Don't forget to give a vote⭐️
Ku lajukan mobilku dengan kecepatan rata-rata menyusuri jalanan yang dipenuhi gedung-gedung menjulang tinggi di sisinya. Aku akan menjemput Vally yang berada di apartemen setelah itu kita akan pergi bersama, mungkin yang biasanya disebut date.
Kami akan pergi untuk menonton bioskop, karena aku tau Vally sangat ingin menonton Aladdin. Walau sejujurnya aku tidak menyukai film dengan genre fantasi itu. Tapi, ini untuk Vally. So, why not for my baby?
Ini akan menjadi kencan pertama kami berdua. Beruntung hari ini putriku dijemput oleh orang tuaku untuk menginap di rumah mereka yang berada di Busan hingga hari Minggu.
Putriku sangat akrab dengan grandma dan grandpa-nya karena mereka sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan aku menitipi Jiya kepada mereka selama 2 tahun karena aku harus mengikuti wajib militer. Aku bersyukur mereka dapat menerima Jiya dengan baik.
Akhirnya, mobilku sampai di depan gedung dimana Vally berada. Terlihat dia yang sudah menunggu di depan. Lihatlah, dia sangat cantik. Apalagi, rambutnya yang terkena angin, she is so gorgeous meski hanya dengan pakaian yang sederhana.
Dia pun menyadari mobil yang ku tumpangi, perlahan dia berjalan dan memasuki mobil yang diparkir tepat di depan palang bulat bertanda P. Vally tersenyum membiarkan gigi-giginya yang rapi terlihat, manis.
"Hey!" Sapanya riang bak anak kecil yang mendapatkan piala, terkadang kelakuannya 11-12 dengan putriku. Aku tersenyum ke arahnya dan memasangkan sabuk pengaman.
"Hey, sweetheart."
"Jadi kita kemana?"
Ku lirik arloji keluaran brand ternama yang melingkar indah pada pergelangan tanganku. 04:30 PM KST.
"Hmm, makan? Kau pasti belum makan." Tawarku yang di sambut oleh anggukan kepalanya."Okay, aku juga sudah benar-benar lapar." Katanya sambil mengusap perut ratanya. Dia benar-benar seperti anak kecil. Aku terkekeh dan mengacak rambutnya pelan.
"Stop it, Mr. Hwang. " Makinya dengan nada sebal.
"Baiklah, kekasihku sangat menyeramkan ketika lapar—Aw!"Aku meringis ketika dia mencubit lenganku. Kujulurkan lidahku untuk meledeknya. Setelahnya, ku nyalakan mesin mobil dan mencari restoran.
Dan sampailah kami di restoran cepat saji. Wanitaku sangat aneh, ku ajak ke restoran yang mahal malah merajuk ke restoran cepat saji berlama M. Dia akan terus merengek jika sesuatu yang ia ingin tak dikabulkan. "Kau tau? Saya tidak menyukai makanan cepat saji. Tidak sehat." Tuturku.
Vally menatapku dengan tatapan polos, "tapi, aku menyukainya." Kilahnya. "Kau berlebihan, sesekali kan tak apa. Tidak langsung mati juga."
Aku melotot ke arahnya yang sibuk menghabiskan cheese burger kemudian beralih memakan mcflurry setelah makanan di tangannya habis.
Ku putuskan untuk segera memakan burger dari pada nanti kelaparan. "Hoo, I'm done!" Katanya sambil meletakan cup es krim yang sudah kosong di atas meja.
***
Setelah makan, sepasang kekasih itu pun melanjutkan acara date mereka, yaitu menonton bioskop. "Saya akan membeli popcorn dan minuman," kata Jimin sambil bangkit dari bangku ruang tunggu.
Vally mengangguk, "aku ingin popcorn caramel, ya?" Jimin mengiyakan permintaan Vally dan tak perlu waktu lama ia kembali dengan dua cola yang berada pada kedua tangannya dan sebuah bucket popcorn berukuran besar yang diapit pada lengan diperutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTED [end]
Fiksi Penggemar[BOOK I] [COMPLETED] Valerie Johnson, wanita kelahiran Indonesia yang berusaha hidup mandiri di negeri ginseng, yakni Korea Selatan. Beberapa tahun mengenyam pendidikan di salah satu universitas ternama disana membuatnya lupa dengan tanah kelahirann...