Chapter 44

569 65 0
                                    

SEEET

Edward sontak memejamkan matanya saat anak panah itu melesat ke arahnya. Sementara Elena merasa puas dengan bidikan yang mengenai sasarannya dengan tepat.

“Aku hanya bercanda Edward, aku tidak akan berani melukaimu,” kata Elena tanpa senyuman. Ia masih saja tetap datar.

Dengan perlahan Edward membuka matanya. Ternyata anak panah itu tidak melukainya. Benda itu tertancap sempurna di rak kayu di belakangnya. Edward pun mencabut anak panah itu dan menyipitkan penglihatannya ke arah Elena.

“Kau hampir membunuhku,” ujarnya.

“Sekarang kita impas,” ucap Elena lalu mendekati Edward dan mengambil anak panah itu dari genggaman pria itu.

“Kau melakukan itu hanya untuk balas dendam padaku?” tanya Edward tidak habis pikir. “Bagaimana jika benda itu mengenaiku?”

“Mungkin kau akan mati,” balas Elena seadanya dan terdengar dingin.

“Kau serius ingin membunuhku, huh?” tanya Edward dan semakin mendekatkan dirinya pada Elena.

“Bukannya kau yang ingin membunuhku?” tanya Elena balik sembari menatap dengan tajam.

“Kau menantangku?”

“Tidak, tapi kau.”

“Jadi kau tidak terima aku menyerangmu?” tanya Edward. “Baiklah, aku juga akan balas dendam padamu. Kau akan merasakannya lebih sakit dari sebelumnya,” sambung Edward menampakan raut marah.

Sementara Elena hanya menatap tanpa ekspresi melihat aura gelap pria itu dari sorot matanya yang tajam. Tidak lupa rahang Edward mengetat seakan benar-benar marah dengan Elena.

“Apa yang akan kau lakukan padaku?” tanya Elena terlihat tenang, meski merasa ancaman Edward tidak main-main.

“Mungkin menyiksamu sampai mati, tapi...,” Edward menjeda kalimatnya.

Elena hanya diam melihat tampang Edward yang terlihat sangat marah dan juga mencurigakan. Namun, tindakan Edward selanjutnya membuat Elena tertegun sampai ia menjatuhkan busur dan panahnya di lantai ruangan itu. Pria itu memeluk tubuhnya lalu mengelus punggungnya dengan lembut. Hembusan napas pria itu menerpa kulit lehernya, menimbulkan gelenyar rasa aneh yang mengelitiknya.

“Aku tidak benar-benar ingin menyakitimu, aku hanya bercanda, sama seperti yang kau lakukan padaku,” kata Edward menarik sudut bibirnya tersenyum. “Balas dendam dengan cara yang menyakitkan hanya akan memperkeruh keadaan.”

“Tindakanmu ini membuatku takut,” kata Elena.

“Aku tidak menyakitimu, Elena. Apa yang kau takutkan dariku?” tanyanya.

Edward sama sekali tidak bisa membaca pikiran Elena. Entah apa yang terjadi, sepertinya gadis itu merasa kalut dan bingung. Tidak ada suara yang keluar dari bibir Elena, seakan gadis itu merasa sangat takut.

“Apakah kau pikir aku akan membalasnya dengan siksaan yang menyakitkan?” tanyanya. “Daripada aku menyakitimu, lebih baik aku menjagamu dalam dekapanku.”

“Aku takut kau memiliki sesuatu dalam hatimu yang tidak seharusnya kau berikan padaku. Aku suka pelukan, tapi pelukanmu seolah mengatakan hal yang berbeda. Aku tidak bisa merasakan seperti apa dirimu, kau membingungkan,” terang Elena merasa aneh dan tidak memahami sikap pria itu.

ROSE DEATH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang