Chapter 35

703 73 1
                                    

Seorang ratu melangkah begitu anggun saat melewati lorong istana, begitupun gaun merah gelap yang dikenakan sang ratu menyapu setiap lantai yang dilewatinya. Tatapan matanya yang tajam selalu lurus ke depan serta wajah yang tegas dan berwibawa. Ratu tersebut adalah istri dari Raja Morgan, yaitu Ratu Irina.

Di hadapan sang ratu kini berdiri pintu besar yang kokoh, langsung saja pintu itu terbuka dengan sendirinya saat ia ingin memasukinya. Sebuah kamar besar milik putranya. Setelah bertahun-tahun dirinya menanti, akhirnya putranya kembali menginjak istana.

“Aku berharap kau tidak melakukan hal bodoh lagi, James Alexander,” ucap Irina tegas. Nada suaranya membuktikan bahwa dirinya serius dan begitu marah.

Pria yang sedang duduk di atas sebuah ranjang tidak menoleh sedikitpun atau menatap wajah Irina. Ia tetap diam dengan tatapan jatuh ke lantai. Setelah kebangkitannya kembali, James tidak pernah berhenti untuk berpikir. Mengapa ia bisa ada di dalam istana ini, bukannya dirinya sudah mati?

“Kau selalu seperti itu saat aku sedang bicara,” kata Irina dan mendekati putranya tersebut, masih dengan tatapan yang tajam.

James masih tidak ingin menatap wajah wanita di hadapannya itu. Ia sangat benci ada di rumah, wanita itu sama sekali tidak pernah menunjukan rasa kasih sayangnya sebagai seorang ibu. Bahkan saat Laura tiada, wanita itu sama sekali tidak berduka atau menangisi kepergian adiknya tersebut.

“Sebagai ratu di kerajaan ini, aku sangat kecewa padamu, kau lebih memilih pergi dan mementingkan kerajaan Altas,” ucap Irina.

“Sebenarnya untuk apa kau patuh terhadapnya? Sementara kerajaan ini masih membutuhkanmu,” sambungnya dan melangkah ke jendela besar di samping ranjang dan memandang keluar.

“Kerajaan ini membutuhkanku? Tapi aku tidak pernah mengharapkan itu,” James akhirnya bicara.

“Lalu apa yang kau harapkan? Kerajaan ini adalah tempat tinggalmu.” Pandangan Irina masih tertuju pada pemandangan di luar jendela besar itu.

“Aku selalu berharap kau membutuhkanku sebagai putramu, bukan sebagai pengikutmu,” James berkata seolah emosinya telah meluap, lalu ia bangkit berdiri. Sementara Irina menolehnya tajam.

“Kau memang putraku, tapi kau juga harus menuruti semua perintahku,” ucap Irina tegas dan tajam. Wajah wanita itu sudah mengeras dan siap meluapkan emosinya, namun masih tetap terjaga.

“Aku akan pergi. Tempat ini hanya akan membuatku pusing.” James melangkah keluar melalui pintu besar itu yang secara langsung terbuka untuknya, sementara Irina menatap dengan amarahnya.

Sang ratu lantas menyusulnya. Tentu saja Irina tidak terima James pergi dan meninggalkan istana ini begitu lama atau yang lebih buruk tidak pernah kembali.

“Aku perintahkan kau untuk tetap tinggal di sini, kau tidak bisa pergi tanpa ijin dariku,” kata Irina tegas. Saat itulah James merasa geram dan berbalik menghadap wanita itu dengan api bermunculan di kedua tangannya.

“Kau tidak bisa memerintahku!” bentak James.

Irina pun tidak segan untuk mengeluarkan kekuatannya, aliran petir mengelilingi jari-jarinya. “Kau tidak akan pernah bisa melawan seorang ratu,” perkataan Irina begitu jelas ingin melawannya, serta mata biru wanita itu menyiratkan amarah yang luar biasa.

James pun hendak melemparkan apinya, namun sayang seorang lelaki menghentikannya.

“Anak dan ibu selalu saja bertengkar,” keluhan seorang pria yang memiliki rambut perak serta manik hazel persis seperti miliknya. Meskipun usianya sudah ribuan tahun, pira itu masih tampak awet muda.

ROSE DEATH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang