Chapter 29

854 82 4
                                    

Tidak ada yang bisa Elena lakukan selain terdiam, kemungkinan untuk James bisa kembali hidup sangatlah kecil. Hanya orang yang telah membunuhnya sajalah yang bisa membuatnya kembali hidup.

Tapi, sangat tidak mungkin orang jahat itu mau membantu, karena tujuannya adalah membunuh James dan juga dirinya.

Elena terpaku tanpa ekspresi memandang tubuh James yang dibaringkan di sebuah ruangan di dalam kastil yang begitu dingin. Wajah James terlihat pucat dan sisa-sisa darah dari tubuhnya yang telah mengering masih melekat di sana.

"Maaf aku tidak bisa melakukan apapun." Suara seorang wanita mengejutkan Elena. Wanita itu adalah Marion yang juga ikut bersimpati atas apa yang telah menimpa James. Tapi wanita itu lebih mengkhawatirkan keadaan Elena yang terlalu kacau dan hancur.

"Apakah tidak ada cara lain?" tanya Elena masih menatap tubuh James.

Marion mendekat mambuat Elena menatapnya. "Aku telah memberitahu semuanya padamu. Itu cara satu-satunya."

"Penjahat itu tidak akan pernah mau melakukannya, karena tujuannya hanyalah membunuh." Dengan wajah dinginnya Elena berkata dan mengepalkan tangannya kuat.

Marion menatap lesu dan memeluk Elena. Sama sekali Elena tidak menolaknya, ia mulai menerima kenyataan bahwa wanita vampire itu adalah ibunya. Dan tentang James yang telah membohonginya, Elena memang membenci itu. Tapi tidak ada yang bisa mengubah perasaannya bahwa ia sangat menyayangi James. Pria bermata hazel itu tetaplah kakaknya, bagaimanapun keadaannya.

"Aku mohon jangan bahayakan dirimu hanya karena Alexander. Dia telah membohongi dan menipumu," ucap Marion.

"Bagaimanapun dialah yang selama ini melindungiku dari penjahat itu, meskipun aku masih memiliki pertanyaan yang tidak pernah dijawab olehnya," Elena berkata dan melepas pelukan Marion dari tubuhnya. Wanita itu memiliki kulit pucat dan dingin, sama sepertinya.

"Pertanyaan?" tanya Marion.

"Aku selalu bertanya, mengapa mereka ingin membunuhku," terang Elena.

Wajah Marion tampak lebih pucat. Wanita itu terdiam menatapnya dengan ekspresi yang sulit Elena tebak, seolah Marion berusaha menyembunyikan suatu ekspresinya.

"Aku yakin kau tahu jawaban dari pertanyaanku," ucap Elena datar. Lalu melengos pergi dari ruangan itu, meninggalkan Marion yang terdiam serta kekhawatiran yang tiba-tiba muncul di benaknya.

Elena menuju ke sebuah ruangan lain di mana Sean menunggunya, di sana juga ada Damien yang duduk sangat dekat dengan Sean. Pria vampire itu terlihat mengendus-endus tubuh Sean.

"Berhenti bersikap seperti itu padanya!" titah Elena pada Damien. Pria itu mendengus kesal melihat kedatangannya.

"Aku sangat ingin mengigitnya, bolehkan aku mencicipinya sedikit?" tanya Damien memohon seperti seorang bocah yang melihat permen kapas di depan matanya.

Elena mempelototi Damien dengan sangat tajam dari sebelumnya. "Menjauh darinya!"

"Dasar tidak mau berbagi," kesal Damien dan beranjak menduduki sebuah kursi di ruangan itu.

Sean menoleh ke arah Elena dan menarik tangan Elena untuk duduk disampingnya. "Omong-omong, apa keputusanmu?" tanyanya.

"Aku akan menemui orang itu, hanya dia yang bisa membuat James hidup," balas Elena menatap lesu, sementara Sean menatapnya ragu.

"Keputusan yang bodoh. Menemuinya sama saja menyerahkan nyawamu sendiri," sela Damien.

"Tidak ada cara lain?" tanya Sean, pemuda itu mulai menampakan raut kekhawatirannya sembari menggenggam kedua tangan Elena.

ROSE DEATH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang