Don't forget to give a vote⭐️
"Masuklah," ucap wanita paruh baya seraya mempersilahkanku dan Jimin masuk. Kini aku bersama Jimin berada di sebuah panti asuhan yang biasa aku kunjungi dulu dengan Taeyeon.
Aku dan Jimin pun duduk di ruang tengah panti. Sedari tadi kami bermain dengan anak-anak panti di halaman belakang gedung ini. Tak lupa kami juga membawa makanan, mainan, dan alat tulis untuk anak-anak disini.
Semuanya Jimin yang menyiapkan tanpa sepengetahunku. Aku pun kaget ketika awal kami datang Pak Kyung mengeluarkan semuanya dari bagasi mobil. Katanya ia langsung membeli semua perlengkapan tersebut ketika aku meminta izin untuk ke panti.
Memang awalnya, aku ingin kesini sendiri. Namun, Jimin ingin ikut. Jadi pada akhirnya ia ikut, tak ada salahnya juga. Malah bagus ia bisa menemaniku di tengah-tengah kesibukannya pada pekerjaan.
"Sudah lama kau tidak kesini, Val." Ucap Min Yoora salah satu pengurus panti disini. Kemudian ia menatap Jimin yang berada di sampingku, "Tuan Hwang." Ia tersenyum seraya membungkukkan badannya dan dibalas dengan anggukan kepala dan senyuman Jimin.
Tak kaget ia mengenali Jimin, sudah ku katakan bukan bahwa Jimin seorang pria sukses di Korea? Semua orang mengenalnya.
"Akhir-akhir ini aku sibuk, jadi tak sempat kesini."
Yoora menganggukan kepala menandakan bahwa ia paham, "anak-anak di sini rindu denganmu, Val. Dengannya juga." Aku tersenyum ketika ia mengucap 'dengannya juga', merujuk pada Kang Taeyeon. Sama, aku juga merindukannya.
Ponsel Jimin bergetar menandakan panggilan masuk. Dia menatapku sebentar seperti meminta izin mengangkatnya lalu aku menganggukkan kepalaku.
"Jadi, sekarang kau harus ceritakan bagaimana awal kau bertemu dengan Tuan Hwang?"
Pertanyaan Yoora membuatku terkekeh, "aku tidak tau, dia ayah dari murid yang diajar di TK."
Mata Yoora tiba-tiba melotot ke arahku, "ayah? Aku baru tau jika Tuan Hwang memiliki anak!"
"Aku juga baru tau saat pertama kali ia menjemput putrinya di TK, tiba-tiba ia dipanggil daddy oleh muridku itu," jelasku.
"Anak-anak kenapa tidak bermain di gedung tengah?" Kali ini aku yang bertanya.
"Gedung tengah rusak, atapnya ingin roboh. Jadi, aku tidak mengizinkan anak-anak bermain disana. Kami juga belum mempunyai dana untuk merenovasinya." Hatiku melemas mendengar pernyataannya, kasihan sekali anak-anak panti. Padahal, ruangan itu sering digunakan oleh anak-anak bermain dan melukis.
"Ah, sayang sekali. Malangnya anak-anak. Ku usahakan nanti untuk mencari donatur untuk merenovasi gedung tersebut." Kataku.Tiba-tiba seseorang mengelus lembut bahuku sehingga aku menoleh kepada orang tersebut.
Jimin.
Dia tersenyum ke arahku, "kita harus segera menjemput Jiya di tempat lesnya." Mendengar permintaannya, aku langsung mengangguk dan berpamitan dengan Yoora.
"Kami pulang dulu, Yoo. Nanti kuhubungi jika sudah menemukan donatur."
"Kutunggu kabarmu, terimakasih Valerie dan Tuan Hwang sudah mengunjungi panti asuhan ini." Katanya sambil tersenyum. Jimin dan aku membalas tersenyum ke Yoora dan segera menuju mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTED [end]
Fanfiction[BOOK I] [COMPLETED] Valerie Johnson, wanita kelahiran Indonesia yang berusaha hidup mandiri di negeri ginseng, yakni Korea Selatan. Beberapa tahun mengenyam pendidikan di salah satu universitas ternama disana membuatnya lupa dengan tanah kelahirann...