Chapter 34

767 77 1
                                    

“Bayak hal yang telah terjadi, masih bisa ya kalian bermesraan.”

Nada suara itu begitu mengesalkan terdengar di telinga Sean. Selain itu, yang lebih membuat Sean merasa kesal adalah, pria vampire itu mengganggu di saat yang tidak tepat.

Sementara Elena tidak memperdulikan masalah gangguan dari Damien. Wajah gadis itu kembali datar seolah yang baru saja terjadi di antara dirinya dan Sean bukan masalah besar. Lalu ia menoleh ke arah Damien dan mendekatinya, raut wajahnya sekarang lebih terlihat dingin.

“Ada apa?” tanyanya.

“Aku tidak tega mengatakannya padamu. Tapi…,” Damien memandangnya prihatin. “Ibu memberitahuku bahwa James-mu itu menghilang.”

Damien pun langsung berwas-was diri saat sepasang manik gelap itu menatapnya tajam. "Eh, itu bukan salahku. Kau jangan menatapku seperti itu."

“Itu tidak mungkin!” kata Elena yang ekspresinya sudah berubah dan sulit terbaca.

“Kalau kau mau, kau tanyakan sendiri padanya,” ujar Damien merasa terbebani karena gadis itu sama sekali tidak mempercayai perkataannya.

Sedangkan Sean yang sedari tadi terdiam mendengar hal itu, kemudian bangkit dari tempat tidur sembari memakai kaosnya kembali. Lalu menghampiri Elena dan juga Damien. Tentu saja kabar itu sangat mengejutkannya, bagaimana mungkin James yang jelas-jelas belum bangkit bisa menghilang begitu saja.

“Sebaiknya kita mencari tahu,” sela Sean membuat Elena menatapnya.

“Kau harus istirahat,” Elena sedikit memprotes.

“Jangan khawatirkan aku! Aku baik-baik saja.” Sean tersenyum meyakin gadis itu.

“Baiklah,” ucap Elena pasrah dengan kemauan pemuda itu.

Elena memang bisa terlihat tenang mengetahui hal ini. Namun berbanding terbalik dengan pikirannya yang kalut dan kacau. Gadis itu memang pandai menyembunyikan segala ekspresinya. Namun di saat-saat tertentu Elena tidak bisa menahannya.

Mereka bertiga pun segera pergi menemui Marion dan Edward. Wanita dan pria itu tampak sedang membicarakan sesuatu namun saat mata mereka menangkap sosok Elena, Sean dan juga Damien mereka terdiam sembari memandang wajah Elena yang mengkerut.

“Apa benar James menghilang? Apakah dia sudah bangkit? Tidak mungkin ‘kan mayatnya jalan-jalan begitu saja?” tanya Elena dingin. Gadis itu tidak bermaksud untuk bercanda, hanya memikirkan kemungkinan yang terjadi.

“Sayang, kami juga terkejut mengetahuinya menghilang,” ucap Marion mendekati Elena dan menyentuh kedua bahu gadis itu sembari menatapnya lembut.

“Kau tidak berbohong?” tanya Elena, ekspresi dingin itu tidak pernah lepas dari wajahnya.

Marion menatap lemah. “Berbohong? Aku tidak bisa berbohong padamu. Percayalah!” pintanya.

Elena terdiam lalu menepis pelan tangan wanita itu dari bahunya. Kemudian manik gelapnya tertuju pada Edward yang juga menatapnya dengan sorot mata yang selalu tajam. Elena pun kembali menatap Marion.

“Kita harus temukan dia,” ucap Elena pada ibunya itu, namun wanita itu menatapnya lemah dan putus asa.

“Elena, tapi bagaimana kita bisa menemukannya?” tanya Marion.

“Entahlah,” balas Elena singkat. Lalu ia menoleh kearah Damien yang berdiri di samping Sean.

Mendapat tatapan dari Elena membuat Damien menaikan salah satu alisnya bingung dan mencari tahu kesalahan apa yang telah ia lakukan. “Apa?” tanyanya.

ROSE DEATH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang