Chapter 55

773 62 9
                                    

Elena melirik ke samping, di sanalah James tertidur pulas. Tanpa memeluknya seperti terakhir kali ia tertidur bersama pria itu. Kini Elena menatap langit-langit dan meremas batas selimut yang menutupi tubuhnya, menelan ludahnya dan buliran air mata menetes dari sudut matanya.

Ini terlalu menyakiti hatinya, dihadapi oleh dua perasaan yang berlawanan. Di satu sisi Elena mencintai Sean, namun di sisi lainnya ia harus menjaga perasaan James sebagai suaminya. Ia tidak bisa seperti ini, ia ingin keluar, ingin mati saja dan tidak pernah kembali ke dunia ini.

Remasan tangannya pada selimut yang menutupi tubuhnya semakin kencang. Elena menahan suara isakannya, ia terlalu takut untuk membuat hatinya semakin terluka karena telah melepaskan. Namun melupakan adalah bagian paling sulit untuk dilakukan.

"Maaf jika aku menyakitimu," ucap James yang menyadari Elena sudah terbangun dari tidurnya dan terlihat mengeluarkan air mata. Tangannya pun terangkat untuk menyeka buliran kepedihan di wajah gadis itu.

"Kau tahu aku sangat menyayangimu, peluk aku Elena! Kau bisa menumpahkan semuanya di dadaku," lanjutnya. Namun Elena tidak berkutik dan terlihat semakin menyedihkan.

"Apakah ini yang dirasakan Rose ketika tahu dirinya akan menikah dengan orang lain?" tanya Elena menolehkan kepalanya ke arah James yang memposisikan dirinya berbaring ke samping menatapnya. "Dan apa yang Charles rasakan juga waktu itu?" tanyanya lagi.

James terdiam sejenak dan menyeka sisa air mata gadis itu. "Aku tidak tahu," balasnya sekenanya.

"Kenapa mereka mati bersama? Kenapa mereka tidak lari sejauh mungkin dari sini? Dan kenapa mereka menumpahkan semuanya padaku dan Sean?" tanya Elena lagi, membalik tubuhnya sembari menenggelamkan wajahnya pada bantal.

"Kadang kau harus menguatkan dirimu sendiri, awalnya memang menyakitkan. Namun semua rasa sakitnya akan perlahan hilang." James mengusap punggung leher Elena dan bergerak ke arah bahunya.

"Aku merasa lumpuh untuk bangkit," balas Elena tertahan. Ia benar-benar ingin menangis sekencang-kencangnya.

James pun memutuskan untuk membalik tubuh Elena dan memeluknya, mengusap punggung gadis itu di balik selimut. "Sampai kapan kau akan menangis seperti ini?" tanyanya iba.

Elena menggeleng dalam dekapan James. Ia tahu pria itu tidak akan membiarkannya kembali sedih, namun apa daya jika Elena masih saja memikirkan Sean yang jelas-jelas mustahil untuk digapainya kembali.

"Kau masih memiliki Sean bukan?" tanya James.

Elena memukul dada James pelan. "Kau menyamakannya dengan laba-laba!" kesalnya. "Aku ingin Sean yang sebenarnya, seorang manusia!" lanjutnya.

Tiba-tiba Elena merasa tersadar atas apa yang telah diucapkannya. Bagaimana dengan perasaan James saat mendengarnya menginginkan Sean?

Akhirnya Elena mengangkat kepalanya perlahan menatap James dengan perasaan khawatir serta wajahnya yang telah basah karena terlalu banyak menumpahkan air mata.

"Maafkan aku, aku sungguh tidak sadar. Aku tidak bermaksud untuk...,"

James memotong perkataan Elena dengan membelai bibir gadis itu yang tampak basah dan pucat. "Tidak apa-apa, kau hanya sedang bersedih. Aku akan mendengar apapun yang keluar dari mulutmu saat ini."

Elena tidak mengatakan apapun lagi, James mendekatinya dan mencium bibirnya lembut. Saat itu juga Elena melepasnya dan sedikit menjauh, sebelum James bernafsu mendorong dirinya masuk.

"Kenapa kau selalu bersikap aneh setelah kau terbangun di sisiku?" tanya James heran. Mungkin itu alasan mengapa James tidak berani memeluk Elena setelah mereka bercumbu sepanjang malam.

ROSE DEATH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang