Tiga gadis cantik masuk kedalam sebuah cafe yang berada didepan kampus mereka, kampus Sartojaya. Tiga puluh menit lagi mereka ada jam, tapi berhubung Fera yang tidak mau bosan menunggu jadilah perempuan itu memutuskan untuk nangkring sebentar di cafe itu.
Oh iya, mereka punya satu teman baru, namanya Sonya, perempuan cantik dengan fashion yang membuatnya terlihat memesona.
"Dar, pesen tuh." Ucap Sonya. Wajar jika sudah tak canggung lagi, mereka sudah kenal lebih dari tiga bulan.
"Pesen apa? Orang kita cuma mau duduk disini,"
"Hellaw?! Ya seenggaknya pesen lah, masa cuma duduk doang, nggak fashion dong,"
"Lebay." Cibir Adara.
"Yaudah sih, Gue yang pesen tapi Lo yang bayar,"
"Dih,"
"Eh nggak deh, apa kata dunia kalo Gue makan di cafe dibayarin orang,"
"Yaudah sih Nya, Lo pesen aja susah banget." Fera geram sendiri jadinya.
"Yaudah sih, MBAK!!!"
Fera dan Adara menutup kedua telinga mereka mendengar teriakan maut dari seorang Sonya. Sumpah demi apapun, ini anak diberi makan apa sampai suaranya bisa melengking seperti itu.
"Gue harus bawa earphone lain kali," Gumam Adara.
Sonya yang mendengar ucapan Adara hanya memonyongkan bibirnya tak suka, lagian suaranya imut untuk didengar, bukankah pacarnya sangat suka dengan suaranya?
"Lama banget sih, dibayar berapa dia sampe kerja aja lelet." Ucap Sonya geram sembari menoleh kebelakang.
"Sabar sih, yang mesen juga bukan cuma Lo," Ucap Adara mengeluarkan handpone-nya.
"Lo pasti tau Dar, nunggu yang nggak pasti tuh nggak enak,"
"Lah? Tingkat kebucinan Lo sudah melebihi kapasitas, Nya." Fera terkikik geli melihat wajah kesal Sonya.
"Bodoamat yang penting Gue sayang sama pangeran," Sonya dengan bangganya menyebutkan nama kekasihnya itu.
"Tau ah bucin," Ucap Adara.
Perhatian mereka teralih pada lima laki-laki dengan tegapnya berjalan melewati mereka lalu duduk di bangku-bangku yang berada tepat dibelakang.
"Gila, ganteng." Gumam Sonya.
Adara merasakan lagi jantungnya yang berdetak kencang melihat salah satu dari lima laki-laki yang duduk disana. Sekelebat kenangan yang telah lama dikuburnya dalam-dalam kini bangkit kembali.
'Jangan pikirin apapun, Lo udah janji bakalan lupain semuanya' . Batin Adara.
Tapi kenapa rasanya masih sama, rasanya masih seperti ada setitik harapan lagi.
"Dar? Lo nggak kenapa-napa kan?" Tanya Fera saat melihat Adara yang melamun.
"Hah? Enggak Fer,"
"Lupain oke." Fera memegang lengan Adara. Adara lalu mengangguk pelan.
"Emang ada apa sih? Pas cowok-cowok itu dateng, kalian langsung diem." Sonya bertanya dengan wajah penasaran.
"Kepo!" Ucap Adara dan Fera bersamaan.
"Kalo nggak kepo, kita nggak bakalan tau apa yang terjadi di dunia, denger tuh." Balas Sonya.
"Iya queen Sonya! Yaudah yuk, tinggal sepuluh menit lagi," Adara berdiri dari duduknya lalu menarik tasnya dari atas meja. Sebelum pergi, Adara sempat melirik kumpulan laki-laki itu, salah satunya menatap Adara dengan tatapan tajamnya. Adara segera mengalihkan perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAN & ADARA
Teen Fiction[ℂ𝕠𝕞𝕡𝕝𝕖𝕥𝕖𝕕] 𝑷𝒖𝒃𝒍𝒊𝒔𝒉𝒆𝒅: 28 𝑴𝒂𝒚 2020 -𝒟𝑒𝓈𝒻𝒾𝓀𝒶 𝒜𝓇𝒹𝑒𝓇𝒶 - 𝐓𝐞𝐞𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 • 𝐂𝐨𝐦𝐞𝐝𝐲 • 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞 [𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐈𝐈 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐀𝐝𝐚𝐫𝐚] 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙖𝙬𝙖𝙡 𝙉𝙀𝙍𝙏𝙃 ••• Menceritakan pe...