Chapter 10☑️

6.5K 555 11
                                    

Don't forget to give a vote⭐️

Sudut pandang orang ke tiga

Wanita berambut panjang itu tengah asik mengajarkan semua anak muridnya warna-warna yang ada pada pelangi. Bibir mungilnya tak henti-henti mengucap warna-warna, melatih muridnya menghapal warna tersebut. Tangannya pun sambil mengenggam kertas origami, menampilkan tiap warna yang berbeda.

Mengajar semua anak muridnya dengan sabar, walaupun terkadang anak-anak itu salah ketika mengucap warna. Wanita itu memaklumi, mereka masih kecil dan sedang belajar.

"Warna ungu, Ibu Valerie!" Ucap seorang anak sambil mengangkat kertas origami berwarna ungu. Sang guru pun mengangguk seraya mengacungkan jempolnya kepada murid yang benar menjawab.

Valerie Ayana Johnson.

Wanita muda yang memiliki paras cantik dengan rambut brunettenya yang selalu ditata rapi. Dilengkapi dengan pakaian yang dikenakan selalu modis dan selalu cocok pada tubuhnya yang ideal. Tak hanya fisik yang memukau, tetapi ia pintar juga sifat penyayangnya menjadi nilai tambah.

Karena itulah, sosok pengusaha kaya raya berkewarganegaraan Korea yang mempunyai beberapa cabang perusahaannya di negara lain terpikat. Siapa lagi kalau bukan Hwang Jimin.

Mungkin yang ada dipikiran kalian pengusaha selalu tampak tua dengan perut buncit serta rambut yang sudah memutih.

Jimin baru saja meresmikan hubungannya dengan Vally sabtu kemarin, hanya mereka saja yang tahu. Ia mengambil langkah cepat, tidak ingin wanita yang dicintai itu diambil oleh orang lain.

Apalagi putri semata wayangnya sudah sangat akrab dengan kekasihnya itu. Jadi, Jimin tidak mau menyianyiakan wanita itu begitu saja.

Kring! Kring!

Suara bel pulang berbunyi, menandakan kelas sudah usai. "Baiklah, menghapal warna hari ini sudah selesai. Kita bisa melanjutkannya besok." Katanya. Murid-muridnya pun merapikan tas setelah itu berdoa. Selesai doa, mereka pun berhamburan keluar kelas.

Menyisakan satu murid perempuan di kelas.

"Ayo, kita pulang, Ibu!" Ajak Jiya. Valerie pun merapikan barang bawaannya dan meraih tangan kecil Jiya menuju parkiran. Mereka pulang dengan mobil yang dikendarai oleh supir pribadi Jimin, Pak Kyung.

"Ibu, bisakah kita pergi ke mall hari ini?" Tawar Jiya ke Valerie di dalam mobil.

"Kemarin kita baru saja ke Lotte World, Jiya. Lebih baik kau istirahat, Ibu tak ingin kamu kelelahan." Valerie menolak ajak anak kecil disampingnya itu.

"Jiya hanya ingin membeli mainan." Seperti yang pernah dikatakan Jimin, gadir kecil itu selalu ingin permintaannya dituruti. Jika tidak, ia akan terus merengek bahkan menangis.

"Please." Jiya menunjukan ekspresi memohonnya di depan Valerie, berharap wanita itu mengizinkan.

Vally yang tidak bisa melihat putri kekasihnya merajuk itu pun akhirnya mengalah. "Okay, tapi izin dengan Daddymu dulu, ya?"

Jiya yang mendengar itu pun bersorak gembira, "yeay!" Aku hanya melihat Jiya sambil terkekeh lalu mengeluarkan ponsel untuk meminta izin dengan Jimin.

CONNECTED [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang