Chapter 45a☑️

6.5K 342 8
                                    

Enjoy this special chapter for you, Jally Lovers❣️

Hari kian siang, namun sang pasutri baru masih enggan untuk membuka mata mereka. Keduanya masih lelah akibat malam pertama mereka yang berjalan sangat panjang.

Tangan kekar Jimin senantiasa melingkar manis pada pinggang ramping sang istri. Kulit mereka saling bersentuhan dikarenakan tubuh mereka yang polos bak bayi baru dilahirkan. Kepala Valerie menyandar dengan nyaman di atas dada prianya yang bidang. Sangat nyaman. Rasa berat dirasakan untuk melepas tautan satu sama lain.

Matahari sudah menampakkan dirinya hingga cahaya yang dipancarkan menyelinap masuk ke dalam kamar mereka melewati celah-celah gordyn membuat sang pemilik mata kecil dan bibir plum terbangun dari tidurnya yang lebih dari kata nyenyak. Selalu begitu kala Valerie berada di dalam pelukannya.

Berkali-kali matanya mengerjap dan perlahan terbuka. Jimin sontak tersenyum ketika pertama yang ditangkap oleh lensa matanya adalah Valerie. Istrinya itu masih terlelap dengan tenang. Tangan Jimin tergerak untuk mengusap lembut surai panjang milik Valerie seraya memberi kecupan manis pada puncak kepala yang menyender di atas dadanya.

Kepala Jimin menengok sedikit dan melirik jam yang sudah menunjukan pukul sebelas siang. Sudah terlalu lewat untuk sarapan dan tersisa tiga jam sebelum ia dan Valerie berangkat.

Namun, melihat Valerie yang masih tertidur pulas membuatnya enggan untuk membangunkan. Jimin hanya menunggu istrinya itu terbangun dan mengelus punggung wanita itu dari dalam selimut lalu sesekali mencubit pipi gembal Valerie dengan gemas.

Yang dilakukan Jimin ternyata mengusik tidur Valerie. Ia beberapa kali merasakan pipinya yang ditusuk dan dicubit sehingga dengan malas ia harus membuka matanya.

"Eugh," lenguhnya dan beberapa kali mengerjapkan matanya mendapati sinar matahari yang menusuk matanya. Jimin terkekeh melihat Valerie yang semakin mengeratkan pelukannya. Istrinya masih enggan bangun.

"Masih ingin tidur?" Tanya Jimin dengan suara serak ciri khas orang bangun tidur. Valerie mengangguk dan bergumam.

"Waktu kita tersisa dua setengah jam lagi sebelum berangkat, sayang..." ujar Jimin mengingatkan. Valerie menghela napas dan melepaskan pelukannya pada Jimin perlahan. Ia mendongakkan kepalanya berusaha melihat netra hitam milik Jimin yang meneduhkan. Tapi, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Dahi Jimin mengkerut, ia bingung melihat Vally yang berusaha menutupi wajahnya, "kenapa kau menutupi wajahmu, hm?"

Terdengar kekehan dari Valerie sebelum menjawab pertanyaan Jimin, "wajahku pasti bengkak akibat tidur terlalu lama."

Sontak Jimin tertawa mendengar jawaban Valerie yang terdengar konyol ditelinganya, "astaga, sweetheart. Sudah berkali-kali aku melihatmu bangun tidur dan kau masih malu?"

Sebuah anggukan Jimin dapati, ia mengacak rambut Valerie gemas, "kau cantik dimataku, kapan pun, dan dimana pun, sayang." Jawabnya seraya melepaskan tangan Valerie yang menutupi wajah wanitanya itu. Sementara Valerie hanya bisa tersenyum polos dengan pipinya yang sudah merona. Pagi ini ia sudah diberi asupan gombal dari Jimin, suaminya.

"Jadi kemana kau akan membawaku?" Tanya Valerie dengan mata yang mendelik penasaran. Jimin membelai pipi Valerie dan tersenyum, "ke suatu tempat yang kau impikan tentunya," jawaban Jimin mampu membuat mata Valerie berbinar.

"Maka dari itu, sekarang kita mandi dan makan setelah itu berpamitan dengan orang tua kita."

Penjalasan Jimin membuat Valerie tersenyum riang seperti anak kecil. Jimin yang memperhatikan bibir Valerie yang melengkung ke atas menjadi gemas dan segera mendaratkan bibirnya pada bibir Valerie. Memberi lumatan lembut sebelum melepasnya, "morning kiss," ujar Jimin sambil mengedipkan salah satu matanya.

CONNECTED [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang