Chapter 31

861 77 5
                                    

Sean hampir saja mati, napasnya terengah-engah dan menghirup banyak udara setelah keluar dari dalam air. Sementara Elena sama sekali tidak merasa bersalah atas apa yang telah dilakukannya.

Ya, gadis itu emang tidak memperdulikan apapun saat ini —setelah James mati. Bahkan rasanya Elena tidak memperdulikan dirinya karena sibuk memikirkan cara agar James kembali hidup. Gadis itu keras kepala dan menyebalkan, namun Sean tidak bisa menghindari fakta bahwa ia mencintainya.

“Bagaimana jika aku mati Elena?” tanya Sean terdengar dingin.

“Tapi kau tidak mati, kau masih hidup.” Elena membuang pandangannya dari tatapan Sean yang begitu mengintimidasinya.

“Baiklah tidak masalah. Kau memang ingin aku pergi.” Sean berjalan melewati Elena yang masih berkutat dengan pemikirannya, ia kembali ke tepian karena tidak tahan dengan dinginnya air danau itu dan juga dinginnya sikap Elena.

Perlahan-lahan ia melangkahkan kakinya, air yang setinggi pinggangnya itu terlihat tidak beres. Mungkin hanya perasaannya saja. Tiba-tiba sesuatu melewati kakinya di dalam air, Sean pun cepat-cepat melangkah namun terhenti karena melihat sesuatu yang tiba-tiba menyembul dari dalam air di depan matanya. Sangat membuat Sean terkejut.

“Manusia,” lirih sesosok makhluk menyeramkan dengan seringaiannya.

Ketakutannya semakin berlipat ganda saat makhluk itu mencoba mendekatinya, namun Sean kalah cepat. Makhluk itu menarik kakinya dalam air sehingga ia kembali tenggelam. Sean tidak bisa berbuat apapun selain menarik kakinya dan melawan pergerakan makhluk itu.

Kehabisan napas, Sean merasa sesak dan kepalanya mulai terasa amat pusing. Ia tidak bisa melawan lagi dan mulai merasa lemah. Sementara makhluk itu sekarang ada di atasnya, merengkuh tubuhnya menggunakan kuku-kuku tajamnya.

“Kau tampan sekali, tapi aku tidak tertarik. Lebih baik kujadikan kau santapan,” makhluk berwujud wanita setengah duyung itu berkata lalu menarik Sean lebih dekat dan menggores dadanya. Itu cukup dalam dan sangat menyakitkan, membuat Sean semakin tidak berdaya dan berteriak di dalam air.

Akh…,” tiba-tiba makhluk itu mematung dengan mata melotot. Sesuatu telah menembus tubuh makhluk itu, sama-samar ia melihat Elena berada di sana —dibelakang monster itu.

Elena datang, ia tidak bisa tinggal diam melihat orang yang dicintainya disakiti. Elena pun mencengkram leher monster itu kuat hingga terluka dan mematahkannya. Tidak sampai disitu ia merobek-menusuk tubuh monster duyung itu menggunakan mawar kematiannya —sangat pantas disebut seperti itu karena selama ini mawar itu telah merenggut banyak nyawa. Ia menghempaskan duyung tak berdaya itu ke dasar danau setelah meronta-ronta kesakitan serta teriakannya yang sangat memilukan.

Setelah itu Elena menarik Sean ke permukaan, ia benar-benar lupa bahwa manusia tidak bisa bernapas dalam air tanpa alat bantu. Cepat-cepat Elena membawa Sean ke tepian sebelum ada monster duyung lain yang menyerang. Seharusnya Elena lebih fokus dan memperhatikan Sean saat ini, pemuda itu terancam banyak bahaya karena dirinya.

Luka di dada Sean cukup dalam, pemuda itu tidak sadarkan diri. Segera Elena membaringkan Sean jauh dari tepi danau dan memeriksa keadaan pemuda itu. Elena harus menghentikan darah Sean agar tidak keluar lebih banyak lagi, ia pun mengambil mantelnya dan merobeknya menjadi beberapa potongan dan membalut luka Sean. Tidak lupa Elena mengganti perban di kepala dan juga lengan pemuda itu yang sudah basah, ia melihat lukanya belum benar-benar kering.

ROSE DEATH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang