Aku nggak sanggup nanti di marahin pembaca Adara karena baru update setelah tiga bulan. Maafkan semuanya maafkan.
Love tapi sama kalian yang selalu setia nunggu cerita ini update. Thanks semuanya dukungan selama ini.
Selamat membaca❤️
******
Adara merasakan debaran aneh saat melihat Kenan berjalan kearahnya dengan tatapan dingin juga tajam. Laki-laki itu seperti menebarkan aura mempesona di dalam kampus itu.
Kenan berhenti didepan Adara lalu mengangkat pergelangan tangannya, melihat jam tangan hitam yang menujukkan pukul berapa saat ini.
"Hai." sapa Adara.
"Hai."
"Lo ada jam pagi?" tanya Adara.
"Ada."
"Mau bareng atau sendiri?" tawar Adara.
Kenan melirik ke kanan dan kiri, "Sendiri."
"Oke." Adara berjalan meninggalkannya. Tapi tangan besar itu lebih dulu menahannya.
"Bareng aja."
"Lah? Tadi katanya mau sendiri."
"Tadi sama sekarang beda."
"Haha, ya udah ayo."
"Kemana?" tanya Kenan bingung.
"Maksudnya nanya gitu biar Gue gombal sama Lo?" Kenan menggeleng heran.
"Sini." Kenan mengulurkan tangannya.
"Apa?"
"Bareng."
"JADI CERITANYA BENERAN UDAH BAIKAN NIH!!!"
Kenan dan Adara terperanjat kaget mendengar suara beberapa orang dari arah belakang. Menoleh sembari melepaskan genggaman tangan itu, Kenan benar-benar geram melihat keempat sahabatnya yang tidak tau situasi.
Tunggu Lo semua! . Geram Kenan dalam hati.
"Aelah mukanya santuy kali, cuma mau lewat doang kita-kita, tuh." ujar Jordan merangkul Gerald.
"Kayaknya tuh muka sudah sangat sangar. Lebih bagusnya kita pergi dari sini sebelum kena amuk." bisik Bondan.
"Santai, santai. Ya nggak , Dar?"
"Apa?" tanya Adara bingung.
Mata Kenan menatap satu persatu sahabat gila-nya. Sumpah demi apapun ia akan memberikan pelajaran pada mereka yang tidak mau meninggalkannya untuk berdua bersama Adara.
"Eh? Panas ya." celetuk Angga.
Jordan mengibaskan tangannya didepan leher. "Ho'oh, panas bener, kuy langsung kantin aja."
"Keringetan Gue disini, go to the canteen lah." timpal Bondan melihat tatapan tajam Kenan.
"Eh iya. Permisi mbak Dara sama mas Kenan." keempatnya menundukkan bahu ketika melewati Kenan setelah itu berlari terbirit-birit.
Adara yang menyaksikan kekonyolan mereka hanya terkekeh sedikit.
"Senyum Lo tambah manis." ujar Kenan. Adara menghentikan tawa kecilnya.
"Bisa aja. Itu yang cowok dua tadi, temen baru?"
"Iya. Bondan sama Angga."
"Oh, pantes Gue baru liat kemaren di rumah Lo."
"Hm. Kalo Gue?" tanya Kenan.
Adara mengerutkan dahinya tak mengerti, "Maksudnya?"
"Penghuni baru di hati Lo, atau masih yang lama?"
Pipi Adara bersemu merah. "Masih yang lama."
"Berarti selama ini, nggak ada yang bisa milikin Lo selain Gue?"
Adara tersenyum lembut.
"Iya. Karena Gue cuma nunggu Lo."
Kenan terkekeh membuat kedua matanya berbentuk seperti bulan sabit.
"Dan Lo," Kenan menyelipkan anak rambut pada telinga Adara.
"Selalu jadi yang pertama, dan akan jadi yang terakhir buat Gue."
"Seriously?" tanya Adara bercanda.
"Dar, kalo bisa dan kalo Lo mau, Gue udah lamar Lo seka..." Adara menaruh jari telunjuknya pada bibir merah Kenan.
"Kenan apaan sih! Di denger orang!"
"Nggak pa-pa sih, sekalian."
"Sekalian apa?"
"Sekalian mereka tau, kalo perempuan cantik didepan Gue ini, adalah calon ibu dari anak-anak Gue kelak."
Blush. Kali ini Adara benar-benar dibuat mabuk oleh Kenan. Benar-benar diterbangkan ke luar angkasa yang mungkin Adara akan jatuh ke planet lain. Kenan sekarang sudah banyak bicara entah apa yang membuatnya seperti ini. Mungkin karena cinta?
"Udah Kenan, Gue beneran maluuu."
"Gue serius." Kenan mengambil kedua tangan Adara, menggenggamnya erat.
"Gue janji, suatu saat nanti akan bawa Lo ke depan semua keluarga untuk nyatain bahwa Lo adalah calon ibu dari anak-anak Gue. Calon masa depan Gue. Pegang janji Gue, Dar." tutur Kenan dengan mata tajam bak ingin menyelam lebih dalam pada mata Adara.
Adara benar-benar dihipnotis oleh Kenan. Adara tidak bisa berkutik bahkan di sepanjang koridor tersebut, gadis itu merasakan hawa panas yang membuat dirinya sedikit berkeringat.
"Kenan..."
"Iya?"
"Gue..."
"Lo nggak perlu mikirin apapun. Lo hanya perlu tunggu Gue. Tunggu sampai Gue bisa punya apa yang bisa Gue kasih sama Lo."
"Kenan, ini udah..."
"Gue nggak lagi mikirin apapun selain masa depan Gue, dan Lo."
Gadis itu merasakan matanya memanas mendengar penuturan Kenan. Adara meneteskan air mata bahagianya. Kenan sudah merancang masa depan bersama dirinya? Yang benar saja. Ini akan sangat membuat Adara tidak bisa tidur.
"Sssttt." Kenan menghapus air mata Adara.
"Jangan menangis sayang. Inget yang Gue bilang tadi.""Sekarang masuk kelas. Belajar yang pinter, karena anak Gue akan lahir cerdas dari seorang ibu yang cerdas."
"Kenan... Gue..."
"Ayo." Kenan menarik lembut tangan gadis itu.
Kenan benar-benar memporak-porandakan hatinya. Membuat udara di sekitarnya menjadi terhenti. Kenan, pria itu benar-benar susah ditebak. Dan kata-katanya akan menjadi mimpi indah untuk Adara.
*****
Siap-siap Mau Lari Karena Update Bakalan Lama Lagi. (pake helm putih) Bye-bye.
Vote, Komen, jangan lupa. Karena itu semua GRATIS. Kuy lah ajak semua temen-temen kelean buat baca.
Love. Semoga bahagia selalu ya semuanya❤️
Salam Manis Dari Aku
Author Tukang Ngaret
Desfika Ardera
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAN & ADARA
Teen Fiction[ℂ𝕠𝕞𝕡𝕝𝕖𝕥𝕖𝕕] 𝑷𝒖𝒃𝒍𝒊𝒔𝒉𝒆𝒅: 28 𝑴𝒂𝒚 2020 -𝒟𝑒𝓈𝒻𝒾𝓀𝒶 𝒜𝓇𝒹𝑒𝓇𝒶 - 𝐓𝐞𝐞𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 • 𝐂𝐨𝐦𝐞𝐝𝐲 • 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞 [𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐈𝐈 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐀𝐝𝐚𝐫𝐚] 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙖𝙬𝙖𝙡 𝙉𝙀𝙍𝙏𝙃 ••• Menceritakan pe...