"Ada urusan apa kau kesini?" Tanya Jimin dengan tidak suka. Bagaimana tidak? Beberapa menit lalu, dia, Jungkook, dan Valerie sedang berbicara masalah serius kemudian Namjoon datang tanpa diundang dengan urusan yang tidak jelas. Membuat Jimin geram melihat pria yang lebih tinggi darinya ini.
Namjoon yang sadar Jimin tidak senang dengan kehadirannya tersenyum simpul, "calm down, Mr. Hwang." Ujarnya berusaha sesopan mungkin.
Namun, orang yang disebutnya Mr. Hwang itu mendecih kesal, "cepat katakan tujuanmu malam-malam ke rumahku!" Makinya kencang yang disambut tatapan tajam Namjoon padanya yang menusuk.
"Kau mau tahu tujuanku kesini?"
Jimin menatap kembali Namjoon tak kalah tajam, "katakanlah! Jangan membuang waktuku."
Namjoon menyenderkan bahunya pada kursi sembari melonggarkan dasi yang sedikit mencekik lehernya. Lalu kembali menatap Jimin dan tersenyum hingga menampakkan lesung pipinya.
"Aku hanya ingin mengucapkan selamat padamu, ah, tidak, tepatnya kekasihmu?" Ujar Namjoon dengan penuh penekanan pada kata kekasihmu.
Seketika rahang Jimin mengeras dan menatap tajam Namjoon yang terlihat santai dengan ucapannya barusan. Apa urusannya dengan Vally.
"Apa maksudmu?" Tanya Jimin dengan suara yang menggelegar.
"Karena Valerie, kekasihmu itu selamat dari kejadian penculikkan beberapa waktu lalu."
Dengan cekatan Jimin langsung menarik kerah kemeja yang Namjoon pakai hingga pria itu terbangun dari duduknya, "brengsek! Jadi kau dalangnya?!"
Namjoon hanya tertawa mendengar pertanyaan Jimin dan langsung menjegal tangan Jimin yang ingin meninju pipinya dan lansung membuat tangan Jimin kasar, "jangan pernah kau mempermainkan aku, Jimin."
Di lain sisi, Valerie dan Jungkook kembali berbicara masalah tadi di lantai atas, di ruang keluarga yang berada di antara kamar Jimin dan Jiya.
Valerie masih tidak sangka dengan semua keputusan Jungkook hingga tak henti menangis. Membuat Jungkook heran, dirinya yang akan meninggalkan Jiya tapi mengapa seakan Valerie yang akan jauh dengan Jiya?
"Mommyyy!"
Teriakan Jiya membuat tangisan Valerie terhenti dalam sekejap lalu menatap Jungkook yang juga diam karena teriakan melengking putrinya.
"Jiya?" Ujarnya lalu bangun dan segera menuju kamar Jiya, memeriksa apa yang terjadi hingga gadis kecil tersebut berteriak.
Valerie membuka kenop pintu dan segera masuk dibuntuti oleh Jungkook. Valerie masuk lalu mencari keberadaan Jiya dan saat itu juga rasanya seperti ia tersabar petir.
Tubuhnya langsung menegang melihat Jiya yang sudah di dalam dekapan orang yang dari matanya sudah ia kenali. Kaki seakan tak bertulang sama seperti Jungkook.
Pria itu.
Vally sangat tahu mata itu, yaitu pria brengsek yang menculiknya beberapa minggu lalu.
"Mommy... Paman... tolong ..." lirih Jiya.
Valerie yang melihat Jiya yang ditodong pisau pada lehernya pun menangis. "Lepaskan dia!" Maki Jungkook.
Dengan perasaan takut, Valerie perlahan berjalan mendekati Jiya namun terhenti, "jika kau mendekat, pisau ini akan tertanam pada leher anakmu ini!"
Vally mengeleng lemah, "ti-tidak... lepaskan dia, kumohon ...."
"Kau bisa melampiaskannya padaku... tidak padanya .." lirih Valerie lalu menatap Jiya yang ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTED [end]
Fiksi Penggemar[BOOK I] [COMPLETED] Valerie Johnson, wanita kelahiran Indonesia yang berusaha hidup mandiri di negeri ginseng, yakni Korea Selatan. Beberapa tahun mengenyam pendidikan di salah satu universitas ternama disana membuatnya lupa dengan tanah kelahirann...