Chapter 17☑️

5.5K 438 13
                                    

Don't forget to give a vote⭐️

Kini aku berada di backyard rumah bersama ibuku berbincang-bincang di tengah dinginnya malam.

Putriku sudah tertidur pulas di kamarnya, sedangkan Vally sudah ku antar pulang sekitar 2 jam yang lalu setelah menidurkan Jiya. Ku tenggak cangkir berisikan kopi seraya menatap bintang di langit.

"Jadi, bagaimana kabarmu?" Tanya ibuku memulai percakapan.

"Seperti yang ibu lihat, aku baik-baik saja. Apalagi semenjak adanya Vally," jawabku dengan bangga. Ibuku tersenyum mendengar ucapanku. Aku memang selalu menceritakan tentang Vally pada ibuku. Bersyukurlah aku ketika ibu menerima Vally, dia pun merestui hubunganku. Ayahku pun juga, walau dia belum bertemu Vally secara langsung.

Mendengar semua cerita yang ku ceritakan tentang Vally kepada orang tuaku, mereka berpikir bahwa Vally wanita baik. Dia mencintaiku tulus bukan karena kekayaan yang kumiliki, berbeda jauh dengan wanita sialan itu.

Aku berjanji tidak akan menyakiti Vally dan tak akan pernah meninggalkannya. Tidak tau apa yang akan terjadi pada jika ia pergi meninggalkanku, mungkin aku akan gila. Kalian pasti akan berkata aku berlebihan, tapi aku sungguh mencintainya.

"Kau belum menceritakan padanya tentangmu dan Jiya?" Sontak aku menoleh dan menatap ibuku karena pertanyaannya.

Aku menggeleng, "aku belum siap, Ibu." Ya, aku belum siap menceritakan semuanya kepada Vally. Aku perlu keberanian dan waktu.

"Aku mengerti, tapi tetap kau harus menceritakan semuanya. Kau tidak bisa terus menerus berbohong padanya, aku bisa lihat dia sungguh-sungguh mencintai dan menyayangimu. Tak hanya kau, tapi Jiya."

Ibuku benar.

Kulangkahkan kakiku menuju kamarnya, tersisa beberapa langkah lagi, namun aku mendengar suara teriakan orang yang tengah berdebat.

"Sampai kapan kau bersamanya? Aku lelah melihatmu dengan lelaki sialan itu! Yang kuinginkan kau bersamaku!"

Siapa itu? Mengapa ia berada di kamar kekasihku?

"Kenapa kau tidak sabaran?! Aku sedang menguras uang-uangnya! Kau juga menginginkan uang, bukan? Bersabarlah, hingga aku memiliki semua kekayaan yang ia punya."

Jadi, selama ini dia hanya memanfaatkanku? Sialan!

Dengan cepat aku membuka pintu kamarnya menampakkan wanita itu bersama seorang lelaki.

Wanita itu terkejut dengan kedatanganku yang tiba-tiba dengan wajah yang penuh amarah.

"Sa... sayang? Sejak kapan ka"

"Hentikan semua kepalsuanmu, Sooyoung!

Brengsek, selama ini yang ia lakukan hanya menghabiskan uangku. Dengan bodohnya, aku tidak sadar bahkan memberikan semua yang ia mau.

Apartment, mobil, perhiasan.

Kenapa kau sangat tolol Hwang Jimin?! Kau malah termakan cinta palsunya.

Aku memijit pelipisku, karena pusing yang kurasakan akibat mengingat kejadian itu kembali. Itu benar-benar membuatku muak. Karena wanita itu, semuanya berakhir menjadi seperti ini. Aku membuat dosa besar yang tak mungkin pernah ku lupakan.

Ucapan ibuku benar, bagaimana pun Vally harus mengetahui semua kebenarannya. Aku tidak bisa terus berbohong.

-Tbc-

Telah direvisi.

CONNECTED [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang