22 - Gelisah Antara Lanjut atau Udahan

1.2K 144 48
                                    

Selamat hari raya idul fitri 1441 H semuanya🙏

Happy reading all.

***

Kenan berjalan tergesa-gesa membuat satpam yang membuka gerbang tadi menunduk takut tak berani menatap raut wajah Kenan yang tidak bersahabat. Biasanya Kenan akan tersenyum atau mengucapkan terimakasih pada satpam itu. Tapi kali ini tidak. Kenan benar-benar berbeda.

Cowok bertubuh jangkung itu masuk ke dalam rumah dan disambut hangat oleh Franco yang berdiri dengan kedua tangan pada saku celananya.

"Terimakasih Kenan. Papa kira kamu tidak akan datang," ujar Franco mencoba bersikap ramah.

Kenan hanya diam dengan jarak beberapa langkah dari Franco.

"Heleno tidak apa-apa," ujar Franco seperti membaca raut wajah putra sulungnya itu. "Itu hanya cara Papa agar kamu mau pulang,"

Mata Kenan mendelik tajam. Jadi Franco menipunya?

"Papa ingin jelaskan semuanya, Kenan. Tapi kamu tidak memberikan Papa kesempatan untuk menjelaskan yang sebenarnya,"

Kenan memejamkan matanya agar tidak terpancing emosi. Kenan sama sekali tidak ingin semuanya terlampiaskan pada sang ayah.

"Duduk dulu, Kenan," kata Franco sembari mendekat pada Kenan.

"Dengarkan Papa dulu. Setelah itu kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau,"

Kenan hanya diam tak menjawab. Setelah itu Kenan mengikuti Franco untuk duduk pada sofa dengan ruangan yang begitu menegangkan.

"Papa tahu kamu kecewa. Dan Mama juga pasti sangat kecewa," ujar Franco membuat Kenan menatap Franco dalam. Sudah tahu kenapa masih bertanya?

"Semuanya terjadi begitu cepat. Pagi itu ..."

Kedua tangan Kenan terkepal kuat.

"Kami melakukannya dengan tidak sengaja. Papa dan Lovita adalah rekan bisnis. Sekretaris Papa memilih salah satu restaurant untuk meeting bersama Lovita. Karena Papa tidak ingin meeting itu terganggu dengan hal lain jadi Papa memilih ruangan private,"

"Dan Papa melakukan semuanya di sana?" tanya Kenan sinis. "Kenan sudah bisa menebak kelanjutan kisah Papa dan calon istri Papa,"

Franco menahan tangan Kenan yang akan berdiri. Franco tersenyum pada Kenan. Senyum itu tidak menggambarkan rasa senang melainkan ada luka di dalamnya. Kenan kembali duduk namun tatapannya lurus ke depan.

Menurut Franco, Kenan benar-benar duplikat dari dirinya. Mudah terbawa emosi dan akan cepat tenang setelah itu.

"Meeting berjalan selama sepuluh menit. Papa tidak memesan apapun di restaurant itu. Hanya Lovita yang memesan satu minuman. Tiba-tiba seorang waiters yang mengantarkan minuman Lovita juga memberikan satu gelas minuman untuk Papa ..."

Kenan lalu menoleh pada Franco. Cowok itu seperti tidak sabaran menunggu kelanjutan cerita itu.

"... Awalnya Papa menolak karena sama sekali tidak memesan apapun. Namun, waiters itu mengatakan kalau minuman untuk Papa adalah bentuk bonus karena sudah memesan ruangan private. Saat itu, Papa sama sekali tidak tahu jadi Papa terima saja. Selesai meeting, Lovita menganjurkan Papa untuk minum dan setelah itu kami sama-sama merasakan kalau ada yang tidak beres ternyata ..."

KENAN & ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang