidak sempat ia miliki dahulu. Berbohong sebagai kakaknya adalah pilihan terbaik untuk selalu bersamanya.

Tapi semua itu tidak dapat berjalan dengan baik setelah Elena mengetahui semua kebohongannya. James tahu itu menyakitkan bagi Elena, gadis itu terlalu mempercayainya meski ia masih menyembunyikan hal yang selalu dipertanyakannya.

Sungguh James ingin semua keadaan kembali normal dengan Elena yang selalu bersamanya setiap waktu, menariknya ke dalam pelukan dan mengusap puncak kepala gadis itu.

Semua kekalutan dalam pikiran James harus membuatnya berhenti melangkah dan memukul batang pohon tepat di sampingnya. Gusar, cemas, khawatir, dan semua perasaan itu tidak dapat ia kendalikan. Ia ingin Elena kembali tanpa adanya rasa benci di hati gadis itu untuknya.

James akan sangat bahagia jika saja Elena mau memaafkannya dan kembali bersamanya. Tapi rasanya itu sangat mustahil terjadi mengingat Elena sangat sulit percaya pada seseorang untuk kedua kalinya.

James kembali melangkah dengan cemas bahkan frustasi. Meski ia yakin Elena baik-baik saja bersama dengan Sean, namun yang membuat James tidak tenang adalah keadaan Elena yang sedang kacau. Ia takut gadis itu melakukan sesuatu di luar dugaannya.

Setelah beberapa saat James menyusuri hutan itu, akhirnya ia sampai di sebuah danau yang membentang luas. Matanya menyusuri tepian danau, dari kejauhan ia menemukan Elena dan Sean yang sedang berpelukan sangat mesra. Elena begitu sangat tenang dan nyaman berada dalam pelukan pemuda itu, James merasa sedikit hancur melihat kedekatan mereka.

James pun hanya bisa terpaku di tempatnya sembari menyaksikan mereka berpelukan. Setelah itu ia melihat Elena melepas pelukannya dari Sean dan menoleh padanya, gadis itu berlari ke arahnya sembari meneriaki namanya. James tidak tahu apa yang terjadi, ia hanya memperhatikan Elena yang berlari semakin mendekatinya.

Akkkhhh…,”

James merasakan seseorang telah menebas punggungnya menggunakan pedang, ia bisa merasakan itu sangat perih kemudian tubuhnya ambruk ke tanah. Samar-samar ia melihat Elena menghampirinya dengan panik. James menyakini orang yang telah menebas punggungnya adalah seorang pria, James mengenal pria itu yang kemudian menghilang setelah berhasil melukainya.

Elena menatapnya dan membawa kepala James ke pangkuannya. James tampak menahan rasa perih di punggungnya. “Elena... maafkan aku. Aku menyesal. Kau boleh membenciku semaumu,” ucap James perlahan-lahan.

Sementara Elena kembali menitikan air matanya, melihat James terluka membuatnya jauh lebih hancur dari pada pria itu membohonginya. “I don’t hate you.” Elena mengusap wajah James dan berharap pria itu bisa bertaham. “Kau akan baik-baik saja James,” ucap Elena yakin.

ROSE DEATH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang