TATUM UNTUK KORBAN PERTAMA

403 20 0
                                    

Setelah mengalami berbagai peristiwa yang mengerikan itu, tidur tampaknya menjadi mustahil meskipun Dalim meyakinkan teman- temannya bahwa tidak ada lagi yang perlu ditakutkan. Akan tetapi diputuskan untuk tetap berjaga-jaga sampai matahari muncul di langit.

"Kita terus saja," berkata Schlickeisen, "kekuatan kecil kita berkurang, seorang mati dan dua luka-luka. Jika segala sesuatunya berjalan seperti ini, pada waktu kita sampai di tempat tujuan hanya beberapa orang saja yang tetap hidup untuk menceritakan kisah petualangan kita."

"Ah, bah! Apakah kamu pikir kita dapat lolos tanpa lecet sedikitpun?" tanya Yohanes. "Seandainya separuh saja dari kita berhasil mencapai Laut Cina, kita boleh bilang telah beruntung. Kenyataannya, tidak seorangpun di antara kita yang nanti selamat."

"Ramalanmu tentu saja jauh dari menyenangkan," Wienersdorf berkata.

"Dia selalu meramalkan sesuatu yang mengerikan," La Cueille mengomel. "Orang jelek ini mencoba membuat hidup kita lebih merana daripada yang sudah-sudah."

"Kamu harus terima bila saatnya tiba dan menghadapi tantangan ini tanpa rasa takut. Walaupun demikian, keadaan kita sebenarnya tidaklah terlalu buruk. Tentu saja kita harus merasa berduka atas matinya salah seorang teman kita, tapi untung belum ada seorangpun di antara kita berempat yang mati. Luka Wienersdorf yang disebabkan oleh boa telah hampir sembuh dan karena La Cueille belum benar-benar mati kita dapat tertawa atas gangguan kecil yang dihadapinya. Bukan main kegaduhan yang telah dibuat oleh si Walloon ini. Bukankah demikian?" komentar Yohanes sambil tertawa.

"Karena aku benar-benar belum mati, kamu boleh menikmati sendiri leluconmu," kata La Cueille. "Tapi apakah aku tadinya benar- benar dalam bahaya?"

"Aku tidak terlalu berharap kamu selamat ketika melihat anak sumpit itu. Senjata itu biasanya bereaksi sangat cepat. Pertama- tama kamu akan menggigil demam, kemudian gigi-gigimu mulai bergemeletukan, bicaramu meracau tidak keruan dan mengamuk seperti pemabuk, lalu itu semua berakhir dalam waktu setengah jam. Karena kamu dapat bertahan terhadap semua gejala ini, kamu boleh menganggap dirimu sudah lepas dari bahaya."

Si Walloon menghela napas lega.

"Tapi Wienersdorf harus hati-hati menjaga botol cairan amoniak yang berbau busuk itu," Yohanes melanjutkan, "ia telah membuat keajabaian dengan cairan botol itu."

"Dalim bersumpah bahwa garamnya yang telah menyelamatkan La Cueille."

"Tidak secuilpun," jawab Yohanes. "Aku telah mengamati berbagai percobaan Kolonel di Kuala Kapuas dengan anak sumpit beracun itu pada anjing, monyet, dan burung. Garam sebagai obat penawar selalu gagal. Binatang-binatang malang itu tetap mati walaupun diberi garam, sementara yang lain, yang dirawat dengan menggunakan cairan berbau busuk itu, semuanya sembuh."

Wienersdorf, sambil duduk melamun, bertopang dagu.

"Masih menjadi teka-teki bagiku," akhirnya ia berkata, "bagaimana bisa orang-orang itu meninggalkan kepala di tanah. Aku selalu mengira bahwa para pengayau memegang korban pada rambutnya sebelum menebas."

"Itu aku juga tidak mengerti," orang Dayak itu membenarkan Wienersdorf. "Menurut kebiasaan, menjambak rambut dan memenggal kepala berlangsung begitu cepat sampai korban tidak sempat mengeluarkan jeritan. Tercatat, beberapa kejadian, karena berlangsung cepat, para korbannya benar-benar bergerak maju beberapa langkah sambil mengayunkan tangannya setelah dipenggal. Anak- anak Dayak di daerah hulu bahkan menganggap pengayauan sebagai suatu seni. Mula-mula mereka meletakkan sebutir batok kelapa di puncak satu tiang kecil dan mempraktekkan latihan sampai mereka sanggup memotong tiang itu tepat di bagian yang telah ditandai di bawah batok kelapa tanpa mengenai batok kelapa itu. Kemudian setelah usia mereka bertambah dan kekuatan mereka meningkat, tiang itu diganti dengan orang-orangan sebesar manusia dewasa, lehernya dibuat dari kayu lunak tetapi elastis. Untuk melengkapi gambarannya, mereka hiasi batok kelapa dengan rambut palsu dari ijuk pohon aren yang kalau dibuat dengan cermat sangat mirip dengan rambut tipis pribumi. Dari sinilah terlatih ketrampilan mereka.

DESERSI: MENEROBOS RIMBA BORNEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang